Liputan Khusus

Sejarah Chromebook, Dibuat Google untuk Atasi Lemot Pada Komputer, di Indonesia Jadi Ladang Korupsi

Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) masih terus bergulir.

TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
KORUPSI CHROMEBOOK - Ilustrasi unit bantuan chromebook yang diberikan ke salah satu sekolah di Kaltim. Inilah sejarah terciptanya Chromebook (TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS) 

Menurut Google, Chromebook Pixel telah mengubah cara orang menggunakan laptop mereka.

Lalu, pada tahun 2015 Google merilis Chromebook pertama yang mengusung teknologi USB-C.

Teknologi itu memungkinkan orang untuk memindahkan data dan mengisi daya laptop dengan cepat.

Dua tahun kemudian raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu meluncurkan Chromebook yang dibekali dengan chip keamanan Titan C guna mengamankan perangkat itu dan melindungi identitas penggunanya.

Di samping itu, Google meluncurkan Chromebooks for Education untuk membantu para guru dan siswa memutakhirkan pengalaman belajar.

Google bekerja sama dengan ACER, ASUS, Dell, HP, Lenovo, Samsung, AMD, Intel, MediaTek, Qualcomm, dan lainnya untuk membuat Chromebook dalam berbagai ukuran dan spesifikasi.

Kondisi Laptop Chromebook di Kaltim

Dugaan korupsi dalam proyek pengadaan laptop Chromebook untuk program Digitalisasi Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2019–2022 menyita perhatian publik.

Proyek senilai triliunan rupiah itu mengalirkan sekitar 1,2 juta unit laptop Chromebook ke berbagai daerah, termasuk Kota Bontang.

Berdasarkan data terbuka yang diakses melalui laman resmi Kemendikbud, (https://lookerstudio.google.com/u/0/reporting/...), tercatat ada 13 sekolah di Bontang yang menerima bantuan.

Baca juga: Profil Jurist Tan, Eks Stafsus Nadiem Makarim, Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Belum Ditahan

Mulai dari jenjang PAUD, SD, SMP, hingga SMA dan SLB.

Beberapa di antaranya adalah TK Kartini V-10, SD Alam Baiturahman, SDN 002 Bontang Selatan, SDN 001 Bontang Utara, SMP IT Yabis, SMP Advent, SMP Imanuel, SMP YPPI, SMP Perintis, SMP Galilea, SMP Islam Nurul Iman, SMA Hidayatullah, dan SLB Negeri Bontang.

Namun, dari jumlah tersebut, bantuan ke tiga sekolah dibatalkan, yakni SD Alam Baiturahman, SDN 002 Bontang Selatan, dan SDN 001 Bontang Utara.

Tribun Kaltim menyambangi sejumlah sekolah penerima untuk memastikan kondisi barang yang sempat terseret isu dugaan korupsi itu.

Di SMP YPPI Bontang, Jalan WR Soepratman, Kelurahan Tanjung Laut, Kepala Sekolah Safriyati menegaskan bahwa bantuan yang diterima pada 2021 dalam kondisi baik dan sangat bermanfaat.

“Laptop digunakan setiap tahun untuk ujian ANBK. Kami juga pakai untuk praktik komputer, bahkan guru kadang menggunakannya untuk persiapan materi pembelajaran,” kata Safriyati, saat ditemui,  Rabu (16/7).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved