Berita DPRD Balikpapan

DPRD Balikpapan Ingatkan Pemkot untuk Jaga Performa Sektor Pariwisata di Kota Minyak

Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Japar Sidik, menyoroti pentingnya menjaga performa sektor wisata

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN
PARIWISATA DI BALIKPAPAN – Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Japar Sidik, Beliau menilai penundaan pembangunan fasilitas pendukung wisata, seperti ground water tank di kawasan Pantai Manggar, dapat menurunkan kenyamanan pengunjung dan aktivitas ekonomi warga. Ia menegaskan agar sektor pariwisata tetap dijaga karena berperan langsung dalam menggerakkan usaha kecil dan UMKM lokal. (TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Penyesuaian dan pemangkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Balikpapan tahun 2025 dinilai dapat membawa dampak berantai terhadap sektor ekonomi kepariwisataan.

Pasalnya, sejumlah fasilitas dasar yang menunjang kawasan wisata terancam mengalami penundaan pembangunan.

Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Japar Sidik, menyoroti pentingnya menjaga performa sektor wisata sebagai salah satu ruang penghidupan ekonomi masyarakat. 

Baca juga: DPRD Balikpapan Dorong Penguatan Kesiapsiagaan Hadapi Ancaman Bencana

Menurutnya, pembangunan fasilitas publik di kawasan pantai tidak hanya berkaitan dengan kenyamanan wisatawan, tetapi juga menggerakkan aktivitas usaha kecil seperti pedagang, penyedia jasa, hingga pelaku UMKM.

"Ketika fasilitas pendukung tidak optimal, yang terdampak bukan hanya wisatawan. Pelaku usaha lokal ikut merasakan turunnya perputaran ekonomi," kata Japar. 

Salah satu fasilitas yang ia nilai memiliki dampak strategis adalah pembangunan ground water tank di kawasan wisata pantai, termasuk Pantai Manggar.

Infrastruktur tersebut dirancang untuk menjamin ketersediaan air bersih, terutama saat kunjungan wisatawan membludak.

Ia menjelaskan bahwa rencana awal pembangunan mencakup empat unit ground water tank.

Namun, penyesuaian Tambahan Penghasilan Pegawai (TKD) serta pemangkasan anggaran di sejumlah pos menyebabkan proyek tersebut belum dapat direalisasikan tahun ini.

"Proyek ini sifatnya penunjang langsung pelayanan. Jika ditunda terlalu lama, kualitas layanan kepada pengunjung bisa terpengaruh," tegasnya.

Pantai Manggar selama ini menjadi salah satu destinasi unggulan kota.

Tingginya jumlah pengunjung disebut dapat memunculkan masalah sanitasi dan kenyamanan jika suplai air bersih tidak terjaga.

Kondisi tersebut berpotensi menurunkan citra daerah sebagai destinasi wisata keluarga yang ramah dan tertata.

Di sisi lain, Pemerintah Kota Balikpapan menghadapi tantangan berat setelah total APBD 2025 mengalami pemotongan sekitar Rp1,3 triliun.

Besaran tersebut setara hampir sepertiga dari anggaran yang direncanakan, sehingga pemerintah perlu melakukan penyesuaian ulang terhadap prioritas program.

Japar memahami bahwa efisiensi fiskal yang dilakukan pemerintah tak terhindarkan. 

Namun, ia mengingatkan agar sektor-sektor produktif yang memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat tetap dijaga keberlanjutannya.

"Pemotongan ini signifikan. Ada program yang tentu harus tertunda. Tapi sektor yang mampu menggerakkan ekonomi daerah, seperti pariwisata, jangan sampai kehilangan momentumnya," ujarnya.

Ia mengusulkan pemerintah menyusun strategi anggaran adaptif, bukan sekadar mengurangi kegiatan pembangunan. 

Menurutnya, investasi terhadap infrastruktur wisata berpotensi memberikan efek pengganda yang lebih besar dibandingkan sektor lain dalam situasi pengetatan fiskal.

"Kuncinya bukan hanya hemat, tapi efektif. Jika fasilitas wisata terjaga, ekonomi lokal tetap hidup, dan Balikpapan tetap punya daya tarik di tengah persaingan destinasi," tutupnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved