Berita Samarinda Terkini
Sesaknya SMPN 48 Samarinda, Berbagi Gedung dengan 2 SD, Pemkot Terkendala Lahan untuk Relokasi
Walikota Samarinda Andi Harun mengatakan terus mencari lokasi yang lebih ideal untuk relokasi SMPN 48, Rabu (19/11/2025).
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Rita Noor Shobah
Desakan relokasi kini semakin menguat setelah pihak sekolah menilai kondisi tersebut sudah tidak lagi layak untuk mendukung kualitas pendidikan.
Kepala SMPN 48 Samarinda, Suprayitna, menegaskan bahwa keterbatasan ruang, jadwal belajar yang sempit, serta lonjakan pendaftar setiap tahun menjadi beban struktural yang tidak bisa ditangani tanpa intervensi pemerintah.
Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun Pilih Intervensi Lingkungan daripada Relokasi Sekolah Terdampak Banjir
Ia menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang telah memberikan perhatian terhadap rencana relokasi sekolah tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Wali yang sangat peduli terhadap relokasi SMP Negeri 48 Samarinda,” ujar Suprayitna, Selasa (18/11/2025).
Suprayitna menjelaskan bahwa SMPN 48 mulai berdiri pada 2019 sebagai respon atas kebutuhan masyarakat di kawasan Proklamasi dan Gerilya yang dahulu kesulitan mendapatkan akses pendidikan tingkat menengah pertama.
Karena kebutuhan mendesak, sekolah didirikan dengan memanfaatkan salah satu blok bangunan yang juga digunakan oleh SDN 016.
Namun kondisi berbagi gedung dengan sekolah dasar membuat proses pembelajaran SMP sangat terbatas.
Kegiatan belajar hanya dapat dimulai pada siang hari setelah SD selesai menggunakan fasilitas.
“Pembelajaran ini sangat-sangat kurang maksimal. Dimulai pada 13.00 baru mulai, kemudian sampai jam 17.00 Wita,” katanya.
Ia menekankan bahwa relokasi merupakan langkah penting agar siswa SMPN 48 dapat mengikuti pembelajaran penuh waktu, lebih kondusif, dan memungkinkan pengembangan bakat sesuai potensi masing-masing.
Baca juga: Disdikbud Kaltim Tegaskan Isu Pergantian Seragam Sekolah Baru Hanyalah Hoaks
“Sehingga sangat mengharapkan sekali perhatian dari bapak Wali Kota yang mau merelokasi SMP Negeri 48 Samarinda supaya pembelajaran ini bisa maksimal untuk mengembangkan bakat-bakat anak-anak didik kami,” tegasnya.
Terkait banjir, Suprayitna menjelaskan bahwa lingkungan sekolah sebenarnya relatif aman.
Hanya satu ruang kelas di bagian depan yang kerap tergenang ketika hujan lebat, sementara area lain tetap bebas banjir.
“Di sini jalanannya yang banjir, cuma sekolahnya tidak banjir. Cuma ada satu kelas yang banjir. Untuk lingkungan sekolahnya sendiri tidak banjir,” katanya.
Meski tidak terdampak banjir signifikan, sekolah tetap menghadapi persoalan serius terkait keterbatasan ruang dan akses yang padat, terutama karena jumlah siswa terus meningkat melebihi kapasitas ideal.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251119_Sekolah-Negeri-di-Samarinda.jpg)