TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Integrited farming pada lahan pasca tambang batu bara oleh PT Equalindo Makmur Alam Sejahtera (PT EMAS), yang berada di kawasan Kerta Buana, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, didukung Pemprov Kaltim.
Secara langsung, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi datang diundang pihak PT Equalindo untuk melihat progres proyek pengembangan integrited farming.
Untuk diketahui integrited farming adalah sistem pertanian terpadu yang mengintegrasikan kegiatan sub sektor pertanian, tanaman, ternak, ikan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya alam.
Hadi Mulyadi mengapresiasi PT Equalindo yang sudah menjari percontohan reklamasi pasca tambang, menjadi peternakan dan perkebunan seluas 52 hektar.
Baca juga: Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi Imbau Seluruh Perusahaan agar Tingkatkan Kepedulian
Baca juga: Wagub Hadi soal CSR Perusahaan Tambang Rp 500 Miliar untuk Kampus UI: Kenapa tak Diberi ke Kaltim
Baca juga: Ketar-ketir Virus PMK, Peternak di Balikpapan Hentikan Sementara Suplai Sapi dari Jawa
Dia berharap proyek integrated farming ini bisa dikembangkan secara berkelanjutan dan diikuti perusahan lain yang ada di Benua Etam.
"Harapan kita, seluruh pengusaha tambang dari PKP2B dan IUP yang bekerja di Kaltim seyogyanya membangun perkebunan, peternakan dan keramba, yang bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Kaltim," ungkapnya, Selasa (10/5/2022).
"Ini bukan satu-satunya, harusnya di seluruh lahan pasca tambang di Kaltim, akhirnya bisa mempekerjakan masyarakat disekitarnya," imbuh Hadi Mulyadi.
Terkait kendala listrik yang dihadapi perusahaan sendiri, Hadi Mulyadi akan mencoba agar Dinas ESDM Kaltim berkomunikasi dengan pihak PLN.
Pasalnya, melihat potensi yang ada masih perlu dikembangkan agar lebih optimal.
"Karena setelah berjalannya waktu 52 hektar itu tidak cukup untuk proyek yang ditargetkan. Kabarnya akan ada perluasan-perluasan lagi di sekitar sini," tukas Hadi Mulyadi.
Sementara itu Legal Corporate Equalindo Group, Leo Hutapea mengatakan pihaknya yang bergerak di jasa pertambangan saat ini tengah beroperasi di kecamatan Sanga-sanga.
Sementara Equalindo Farm sendiri, khusus unit usaha lain yang dalam operasionalnya masih disubsidi dari keuntungan produksi batu bara.
"Belum bisa berdiri sendiri karena biayanya cukup besar dan tidak ada penjualan. Karena itu subsidi dari usaha kita yang lain," terangnya diawal keterangan saat ditemui.
Bertanya kendala, pihaknya ingin dari manajemen supaya menekan cost produksi.
Terlebih, Selama ini penggunaan listrik di Equalindo Farm untuk proyek integrated farm berjalan selama 24 jam ditopang oleh genset.