Berita Balikpapan Terkini

Anggota DPRD Suwanto Dorong Gerakan Kampung Bungas, dari Lahan Sempit ke Juara Lingkungan Nasional

Kampung Bungas di Balikpapan ubah wajah lingkungan padat menjadi hijau, sehat, dan mandiri lewat gerakan kolektif warga.

|
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH
PENGHARGAAN CGH - Anggota DPRD Balikpapan Suwanto (enam kiri atas) bersama warga Kampung Bungas dan jajaran Pemerintah Kota Balikpapan berfoto bersama usai menerima penghargaan dalam ajang Awarding Clean, Green, Healthy (CGH) dan Eco Office 2025 di BSCC Dome Balikpapan, Selasa (4/11/2025). Penghargaan ini menandai keberhasilan Kampung Bungas menjadi kawasan percontohan lingkungan bersih dan produktif hasil inisiatif kolektif warga yang digerakkan oleh Suwanto. (TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Program Kampung Bungas yang merupakan singkatan dari Kampung Buah, Bunga, dan Sayur menjadi kawasan percontohan yang menggabungkan penghijauan, ketahanan pangan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Program ini telah menarik perhatian karena keberhasilannya membangun budaya hidup bersih, hijau, dan sehat (Clean, Green, Healthy/CGH).

Dalam ajang Awarding CGH dan Eco Office 2025 yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan di BSCC Dome pada Selasa (4/11/2025), Kampung Bungas bahkan dinobatkan sebagai Juara 1 kategori RT CGH.

Namun di balik penghargaan itu, terdapat kisah panjang kerja kolektif warga yang dipimpin oleh anggota DPRD Balikpapan, Suwanto.

Ia menjadi inisiator gerakan yang kini menumbuhkan solidaritas lintas RT dan mengubah wajah kampung dari kawasan padat menjadi lingkungan produktif.

Baca juga: DPRD Balikpapan Dorong Modernisasi Layanan PBG, Khawatirkan Birokrasi Lambat Hambat Investasi

"Kami tidak pernah berpikir untuk ikut lomba. Yang penting, lingkungan berubah. Dari pengelolaan sampah sampai menjaga tanaman, semua kami lakukan bersama," ujar Suwanto.

Gerakan Kampung Bungas mulai dirintis sejak 2019 melalui kolaborasi dua RT, yakni RT 68 dan 69, kemudian meluas hingga mencakup RT 64, 65, 66, 68, dan 69.

Pemicunya sebatas keinginan memanfaatkan lahan sempit untuk hal yang bermanfaat.

Gagasan itu terus berkembang, terutama setelah pandemi 2022, ketika masyarakat semakin sadar pentingnya ketahanan pangan rumah tangga.

Kini, hampir setiap rumah di kawasan itu memiliki lubang tanam hidroponik atau pekarangan produktif.

Baca juga: Mahasiswa Universitas Mulia Belajar Pembentukan Perda di DPRD Balikpapan

Lebih dari 3.000 titik tanam tersebar di lima RT, menghasilkan beragam komoditas seperti selada, cabai, sawi, tomat, hingga terong.

Sebagian hasil panen dijual untuk menambah pendapatan keluarga, sementara sisanya digunakan untuk konsumsi sehari-hari.

"Program ini bukan hanya tentang tanaman, tapi bagaimana warga bisa mandiri dan punya kebanggaan terhadap lingkungannya," tutur Suwanto.

Kekuatan utama Kampung Bungas terletak pada gotong royong.

Warga menyediakan lahan, pemerintah mendukung sarana dan pelatihan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved