Berita Samarinda Terkini

3 Sekolah Rawan Banjir dan Longsor di Samarinda Akan Direvitalisasi, Kadisdikbud Ungkap Kendalanya

Kadisdikbud Samarinda, Asli Nuryadin ungkap kendala dalam rekonstruksi tiga sekolah di Samarinda, Kaltim, Senin (10/11/2025).

DOK. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
BANJIR DI SMPN 24 - Foto dokumentasi, saat SMPN 24 Samarinda di Jalan Suryanata, Gang Julak Gafur RT. 04, Kelurahan Bukit Pinang, Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, diterjang banjir, Kamis (7/1/2021) lalu. Kini Pemerintah Kota Samarinda berencana merekonstruksi bangunan sekolah SMPN 24 tersebut. Selain SMPN 24, dua sekolah lainnya yakni SMPN 27 dan SMPN 48 juga akan direkonstruksi Pemkot Samarinda. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin, menyampaikan bahwa keputusan final mengenai rencana revitalisasi ini masih menunggu arahan langsung dari Walikota Samarinda, Andi Harun, Senin (10/11/2025).(DOK. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY) 

Rencana revitalisasi juga akan dilakukan di SMPN 27 dan SMPN 48. 

SMPN 27 yang sempat terdampak longsor akan ditata ulang dengan membangun turap di area rawan dan memanfaatkan lahan tersebut sebagai halaman.

Bangunan baru direncanakan memiliki dua hingga tiga lantai, dan penataan akan melibatkan BPBD, SDA, serta Bina Marga.

Sementara itu, SMPN 48 dinilai masih memungkinkan untuk ditata ulang tanpa relokasi total.

Namun, lanskap kawasan akan diatur ulang untuk menghindari limpasan air dari kolam di bagian atas yang berpotensi menyebabkan longsor.

“Mungkin bisa dibuat turap agar air tidak mengalir liar,” jelas Asli.

Baca juga: Banjir Samarinda Kian Mengkhawatirkan, DPRD Dorong Penanganan Menyeluruh

Estimasi Anggaran dan Rencana Relokasi Sementara

Pembangunan sekolah terpadu di SMPN 24 diperkirakan membutuhkan anggaran lebih dari Rp 20 miliar, sedangkan SMPN 27 dan SMPN 48 masing-masing diperkirakan membutuhkan Rp 10–15 miliar.

Detail Engineering Design (DED) sedang disusun dalam perubahan anggaran tahun ini.

DED merujuk pada dokumen perencanaan teknis yang sangat rinci.

Dokumen ini mencakup gambar teknik, spesifikasi material, estimasi biaya, metode pelaksanaan, dan jadwal kerja yang akan digunakan sebagai acuan utama dalam proses konstruksi.

Lebih lanjut, Asli menegaskan bahwa desain bertiang yang akan diterapkan di SMPN 24 akan menjadi model baru bagi sekolah-sekolah lain di Samarinda. Sistem drainase kawasan juga akan dibenahi agar bisa menahan limpasan air saat curah hujan tinggi.

“Ini bukan hanya untuk SMPN 24 saja, tapi juga kawasan sekitarnya. Tidak mungkin kita biarkan terus seperti itu. Tapi memang memindahkan sekolah dengan jumlah siswa ratusan orang itu tidak mudah,” ujarnya.

Apabila nantinya keputusan akhir dari Wali Kota adalah melakukan relokasi sementara, Disdikbud siap mengatur penempatan siswa di sekolah terdekat selama proses pembangunan berlangsung.

Baca juga: Banjir Samarinda Kian Mengkhawatirkan, DPRD Dorong Penanganan Menyeluruh

“Ya mau tidak mau kita harus menumpang dulu. Siswa harus siap, karena tidak ada proses yang instan. Seperti SMPN 16 kemarin, sempat menumpang di SD terdekat selama dua tahun. Tidak ada kebijakan yang memuaskan semua pihak, tapi kita pilih yang paling maslahat,” tutupnya.

Banjir Sejak 2021

Banjir sudah dirasakan guru dan siswa SMPN 24 Samarinda sejak 2021.

Saat itu banjir besar masuk ke gedung sekolah. Bahkan sekolah sampai diliburkan selama sepekan.

Sejak saat itu, setiap banjir terjadi di Samarinda, SMPN 24 tak luput dari masalah itu.

SMPN 24 pun jadi sekolah langganan banjir. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved