Berita Nasional Terkini
Respons Jokowi soal Usulan Soeharto dan Gus Dur jadi Pahlawan Nasional
Respons Jokowi soal Gus Dur dan Soeharto diusulkan jadi pahlawan nasional menarik perhatian publik setelah wacana ini menuai reaksi pro dan kontra
Ringkasan Berita:
- Jokowi menilai pro-kontra terkait usulan Soeharto jadi pahlawan nasional adalah hal wajar dalam negara demokrasi
- Jokowi menegaskan, setiap pengajuan gelar pahlawan harus melalui mekanisme dan pertimbangan matang dari tim ahli
- Usulan ini muncul dari Kementerian Sosial yang mengajukan 40 nama tokoh, termasuk Soeharto dan Gus Dur, ke Dewan Gelar yang diketuai Fadli Zon.
TRIBUNKALTIM.CO - Respons Jokowi soal Gus Dur dan Soeharto diusulkan jadi pahlawan nasional menarik perhatian publik setelah wacana ini menuai reaksi pro dan kontra dari berbagai kalangan.
Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menegaskan bahwa perbedaan pendapat dalam hal ini adalah sesuatu yang lumrah dalam negara demokrasi.
Ia menyebut bahwa setiap warga negara berhak memiliki pandangan masing-masing terhadap sosok yang dianggap berjasa bagi bangsa.
“Iya, biasa dalam negara demokrasi ada pro dan kontra, ada yang setuju, ada yang tidak setuju, saya kira biasa,” ujar Jokowi ketika ditemui di Solo, Kamis (6/11/2025).
Baca juga: 30 Puisi Hari Pahlawan 2025 Singkat dan Menyentuh, Bisa Dibagikan ke Medsos!
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi menanggapi penolakan dari sejumlah pihak terhadap usulan menjadikan Presiden ke-2 RI, Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional.
Menurut Jokowi, proses pengusulan gelar Pahlawan Nasional tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ia menekankan bahwa setiap nama yang diajukan harus melewati mekanisme ketat dan pertimbangan matang dari tim yang berwenang.
“Tapi yang jelas ini kan ada tim, ada timnya para pakar yang juga memiliki pertimbangan-pertimbangan yang kita semua harus menghargainya,” ujarnya.
Dukungan Jokowi terhadap Soeharto dan Gus Dur
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menyampaikan dukungannya terhadap pengusulan dua tokoh besar, yakni Soeharto dan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sebagai Pahlawan Nasional.
Ia menilai bahwa kedua tokoh ini memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia di bidang dan era kepemimpinan masing-masing.
“Ya, setiap pemimpin, baik itu Presiden Soeharto maupun Presiden Gus Dur, pasti memiliki peran dan jasa terhadap negara,” jelas Jokowi.
Ia menambahkan bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional adalah bentuk penghormatan kepada sosok yang pernah memimpin Indonesia.
“Dan kita semuanya harus menghargai itu, dan kita sadar setiap pemimpin pasti ada kelebihan dan pasti ada kekurangan,” tegasnya.
Jokowi menilai penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi merupakan bentuk pengakuan negara terhadap jasa seseorang dalam memperjuangkan, membangun, atau mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Karena itu, ia meminta agar seluruh pihak dapat menghormati mekanisme dan keputusan akhir yang nantinya akan diambil oleh tim resmi.
“Dan pemberian gelar jasa terhadap para pemimpin itu juga melalui proses-proses melalui pertimbangan-pertimbangan yang ada dari tim pemberian gelar dan jasa,” ujarnya menegaskan kembali.
Baca juga: Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Puan Ingatkan Rekam Jejak, Yusril: Keputusan Ada di Tangan Presiden
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251014_Jokowi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.