Breaking News

Bocah Tenggelam di Balikpapan Utara

Doa Terakhir Ibu untuk Rifai Korban Tenggelam, Impian Sunat Pupus di Kubangan Maut Km 8 Balikpapan

Aroma kesedihan begitu pekat, terangkum dalam tangisan pilu orangtua yang kehilangan buah hati mereka.

Penulis: Budi Susilo | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
BOCAH BALIKPAPAN TENGGELAM - Nia dan Agus, pasangan suami istri sedang menunggu proses pencatatan rumah sakit di area pelataran mortuary RS Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (18/11/2025) dini hari. Anaknya bernama Muhammad Rifai, masuk daftar satu di antara korban tewas karena tenggelam di kubangan air Km8 Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO) 

Ringkasan Berita:
  • Ibu kandung korban berbagi kisah haru tentang putra semata wayangnya, Rifai, tenggelam di kubangan air;
  • Nia hanya mampu memanjatkan doa, berharap anaknya dan kelima temannya dapat beristirahat dengan damai;
  • Agus menyoroti ketiadaan rambu-rambu atau papan larangan di kawasan kubangan air.

 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Dinding kamar jenazah Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur menjadi saksi bisu duka mendalam yang menyelimuti keluarga korban tragedi tenggelamnya enam bocah di kubangan air Km8, Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Senin (17/11/2025) petang. 

Aroma kesedihan begitu pekat, terangkum dalam tangisan pilu orangtua yang kehilangan buah hati mereka.

Di sudut pelataran mortuary, Nia Karunia Putri (24), ibunda dari salah satu korban, Muhammad Rifai Alamsyah (9), tampak duduk di lantai, air matanya tak terbendung.

Sesekali ia berdiri gelisah, ditenangkan oleh sang suami, Agus, yang terus mendekapnya sambil membisikkan kata-kata sabar.

Baca juga: Kronologi 6 Anak Balikpapan Utara Tenggelam, Ketua RT Sebut Bukan Waduk dan Minim Pengamanan

Kepada TribunKaltim.co, Nia berbagi kisah haru tentang putra semata wayangnya, Rifai, yang baru saja pulang sekolah sebelum insiden nahas itu terjadi sore hari.

"Saya sempat merasa heran, saat mau berangkat sekolah, tidak ada tanda-tanda sedih, dia riang saja," kenang Nia.

20251118_Ibu Korban Bocah Tenggelam di Km8 Balikpapan
KESEDIHAN IBU KORBAN - Nia Karunia Putri (24), ibunda dari salah satu korban, Muhammad Rifai Alamsyah di mortuary RS Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, sedang menunggu kedatangan jasad anaknya yang akan dibawa pulang ke rumah menggunakan ambulans, Selasa (18/11/2025) dini hari. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)

Rifai, murid SD Negeri 09 Balikpapan Utara, adalah anak kesayangan dan satu-satunya putra Nia. 

Ia bercerita bagaimana Rifai selalu dituruti permintaannya. Permintaan terakhir Rifai adalah sebuah smartphone untuk sarana komunikasi dan menggali informasi.

Baca juga: Sorotan Hukum Tragedi 6 Anak Balikpapan Utara Tenggelam, Bagi Pihak yang Lalai Berpotensi Pidana

“Kemarin minta handphone, saya kasih handphone. Saya belikan. Minta apa saja selalu dituruti, anak kesayangan. Kan jadi anak laki, satu-satunya. Minta handphone buat belajar,” tutur Nia yang berkulit warna sawo matang.

Tak hanya itu, Rifai juga sempat berujar ingin disunat menjelang kenaikan kelas 4.

"Dia pernah mau minta sunat, untuk kelas 4 ini nanti," beber Nia.

Sayangnya, rencana indah itu harus dibatalkan oleh takdir yang menjemputnya lebih dulu.

Melalui tangisnya, Nia hanya mampu memanjatkan doa, berharap anaknya dan kelima temannya dapat beristirahat dengan damai. 

"Saya berharap anak saya bersama teman-temannya masuk surga, sudah tidak sakit lagi, hidup bahagia di sana, akhirat," tutup Nia.

Ayah Syok, Sampaikan Desakan

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved