Berita Samarinda Terkini

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli Buka Pelatihan Berbasis Kompetensi Batch 5 di Samarinda

Program Project-Based Learning yang diperkenalkan Yassierli merupakan inisiatif terbaru Kementerian Ketenagakerjaan

Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
PELATIHAN KERJA - Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli saat membuka pelatihan berbasis kompetensi (PBK) batch 5 dan Project Based Learning (PBL) batch 3 di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda. Kamis (30/10/2025). (TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli secara resmi membuka pelatihan berbasis kompetensi (PBK) batch 5 dan Project Based Learning (PBL) batch 3 di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda. Kamis (30/10/2025) Sore.

Program yang dibuka Menteri Yassierli ini bukan sekadar pelatihan biasa, Melainkan sebuah terobosan yang mengubah mindset peserta dari yang semula hanya sebagai pencari kerja, menjadi penawar jasa yang mampu bersaing di dunia industri.

"Jadi harapan kita dengan adanya Project-Based Learning ini, mereka tidak hanya menunggu tawaran pekerjaan dari industri, tapi mereka juga bisa menawarkan," jelasnya.

Baca juga: Polresta Samarinda Pastikan Sel Tahanan Polsek Samarinda Kota Akan Digunakan Kembali Usai Renovasi

Dalam lawatannya ke Kalimantan Timur ini, Menteri tidak hanya melakukan seremonial pembukaan. Ia juga menyempatkan diri berkeliling kompleks BPVP untuk meninjau langsung berbagai fasilitas penunjang pelatihan yang tersedia.

Didampingi Kepala BPVP Samarinda, Kepala Disnakertrans Kaltim, dan Kepala Disnaker Samarinda, Menteri tampak antusias mencoba berbagai fasilitas, termasuk simulator alat berat yang menjadi salah satu sarana pelatihan unggulan di balai tersebut.

Program Project-Based Learning yang diperkenalkan Yassierli merupakan inisiatif terbaru Kementerian Ketenagakerjaan yang dirancang untuk menjawab tantangan industri modern. 

Pada bulan Oktober ini, BPVP Samarinda mencatat antusiasme tinggi dengan diikutinya program oleh 354 peserta terpilih yang telah melewati serangkaian tes seleksi.

Menaker menjelaskan bahwa program ini merupakan evolusi dari pelatihan konvensional menuju pelatihan yang lebih maju dan relevan dengan perkembangan zaman.

"Jadi memang itu salah satu inisiatif baru kita, namanya Project-Based Learning. Jadi kita melihat bahwa pelatihan-pelatihan yang ada di balai kita juga harus advance, terkait dengan IT, terkait dengan elektronika, sensor, dan seterusnya," ucapnya.

Program ini diberi nama paket pelatihan smart operation, yang dirancang khusus untuk menghadapi tuntutan industri yang semakin kompleks dan berbasis teknologi. 

Keunggulan utamanya terletak pada pendekatan yang menjadikan peserta sebagai problem solver yang aktif dan mandiri.

Peserta tidak hanya diajarkan teori, namun dibimbing untuk mampu menginisiasi dan mengeksekusi berbagai proyek secara independen. Mereka dilatih untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan berbagai tantangan industri.

Sebagai contoh, jika peserta ingin mengembangkan konsep green building, mereka sudah dibekali kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakannya sendiri. 

Mereka juga dapat langsung menawarkan keahlian tersebut kepada perusahaan atau industri yang membutuhkan.

Yassierli memberikan gambaran konkret tentang peluang yang bisa dimanfaatkan lulusan program ini. Mereka dapat menawarkan jasa otomatisasi operasional gedung, sistem farming modern, optimalisasi supply chain, hingga berbagai solusi teknologi lainnya kepada industri.

"Saya bisa lho, mengotomatisasikan operasional dari building, mengotomatisasikan untuk farming, untuk supply chain, kemudian membangun, ya macam-macam. Itu yang kita harapkan," pungkas Menteri Yassierli. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved