Berita Mahulu Terkini

Lonjakan DBD di Long Apari, Warga Mahulu Gelar Aksi Jasa Sahati Setiap Jumat

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Long Apari, wilayah paling hulu Kabupaten Mahakam Ulu, mengalami peningkatan signifikan.

Penulis: Desy Filana | Editor: Miftah Aulia Anggraini
TRIBUNKALTIM.CO/DESY FILANA
KASUS DBD MELONJAK - Camat Long Apari, Petrus Ngo, mengungkapkan bahwa wabah DBD kini terdeteksi di Ibu Kota Kecamatan Tiong Ohang serta beberapa kampung sekitarnya. Kondisi geografis Long Apari yang terisolasi dan sulit diakses membuat upaya penanganan harus dilakukan secara mandiri dan partisipatif oleh warga. (TRIBUNKALTIM.CO/DESY FILANA) 

Ringkasan Berita:
  • Kasus DBD melonjak di Long Apari, terutama di Tiong Ohang dan kampung sekitar.
  • Warga menggelar aksi Jasa Sahati setiap Jumat, membersihkan kampung sambil memusnahkan potensi sarang nyamuk.
  • Survei Puskesmas temukan jentik tertinggi di Kampung Noha Boan; fogging dan pembagian abate dilakukan sebagai langkah tambahan.

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Long Apari, wilayah paling hulu Kabupaten Mahakam Ulu, mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.

Lonjakan kasus ini membuat masyarakat bersama pemerintah kecamatan bergerak cepat dengan menggagas gerakan kebersihan massal bertajuk Jasa Sahati (Jalan Santai Sehat dan Bersih) yang digelar setiap Jumat.

Camat Long Apari, Petrus Ngo, mengungkapkan bahwa DBD kini terdeteksi di Ibu Kota Kecamatan Tiong Ohang serta beberapa kampung sekitarnya.

Kondisi geografis Long Apari yang terisolasi dan sulit diakses membuat upaya penanganan harus dilakukan secara mandiri dan partisipatif oleh warga.

Baca juga: Waspada DBD! Ini 5 Daerah dengan Kasus Demam Berdarah Tertinggi di Kalimantan Timur

“Mudah-mudahan nanti ke depan semakin berkurang dampak itu,” ujarnya, Senin (17/11/2025).

Gerakan Jasa Sahati melibatkan berbagai unsur, mulai dari sekolah, guru, Polsek, Koramil, Puskesmas, kader kesehatan, PKK, hingga masyarakat umum.

Setiap Jumat, warga berjalan dari ujung kampung ke ujung kampung sambil memungut sampah dan benda-benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk penyebab DBD, seperti botol plastik, kaleng bekas, hingga sampah non-organik lainnya.

Aksi ini tidak hanya menjadi upaya kebersihan, tetapi juga sarana edukasi bagi masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Baca juga: Dinkes Kaltim Waspadai Peningkatan Kasus DBD, Data Kasus Demam Berdarah Dengue di Tiap Daerah

Petrus menyebut bahwa peralihan musim dari hujan ke musim kering ikut mempercepat perkembangan nyamuk di wilayah Long Apari.

Kondisi ini memperburuk situasi dan menuntut kewaspadaan yang lebih tinggi dari masyarakat.

Selain program Jasa Sahati, warga juga melakukan fogging mandiri serta membersihkan lingkungan masing-masing kampung.

Puskesmas Tiong Ohang turut melakukan survei jentik dan menemukan angka tertinggi berada di Kampung Noha Boan.

Baca juga: Dinkes Kaltim Konfirmasi 9 Pasien Meninggal Akibat DBD, Masyarakat Diminta Terapkan 3M

Temuan itu langsung ditindaklanjuti dengan gotong royong besar dari Kampung Long Penaneh I hingga Noha Boan.

Namun, beberapa titik ditemukan terlambat ditangani karena jentik sudah terlanjur berkembang.

Untuk mencegah perluasan, pihak Puskesmas membagikan bubuk abate kepada warga dan memberikan edukasi terkait pencegahan DBD.

Meski penanganan DBD di Long Apari terkendala akses dan kondisi wilayah, pemerintah kecamatan bersama masyarakat berkomitmen untuk terus menjalankan Jasa Sahati dan langkah preventif lainnya hingga kasus dapat dikendalikan. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved