Gibran Ditugaskan Urus Papua

Kabar Gibran Ditugaskan Urus Papua, Kata Pengamat soal Isu Pembuangan, Kalimat Yusril Ihza Disorot

Gibran ditugaskan untuk mengurus Papua. Kata pengamat soal munculnya isu pembuangan, kalimat Menko Yusril Ihza Mahendra disorot

Editor: Amalia Husnul A
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
GIBRAN KE PAPUA - Gibran Rakabuming Raka saat masih menjabat sebagai Walikota Solo, Rabu (18/10/2023) lalu. Gibran ditugaskan untuk mengurus Papua. Kata pengamat soal munculnya isu pembuangan, kalimat Menko Yusril Ihza Mahendra yang disorot. (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin) 

TRIBUNKALTIM.CO - Penugasan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka untuk mengurus Papua memunculkan sejumlah isu, salah satunya terkait pembuangan. 

Di medsos, ramai beredar isu pembuangan ini setelah Wapres Gibran mendapat amanah untuk mengurus persoalan Papua.

Munculnya isu pembuangan usai Wapres Gibran ditugaskan mengurus Papua, menurut pengamat politik Ray Rangkuti tidak mengherankan dan menyoroti pernyataan Menko Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra.

Diketahui, Menko Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra keesokan harinya memberikan penjelasan terkait pernyataannya soal penugasan Gibran ke Papua.

Baca juga: Gibran Diminta Dialog dengan Masyarakat Papua termasuk KKB, Uskup Jayapura: Dengar Harapan Mereka

Pengamat politik, Ray Rangkuti mengatakan tidak heran dengan munculnya isu pembuangan yang ramai setelah kabar penugasan Gibran ke Papua

Menurut Ray Rangkuti, peran Gibran sebagai wapres untuk mengepalai percepatan pembangunan di Papua memang sudah tertulis pada Undang-Undang nomor 2 tahun 2021 tentang Otonomi Khusus (Otsus).

Sebelumnya, Ma'ruf Amin, wapres pada periode kedua Presiden Jokowi, pun menjalani amanah serupa.

Namun, ada perbedaan persepsi yang muncul ketika Ma'ruf Amin dan Gibran menghadapi tugas wapres ini.

Menurut Ray, Ma'ruf Amin adalah wapres yang dipahami tak berambisi menjadi presiden ataupun menjadi wapres pada periode selanjutnya.

Sehingga, pelaksanaan tugasnya di Papua tidak dipandang secara peningkatan karir politik. Hal itu yang membedakannya dengan Gibran.

"Kalau Pak Maruf itu ya lima tahun selesai. Oh, Gibran itu kan mengkalkulasi semua tugas-tugas dia dan sebagainya itu dalam konteks ya terus meningkatkan karir politiknya gitu loh kira-kira itu. Dan itu tentu lumrah bagi politisi kan.

Apapun langkah dia maupun tindakan dia, ucapan dia, macam-macam itu bagian dari dia mengakumulasi apa modal politik kan," kata Ray saat berbicara di channel Youtube (@abrahamsamadspeakup), dikutip Selasa (15/7/2025).

Dengan dasar hukum Undang-Undang Otsus, kata Ray, penugasan Gibran ke Papua bukanlah pembuangan.

Hanya saja, saat tugas wapres yang sudah tercantum pada Undang-Undang diumumkan sebagai penugasan khusus, hal itu yang masyarakat ramai menafsirnya sebagai pembuangan.

"Itu bukan penugasan khusus ya memang itu sudah diberikan amanahnya kan. Tapi kalimat penugasan khusus itu kan menimbulkan spekulasi seolah-olah Gibrani ini dibuang gitu loh kira-kira kan, dibuang ke Papua gitu."

"Padahal enggak dibuang. Memang itu adalah tugasnya," kata Ray.

Pernyataan Yusril Ihza Mahendra yang Diklarifikasi

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra mengungkap, Prabowo menugaskan Gibran untuk mengurusi permasalahan di Papua

"Sekarang ini akan diberikan penugasan, bahkan mungkin akan ada juga kantornya Wakil Presiden untuk bekerja dari Papua, menangani masalah ini," ujar Yusril dalam acara Launching Laporan Tahunan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Tahun 2024, Selasa (8/7/2025), dikutip dari Kompas.com .

"Saya kira ini pertama kali Presiden akan memberikan penugasan kepada Wakil Presiden untuk penanganan masalah Papua ini. Karena memang sampai hari ini belum ada penugasan khusus dari Presiden," ujar Yusril.

Keesokan harinya, Yusril mengklarifikasi kalimatnya bahwa amanah Gibran untuk menangani percepatan pembangunan Papua bukanlah penugasan khusus melainkan amanah Undang-Undang Otsus.

Ia juga mengklarifikasi soal Gibran yang disebut sebelumnya akan berkantor di Papua.

"Jadi bukan Wakil Presiden yang akan berkantor di Papua, apalagi akan pindah kantor ke Papua," kata Yusril dalam siaran pers, Rabu (9/7/2025) pagi.

Dalam Undang-Undang Otsus Papua sendiri menjelaskan bahwa Wakil Presiden merupakan ketua dari Badan Khusus yang memiliki kantor lembaga kesekretariatan di Papua. Hal tersebut diatur dalam Pasal 68A ayat (2) UU Otsus Papua.

Dalam hal ini, Badan Khusus tersebut bernama Badan Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua.

"Badan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas seorang ketua dan beberapa orang anggota dengan susunan sebagai berikut: a. Wakil Presiden sebagai Ketua," bunyi Pasal 68A ayat (2) UU Otsus Papua.

Selain Wapres, badan khusus tersebut juga beranggotakan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dan satu orang perwakilan dari setiap provinsi di Papua sebagai anggota.

 "Untuk mendukung pelaksanaan tugas badan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibentuk lembaga kesekretariatan yang berkantor di Papua," bunyi Pasal 68A ayat (3) UU Otsus Papua.

Adapun dalam Bab Penjelasan UU Otsus Papua, Badan Khusus yang dipimpin oleh Wapres bertugas untuk melakukan sinkronisasi, harmonisasi, evaluasi, dan koordinasi pelaksanaan Otsus, dan pembangunan di wilayah Papua sebagai upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembangunan di Papua.

Baca juga: Respons Istana soal Kabar Gibran Ditugaskan ke Papua, Mensesneg Bantah Penugasan Langsung Prabowo

(*)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Ray Rangkuti Bedah Isu Penugasan Gibran ke Papua Sebagai 'Pembuangan', Kalimat Yusril Jadi Pangkal

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved