Kasus Pembunuhan di Muara Kate

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Muara Kate, Sorotan Gibran hingga Butuh 8 Bulan Polisi Tetapkan Tsk

Fakta-fakta kasus pembunuhan Muara Kate. Ada sorotan Wakil Presiden Gibran Rakabuming hingga butuh 8 bulan polisi tetapkan tersangka.

|
Kolase Tribun Kaltim / Tribun Solo
PEMBUNUHAN MUARA KATE - (Kiri) Konferensi Pers Polda Kaltim dan (Kanan) Wapres Gibran. Fakta-fakta kasus pembunuhan Muara Kate. Ada sorotan Wakil Presiden Gibran Rakabuming hingga butuh 8 bulan polisi tetapkan tersangka. (Kolase Tribun Kaltim / Tribun Solo) 

Berikut ini kronologi dan timeline peristiwa berdasarkan dokumentasi pemberitaan TribunKaltim.co.

Kronologi Kasus Pembunuhan di Muara Kate

15 November 2024 

Pukul 04.30 WITA, peristiwa tragis terjadi.

Russel (60), warga masyarakat adat Dayak, ditemukan tewas akibat luka bacok di bagian leher.

Satu korban lainnya adalah, Ansouka (55) mengalami luka serius dan dirawat di RSUD Panglima Sebaya, Paser.

Serangan dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK).

15 November 2024 (Sore)

Kapolres Paser dan Dandim 0904/Paser bertemu dengan Dewan Adat Kaltim dan tokoh masyarakat membahas insiden.

16 November 2024

Pertemuan lanjutan dilakukan di Balikpapan membahas dampak sosial dan budaya dari peristiwa tersebut.

26 November 2024

Kabid Humas Polda Kaltim menyampaikan bahwa 15 saksi telah diperiksa di Polres Paser.

Korban selamat yang terluka, Ansouka mengaku tidak mengenali pelaku.

13 Juni 2025

Pemerintah Kabupaten Paser menggelar rapat bersama TNI-Polri dan Setwapres membahas penggunaan jalan hauling tambang di wilayah Muara Kate.

15 Juni 2025

Wapres RI Gibran Rakabuming Raka berkunjung ke Muara Kate untuk menemui warga membahas isu pertambangan dan hauling.

22 Juli 2025

Polda Kalimantan Timur menggelar konferensi pers di ruang Rupatama terkait perkembangan pengungkapan kasus pembunuhan Russel.

Dalam keterangan resminya, jajaran Polda Kaltim menyampaikan bahwa kasus yang diungkap ini tidak hanya melibatkan unsur pembunuhan berencana, namun juga mencakup unsur penganiayaan yang menyebabkan kematian.

Peristiwa tragis ini terjadi di wilayah pedalaman Kabupaten Paser dan sempat menyita perhatian publik, khususnya masyarakat sekitar Muara Komam.

Berdasarkan hasil penyelidikan awal, korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan sejumlah luka bekas penganiayaan.

Kapolda Kaltim Irjen Pol Endar Priantoro, didampingi Direskrimum Kombes Pol Jamaluddin Farti dan Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Yuliyanto hadir dalam konferensi pers 

Pihak kepolisian juga membeberkan sejumlah barang bukti serta kronologis kejadian awal, yang menguatkan dugaan bahwa tindak pidana tersebut dilakukan dengan unsur perencanaan.

Polda Kaltim menegaskan komitmennya dalam menindak tegas pelaku kejahatan berat seperti pembunuhan, terlebih jika disertai unsur perencanaan. Proses hukum akan terus berlanjut hingga tuntas. (*)

Latar Belakang Konflik Muara Kate

Dikutip dari Wikipedia, Konflik Muara Kate atau Tragedi Muara Kate adalah konflik yang timbul antara pihak warga dusun Muara Kate, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur dan pihak perusahaan tambang batu bara, PT Mantimin Coal Mining yang terjadi sejak tahun 2024 hingga saat ini.

Konflik ini berlatar belakang dari warga yang menolak penggunaan jalan umum sebagai jalur truk batu bara mereka.

Warga Muara Kate mendirikan posko anti-hauling sebagai bentuk protes terhadap penggunaan jalan umum oleh truk batu bara yang melintas menuju Desa Rangan di Kabupaten Paser.

Pendirian posko ini didasari atas peristiwa kecelakaan seorang pendeta yang terlindas truk batu bara.

Konflik ini berawal pada 26 Oktober 2024, dari peristiwa kecelakaan yang dialami Veronika Fitriani, seorang pendeta yang diduga dilindas truk milik PT Mantimin Coal Mining hingga korban meninggal.

Hal ini membuat warga memblokir jalan karena menurut mereka truk tambang tidak boleh menggunakan jalan umum. Hal ini juga dipicu tidak adanya upaya yang diambil otoritas setempat.[2]

Pada 15 November 2024, 2 orang yang sedang tidur di posko penolakan jalur tambang di Muara Kate, yaitu Russel dan Anson mendapat penyerangan oleh pelaku yang tidak dikenali.

Penyerangan ini berupa penyayatan kedua leher korban yang terjadi pada pukul 4.30 WITA.

Akibat dari penyerangan ini, 2 orang warga dilarikan ke ke RSUD Panglima Sebaya, Tanah Grogot untuk mendapatkan tindakan medis.

Namun, Rusel dinyatakan meninggal akibat luka tersebut dan Anson masih dirawat intensif di rumah sakit. (*)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved