Berita Balikpapan Terkini

Hendak Antar Pulang Misran Toni, Ini yang Dialami Asisten Advokat PBH Peradi Balikpapan Fathurrahman

Tidak ada firasat buruk yang dibayangkan Asisten Advokat PBH Peradi Balikpapan, M. Fathurrahman sesaat hendak menjemput kliennya, Misran Toni

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH
DIDUGA DIREPRESI - Asisten Advokat PBH Peradi Balikpapan, M. Fathurrahman, memperlihatkan dokumentasi warga saat detik-detik mereka dicegat oleh Polres Paser dan Polsek Tanah Grogot, Selasa (18/11/2025). Mereka diduga mengalami kekerasan dan diduga ditahan tanpa dasar hukum saat berusaha melindungi kliennya, Misran Toni, yang sudah sah dikeluarkan dari tahanan. (TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH) 

Namun sudah terlambat. Mobil yang ditumpangi Misran Toni sudah didapati oleh anggota polisi. Misran Toni duduk di kursi paling belakang. Anggota polisi membuka pintu. Berusaha menarik Misran Toni keluar.

"Setelah mendengar bahwa Pak Misran telah didapat oleh anggota kepolisian, akhirnya saya sebagai kuasa hukum langsung turun dari mobil demi mencegah Pak Misran ditarik secara paksa oleh anggota kepolisian," ujar Fathurrahman.

Fathurrahman langsung menghadang. Ia berdiri di depan pintu mobil. Mengeluarkan kembali surat perintah pengeluaran tahanan dari sakunya. Mengangkat dokumen itu tinggi-tinggi agar terlihat oleh semua anggota polisi yang ada.

"Itu dasar kami, bahwa Pak Misran sudah dikeluarkan demi hukum dari ruang tahanan," tegas Fathurrahman.

Namun anggota polisi tidak peduli. Mereka tetap bersikeras mengambil kembali Misran Toni. Tetap berusaha menarik Misran Toni keluar dari mobil.

Fathurrahman menghadang. Beberapa anggota polisi mendorong Fathurrahman. Fathurrahman mempertahankan posisi.

Terjadi kegaduhan di tengah jalan. Suara-suara meninggi. Warga yang ikut dalam rombongan mulai turun dari mobil.

Mereka juga berusaha melindungi Misran Toni, menghadang sembari menyalakan kamera ponsel dan merekam sebisanya. 

Di tengah kerumunan itu, Fathurrahman tetap berdiri tegak. Ia tetap menghadang. Ia tetap memegang surat perintah pengeluaran tahanan. Dokumen sah yang nyaris direbut oleh kepolisian. 

"Surat itu akhirnya saya remas sampai jadi kecil besar nggak bisa direbut mereka," imbuh Fathurrahman. 

Tiba-tiba seorang anggota polisi memiting Fathurrahman. Satu kali. Fathurrahman menahan sakit. Ia tetap kembali melindungi Misran Toni. Namun kemudian pitingan datang. Berkali-kali batang lehernya dipeteng oleh anggota polisi.

"Di situ saya mengalami perlakuan represif dari anggota kepolisian. Di mana saya dipeteng oleh anggota polisi untuk mencegah saya melindungi Pak Misran," ungkap Fathurrahman.

Fathurrahman menekuk tubuhnya. Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuh. Ia mencoba bertahan. Mencoba tetap berdiri. 

Perutnya mulas sekali. Hingga tak tertahankan, Ia muntah di tengah jalan raya Tanah Grogot. Di sekelilingnya, puluhan polisi berkerumun.

"Sampai akhirnya saya muntah-muntah di tengah jalan itu," kata Fathurrahman. 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved