Breaking News

Berita Samarinda Terkini

Terowongan Samarinda Aman, PUPR Bangun Benteng Pelindung di Sisi Lereng

Pemkot Samarinda memastikan bagian dalam Terowongan Samarinda tetap aman pascalongsor yang terjadi di sisi inlet pada Mei 2025 lalu.

TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
DILENGKAPI PENERANGAN - Bagian dalam Terowongan Samarinda yang telah dilengkapi penerangan dan rambu lalu lintas (14/7). Proyek ini memasuki tahap akhir kontrak fisik dan siap beroperasi begitu seluruh aspek keamanan lereng dinyatakan stabil. (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA — Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) memastikan bagian dalam Terowongan Samarinda tetap aman pascalongsor yang terjadi di sisi inlet pada Mei 2025 lalu.

Sebagai langkah mitigasi, struktur pelindung atau 'benteng' kini tengah dibangun untuk memperkuat lereng dan menjaga terowongan dari potensi reruntuhan.

"Justru rekomendasinya kami harus membuat semacam benteng pelindung di depan untuk mengamankan bagian dalam. Alhamdulillah tunnel sisi dalam aman, tidak terdampak reruntuhan itu," ungkap Sekretaris Dinas PUPR Samarinda, Neneng Camelia Shanti.

Neneng menegaskan bahwa bencana longsor tersebut tidak berdampak pada konstruksi bagian dalam terowongan.

Baca juga: Walikota Samarinda Klarifikasi Foto Longsor Terowongan, Sebut Tumpukan Tanah Untuk Stabilitas Lereng

Ia menjelaskan, pemantauan pergerakan tanah telah dilakukan sejak Desember 2024 menggunakan alat khusus yang dipasang oleh pelaksana proyek.

Tanda-tanda awal pergerakan lereng sudah terdeteksi sebelum akhirnya curah hujan ekstrem menyebabkan longsoran pada bulan Mei.

"Ada alat khusus yang ditempatkan pihak pelaksana untuk memantau pergerakan lereng. Sebenarnya sudah terpantau akan terjadi pergerakan. Terjadilah curah hujan kemarin di bulan Mei, terjadi rontokan di sisi inlet Mei lalu," jelas Neneng.

Reruntuhan tanah yang cukup besar sempat menimbulkan pertanyaan dari masyarakat terkait keterlambatan penanganan di lapangan.

Baca juga: Perkuat Lereng, Proyek Terowongan Samarinda Siapkan Perpanjangan Struktur 72 Meter

Namun, Neneng menegaskan bahwa setiap langkah penanganan pascalongsor di Terowongan Samarinda dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan sesuai dengan rekomendasi para ahli.

"Tumpukannya lumayan banyak memang. Sejak pertama terjadi runtuhan itu ada runtuhan susulan. Mungkin masyarakat bertanya kenapa tidak segera ditindaklanjuti. Setelah terjadi rontokan kami konsultasi dengan tim ahli dari Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur dan tim dari ITB," terangnya.

"Kami tidak bisa serta merta melakukan tindak lanjut terhadap kejadian itu. Ada proses konsultasi, kami menunggu lereng stabil dulu. Kalau misalnya terjadi rontokan kita tarik, malah lebih rontok lagi," tambahnya.

Terlepas dari kejadian longsor, proyek terowongan sepanjang 400 meter dengan lebar 10 meter itu sebenarnya telah rampung secara fisik sejak akhir 2024.

Baca juga: DPRD Samarinda Soroti Longsor Terowongan dan Desak Evaluasi Teknis Proyek Ratusan Miliar

Pemasangan sistem penerangan dan rambu lalu lintas juga telah tuntas dan siap digunakan.

"Kontrak yang ada sudah selesai pekerjaannya. Di dalam sudah sampai penerangan dan rambu-rambu sudah terpasang semua. Sebenarnya menunggu beroperasi saja sebelum kejadian longsor kemarin," jelasnya.

Proyek yang dibangun sejak 2023 ini merupakan bagian dari kontrak tahun jamak (multiyears contract/MYC) yang dijadwalkan selesai pada 2025.

Pemkot Samarinda berharap, setelah pembangunan struktur benteng pelindung rampung dan lereng benar-benar stabil, terowongan dapat segera dioperasikan untuk mendukung konektivitas di Samarinda. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved