Berita Internasional Terkini

Respons Netanyahu atas Seruan Trump untuk Membatalkan Persidangan Korupsinya, 'Terima Kasih'

Perdana Menteri Israel Netanyahu berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump atas seruan terbuka untuk membatalkan persidangan korupsinya.

X.com/@netanyahu
KASUS KORUPSI NETANYAHU - Tangkapan layar melalui akun X (Twitter) resmi @netanyahu pada Jumat (27/6/2025). Perdana Menteri Israel Netanyahu (kiri) berterima kasih kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas seruan terbuka untuk membatalkan persidangan korupsinya. (X.com/@netanyahu) 

TRIBUNKALTIM.CO - Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan pembatalan sidang kasus korupsi yang melibatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Trump menyebut bahwa sidang tersebut merupakan "perburuan penyihir" dan bermuatan politik. Ia menganggap persidangan harus dibatalkan karena tidak pantas dilakukan kepada "pahlawan besar", sebuah klaimnya terhadap Netanyahu.

Pernyataan tersebut diunggahnya ke media sosial, bersama dengan pujian kepada militer Israel yang dikatakannya sebagai keberhasilan sejarah.

"Bibi dan saya baru saja melalui NERAKA bersama-sama, melawan musuh lama Israel yang sangat tangguh dan brilian, Iran, dan Bibi tidak mungkin lebih baik, lebih tajam, atau lebih kuat dalam CINTA-NYA terhadap Tanah Suci yang luar biasa," tulis Donald Trump di Truth Social pada Rabu (25/6/2025), menggunakan nama panggilan untuk pemimpin Israel tersebut.

Dirinya menyebut bahwa kesalahan Netanyahu harus diampuni atas jasa-jasanya karena telah berbuat banyak untuk Israel.

Baca juga: Donald Trump Desak Pembatalan Sidang Korupsi Netanyahu, Ampuni Seorang Pahlawan Besar!

"Persidangan Bibi Netanyahu harus DIBATALKAN, SEGERA, atau Pengampunan diberikan kepada Pahlawan Besar, yang telah berbuat banyak bagi Negara," lanjut Trump.

Amerika Serikat-lah yang menyelamatkan Israel, dan sekarang Amerika Serikat-lah yang akan menyelamatkan Bibi Netanyahu,” pungkasnya.

Respons Netanyahu Terhadap Seruan Trump

Meskipun hubungan keduanya dilaporkan sempat mengalami ketegangan karena konflik baru-baru ini, Benjamin Netanyahu membalas seruan Donald Trump di Truth Social dengan mengucapkan terima kasih.

"Saya berharap dapat terus bekerja sama dengan Anda untuk mengalahkan musuh bersama kita, membebaskan sandera kita, dan segera memperluas lingkaran perdamaian," tulis Netanyahu di platform X, sambil membagikan salinan unggahan Trump di Truth Social dan foto bersama mereka yang saling berjabat tangan.

Namun, respons lainnya datang dari politisi oposisi Israel yang mengkritik intervensi tak terduga Donald Trump dalam salah satu proses hukum paling kontroversial di negara mereka selama bertahun-tahun.

Dikutip dari The Guardian, Yair Lapid, pemimpin partai Yesh Atid, mengatakan bahwa Israel berterima kasih kepada Trump atas dukungannya dalam perang dengan Iran, di mana pesawat AS mengebom fasilitas nuklir Iran.

Baca juga: Donald Trump Emosi, Tak Percaya Gagal Hancurkan Nuklir Iran, Intel AS Sebut Cuma Rusak Pintu Masuk

Tetapi, ia menyoroti sikap campur tangan Donald Trump dalam proses hukum dan menyatakan bahwa presiden AS tersebut menawarkan dukungan kepada Netanyahu sebelum menekannya untuk membuat konsesi guna mencapai gencatan senjata baru dalam perang 20 bulan di Gaza.

Masih melalui The Guardian, Gilad Kariv, seorang anggota parlemen dari partai Demokrat, mengatakan bahwa Tradisi Yahudi mengajarkan tidak ada seorang pun yang kebal hukum.

"Bahkan seorang perdana menteri pun tidak,” sebutnya.

Kasus Korupsi yang Menyeret Benjamin Netanyahu

Pada Desember 2024, Netanyahu diketahui menjadi perdana menteri Israel pertama yang bersaksi sebagai terdakwa dalam persidangan pidana korupsi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved