Sekolah Rakyat di Samarinda
Pesan Mensos Gus Ipul Soal Sekolah Rakyat di Kaltim: Jangan Sampai Ada Titipan dan Kongkalikong
Pesan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul soal Sekolah Rakyat di Kalimantan Timur: jangan sampai ada titipan dan kongkalikong.
Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Tengok pesan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul soal Sekolah Rakyat di Kalimantan Timur.
Mensos menegaskan kepada Pemprov Kaltim agar jangan sampai ada titipan dan kongkalikong agar tidak terjadi penyimpangan program.
Gus Ipul meminta Pemprov Kalimantan Timur untuk melakukan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan program Sekolah Rakyat.
Pesan itu disampaikan langsung oleh Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, saat melakukan kunjungan kerja ke Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 58 di SMAN 16 Samarinda, Rabu (8/10/2025).
Baca juga: BREAKING NEWS: Mensos Saifullah Yusuf ke Sekolah Rakyat SMAN 16 Samarinda, Minta Entaskan Kemiskinan
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Sosial berdialog bersama seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengembangan program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Ia menegaskan, keberhasilan Sekolah Rakyat sangat bergantung pada transparansi dan integritas seluruh pihak yang terlibat.
“Saya titip kepada Pak Wagub untuk bisa diawasi bagaimana kinerja kepala sekolah, guru, bagaimana tenaga kependidikan bekerja dengan baik,” ujar Gus Ipul dalam arahannya kepada Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji yang turut hadir mendampinginya.
Menurut mantan Wakil Gubernur Jawa Timur itu, Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan yang membutuhkan komitmen dan kebersamaan semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, pendidik, hingga masyarakat.
Karena itu, pengawasan harus dilakukan sejak tahap awal agar tidak ada celah penyimpangan.
Ia menegaskan, pengawasan penting dilakukan sejak proses rekrutmen peserta didik, sebab program ini diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu secara ekonomi.
Baca juga: Mensos Gus Ipul: MPLS di Sekolah Rakyat Bisa Sampai Tiga Bulan
“Tidak boleh ada titipan, tidak boleh ada kong kali kong, tidak boleh ada bayar membayar,” tegasnya.
Gus Ipul menekankan bahwa hanya mereka yang benar-benar berhak yang boleh bersekolah di Sekolah Rakyat.
Ia mengingatkan, tujuan utama program ini adalah memberikan kesempatan pendidikan yang setara bagi masyarakat miskin agar dapat keluar dari lingkaran kemiskinan.
Untuk itu, ia menilai perlu adanya kader-kader sosial yang memiliki komitmen kuat dalam menjalankan tugasnya.
Baca juga: Mensos Saifullah Yusuf Tinjau Sekolah Rakyat Samarinda, Dorong Data Tunggal Atasi Kemiskinan
Mulai dari pendamping, pekerja sosial, hingga tokoh masyarakat yang berperan aktif mengawal pelaksanaan program.
Dalam dialog bersama pihak sekolah, Gus Ipul mengapresiasi seleksi ketat yang telah dilakukan di SRT 58 SMAN 16 Samarinda.
Ia menilai bahwa siswa-siswi yang diterima memang benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu dan telah direkomendasikan oleh berbagai pihak melalui proses verifikasi yang transparan.
“Para siswa yang terpilih menjadi siswa di sekolah rakyat ini betul-betul berasal dari masyarakat yang secara ekonomi tidak mampu,” ujarnya.
Baca juga: DPRD Kaltim Minta Program Sekolah Rakyat tak Hanya Sasar Perkotaan Saja
Ia menegaskan bahwa poin terpenting dari Sekolah Rakyat bukan hanya pada fasilitas pendidikan yang diberikan, tetapi juga pada nilai keadilan sosial yang mendasarinya.
“Nah, ini hal yang perlu digarisbawahi, itu saja sebenarnya intinya,” pungkasnya.
MPLS di Sekolah Rakyat Lebih Panjang
Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkapkan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat memerlukan waktu lebih panjang dibandingkan sekolah umum.
Hal tersebut disampaikan Gus Ipul saat melakukan kunjungan kerja ke Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 58 yang berlokasi di SMAN 16 Samarinda, Rabu (8/10/2025).
Menurutnya, jika MPLS di sekolah umum umumnya berlangsung selama dua minggu, maka untuk Sekolah Rakyat, durasinya bisa jauh lebih lama karena banyak aspek yang perlu disesuaikan.
“Tapi di lingkungan sekolah rakyat bisa jadi dua bulan, bisa jadi tiga bulan,” ujar Gus Ipul.
Baca juga: BREAKING NEWS: Mensos Saifullah Yusuf ke Sekolah Rakyat SMAN 16 Samarinda, Minta Entaskan Kemiskinan
Sebelumnya, MPLS Sekolah Rakyat Terintegrasi di SMAN 16 Samarinda telah dibuka secara resmi oleh Gubernur Kalimantan Timur pada Selasa (30/9/2025).
Gus Ipul menjelaskan bahwa durasi MPLS yang lebih panjang ini bukan tanpa alasan.
Semua komponen di Sekolah Rakyat masih tergolong baru — mulai dari siswa, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, hingga Dinas Sosial yang terlibat dalam program tersebut.
“Maka perlu saling mengenal dengan baik lingkungannya. Maka itu ini bisa ada proses yang cukup lumayan lebih panjang dari MPLS di sekolah-sekolah umum,” lanjutnya.
Baca juga: Mensos Saifullah Yusuf Tinjau Sekolah Rakyat Samarinda, Dorong Data Tunggal Atasi Kemiskinan
Selain itu, Gus Ipul juga menekankan pentingnya pembentukan karakter dan kedisiplinan sejak awal.
Untuk mendukung hal tersebut, pihaknya menggandeng TNI dan Polri dalam proses pembinaan.
“Untuk penguatan kedisiplinan, tidak hanya siswa tetapi juga guru dan kepala sekolah, kami melibatkan TNI dan Polri agar semua pihak memiliki tanggung jawab dan kedisiplinan yang sama,” jelasnya.
Lebih lanjut, mantan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2009–2014 ini menegaskan bahwa para guru dan kepala sekolah Sekolah Rakyat telah dipersiapkan secara matang sebelum menjalankan tugas di lapangan.
Baca juga: DPRD Kaltim Minta Program Sekolah Rakyat tak Hanya Sasar Perkotaan Saja
“Guru kepala sekolah ini telah mengikuti retret, sudah mengikuti pembekalan, bahkan sudah bertemu langsung dengan presiden, diberi pembekalan langsung oleh presiden,” kata Gus Ipul.
Para tenaga pendidik tersebut, lanjutnya, juga mendapatkan arahan dan pembekalan dari berbagai narasumber kompeten di bidang pendidikan dan sosial.
Dengan persiapan itu, Gus Ipul meyakini para guru sudah memahami peran dan tanggung jawabnya dalam mengelola Sekolah Rakyat.
“Guru-guru sudah tahu apa yang harus dilakukan. Nah, cuma yang perlu saya sampaikan, di masa-masa awal seperti ini, kondisinya memang kita akan menemukan dinamika-dinamika,” ungkapnya.
Baca juga: Sekolah Rakyat di Kaltim Butuh Bangunan Permanen, 6 Lokasi Diusulkan
Ia menambahkan, masa adaptasi di awal operasional sekolah menjadi tantangan tersendiri.
Banyak siswa yang masih beradaptasi dengan jadwal ketat dan lingkungan baru, bahkan beberapa di antaranya mengalami rasa rindu rumah (homesick).
Namun, berdasarkan pengalaman dari Sekolah Rakyat yang lebih dulu beroperasi di daerah lain, Gus Ipul optimis adaptasi itu akan berjalan dengan baik.
“Siswa-siswa menunjukkan perkembangan positif. Mereka menjadi lebih disiplin, lebih tertib, dan lebih nyaman mengikuti proses pembelajaran,” jelasnya.
Baca juga: Kisah Riko, Remaja Kutai Barat yang Didaftarkan Ustadznya ke Sekolah Rakyat
Di akhir kunjungannya, Gus Ipul memberikan pesan khusus kepada para guru dan kepala sekolah, terutama di tingkat SD, untuk mengedepankan empati dan kesabaran dalam mendampingi siswa di masa awal pembelajaran.
“Maka di guru sama kepala sekolah itu perlu empati. Jadi yang pertama-tama empati kepada anak-anak kita ini. Kemudian yang kedua penuh kesabaran. Kasih sayang. Itu yang diperlukan,” pungkas Gus Ipul. (Raynaldi Paskalis)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.