Berita Pemkot Bontang

Walikota Bontang Neni Moerniaeni Akui Ada Tantangan Lapangan Penurunan Angka Stunting

Capaian penurunan stunting di Kota Bontang, Kalimantan Timur memang patut diapresiasi.

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
CEGAH STUNTING BONTANG - Walikota Bontang, Neni Moerniaeni menggendong bayi saat meninjau posyandu di Kelurahan Tanjung Laut, dalam kegiatan Operasi Timbang Serentak Jilid pertama pertengahan Mei lalu. Walikota Bontang, Neni optimistis dengan sinergi lintas sektor, angka stunting di Bontang akan terus menurun dan menjadi contoh penanganan efektif di Kalimantan Timur. (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN) 

Ringkasan Berita:
  • Pemkot Bontang melibatkan seluruh unsur untuk tangani stunting di Kota Bontang; 
  • Kegiatan penurunan angka stunting Kota Bontang tak sebatas pada pencatatan angka;
  • Banyak orangtua di Bontang belum memahami manfaat proses penimbangan balita;
  • Masyarakat harus paham betul soal tumbuh kembang anak termasuk gizi.

 

TRIBUNKALTIM.COM, BONTANG - Capaian penurunan stunting di Kota Bontang, Kalimantan Timur memang patut diapresiasi. Namun, di balik angka yang menurun signifikan, Pemerintah Kota Bontang mengakui masih banyak tantangan lapangan yang harus dituntaskan.

Demikian disampaikan oleh Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, saat meninjau pelaksanaan timbang serentak di Posyandu Bontang Lestari, Selasa (4/11/2025).

Dia tegaskan, melalui Operasi Timbang Serentak Jilid II yang berlangsung pada 4 November hingga 8 November 2025, Pemkot berupaya memastikan seluruh balita terpantau pertumbuhannya. 

Data awal menunjukkan capaian partisipasi baru menyentuh 32,91 persen dari total 9.674 balita sasaran.

Baca juga: Walikota Neni Moerniaeni Pantau Operasi Timbang Balita, Evaluasi Stunting Bontang Capai Kemajuan

“Masih ada wilayah dengan partisipasi rendah, terutama di kawasan pesisir dan permukiman padat. Ini yang sedang kami kejar dengan sistem jemput bola,” ujar Walikota Bontang, Neni Moerniaeni.

Menurut Neni, tantangan di lapangan tidak hanya soal kehadiran warga, tetapi juga terkait akses dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak. 

“Sebagian orangtua belum menjadikan penimbangan sebagai kebutuhan rutin. Padahal, dari situ kita tahu apakah anaknya tumbuh sesuai atau tidak,” tuturnya.

Dari hasil timbang sementara, tercatat 609 balita atau sekitar 19,13 persen teridentifikasi dalam kategori pendek. 

Beberapa kelurahan seperti Bontang Lestari dan Berbas Pantai menjadi fokus pendampingan karena persentase balita pendek masih di atas rata-rata kota.

Meski begitu, Neni memastikan pemerintah tidak berhenti pada pencatatan angka semata. 

Baca juga: Bontang Turunkan Stunting 17 Persen, Walikota Tegaskan Data Jadi Senjata Intervensi Gizi Terpadu

Pasca-timbang pertama pada Mei 2025, Pemkot langsung menyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi 1.219 balita dan 65 ibu hamil yang mengalami masalah gizi.

“Intervensi ini menunjukkan hasil positif, angka stunting kita turun dari 17 persen menjadi sekitar 12 persen,” ungkapnya.

Ia menekankan, Operasi Timbang Serentak Jilid II kali ini juga berfungsi sebagai ajang evaluasi terhadap efektivitas intervensi gizi yang sudah dijalankan. 

Pemerintah ingin memastikan perbaikan tidak hanya terjadi di atas kertas, tetapi nyata pada pertumbuhan anak-anak.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved