Ibu Kota Negara

Estimasi Biaya Hidup di IKN Nusantara untuk Keluarga Kecil, BPS Kaltim Beber Faktor Tingginya Harga

Kali ini Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur terungkap biaya hidupnya

Editor: Budi Susilo
HO/OIKN
IKN DI KALTIM - Shalat Idul Adha 1446 H yang dilaksanakan di Plaza Seremoni IKN Kaltim, Jumat (6/6/2025). Terungkap estimasi biaya hidup di IKN Nusantara untuk keluarga kecil. (HO/OIKN) 

Berdasarkan nilai pengeluaran per kapita paling tinggi di Kaltim pada tahun 2024, adalah Kota Balikpapan (Rp 2.460.933,00), Kota Samarinda (Rp 2.258.433,00), Kota Bontang (Rp 2.176.917,00); dan Kabupaten Kutai Timur (Rp 2.163.799,00).

Bahkan keempat kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur tersebut merupakan yang tertinggi di Pulau Kalimantan.

Sebagai catatan kabupaten/kota dengan nilai pengeluaran per kapita paling tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan adalah Kota Banjar Baru (Rp 1.868.553,00). 

Kemudian kabupaten/kota dengan nilai pengeluaran per kapita paling tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat adalah Kota Pontianak (Rp 2.086.967,00).

Baca juga: IKN Nusantara Mangkrak? Pemerintah Jawab dengan Memulai Tahap II Pembangunan KIPP IKN Kaltim

Selanjutnya, kabupaten/kota dengan nilai pengeluaran per kapita paling tertinggi di Provinsi Kalimantan Tengah adalah Kabupaten Lamandau (Rp 2.076.508,00).

Berikutnya kabupaten/kota dengan nilai pengeluaran per kapita paling tertinggi di Provinsi Kalimantan Utara adalah Kabupaten Bulungan (Rp 1.836.145,00).

Berikut realitas pengeluaran individu dan keluarga yang dihimpun Kompas.com.

1. Tempat Tinggal: Pengeluaran Terbesar  Biaya sewa hunian menjadi pos pengeluaran terbesar di IKN. Permintaan melonjak seiring pembangunan, berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta per bulan, bahkan ada yang mencapai Rp 80 juta per tahun. Kos sederhana: Rp 1,5 juta – Rp3,5 juta/bulan (kamar mandi luar, tanpa AC). Kos standar: Rp 3,5 juta – Rp 5 juta/bulan (kamar mandi dalam, Wi-Fi, AC).

Kontrakan rumah sederhana: Rp 20 juta – Rp 50 juta/tahun (Rp 1,7 juta – Rp 4,2 juta/bulan). Utilitas (listrik, air, internet): Rp 500 ribu – Rp 1,5 juta/bulan. Estimasi untuk single: Rp 2,5 juta – Rp 5 juta/bulan. Estimasi untuk keluarga kecil: Rp 4 juta – Rp 8 juta/bulan (termasuk utilitas). 

2. Makanan:

Impor Bikin Harga Melonjak Biaya makanan di IKN cenderung tinggi karena ketergantungan pada pasokan dari Pulau Jawa atau Sulawesi, yang otomatis meningkatkan biaya logistik. Makan hemat (warung/warteg): Rp 15 ribu – Rp 25 ribu/porsi, atau Rp 45 ribu – Rp 75 ribu/hari (3 kali makan). Total: Rp 1,35 juta – Rp 2,25 juta/bulan. Makan menengah (restoran/kafe): Rp 50 ribu – Rp 100 ribu/porsi jika sering makan di luar (1-2 kali/minggu), total: Rp 1 juta – Rp 2 juta/bulan. Keluarga kecil: Rp 2,5 juta – Rp 4 juta/bulan, sangat tergantung frekuensi masak sendiri. 

3. Transportasi:

Masih Bergantung Kendaraan Pribadi Infrastruktur transportasi umum di IKN belum sepenuhnya berkembang, sehingga perantau masih sangat bergantung pada kendaraan pribadi.  Kendaraan pribadi (motor, bensin, perawatan): Rp 500 ribu – Rp 2 juta/bulan. Keluarga kecil: Rp 1 juta – Rp 2 juta/bulan, tergantung penggunaan mobil atau motor.

4. Hiburan dan Gaya Hidup:

Minim Pilihan, Tetap Berbiaya IKN belum memiliki pusat hiburan selengkap Jakarta. Namun, perantau mungkin mencari hiburan di kafe atau tempat rekreasi di Samarinda/Balikpapan. Single: Rp 300 ribu – Rp 1 juta/bulan (nongkrong di kafe, bioskop sesekali). Keluarga kecil: Rp 500 ribu – Rp 2 juta/bulan (termasuk rekreasi keluarga).

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved