Berita Kukar Terkini

Dedikasi Mustakim, Guru SMA di Sebulu Kukar Rela Menginap di Sekolah demi Murid-muridnya

Menjadi guru bukan sekadar profesi bagi Mustakim, pengajar di SMA Nurul Yakin, Kecamatan Sebulu

HO/PRIBADI/HO/Mustakim
GURU DI SEBULU - Suasana proses pembelajaran yang dipimpin oleh Mustakim, pengajar di SMA Nurul Yakin, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sudah hampir setahun belakangan, Mustakim sering memilih bermalam di sekolah. (HO/Mustakim) 

Baginya, kebersamaan para guru di SMA Nurul Yakin adalah anugerah. Meski kesejahteraan bukan hal yang bisa dibanggakan, hubungan kerja yang hangat dan penuh rasa saling mendukung justru menjadi alasan ia bertahan.

“Yang penting itu nyaman bekerja sama dengan rekan-rekan. Materi itu nanti. Yang utama itu hubungan kita sebagai tim,” tuturnya.

Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) itu mengaku tidak memiliki pendidikan formal keguruan, namun ia berpegang pada Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian.

“Itu kan bagian dari pengabdian. Ilmu yang kita punya itu dipakai untuk membantu orang lain, bukan disimpan saja,” ucapnya.

Sejak memulai karier mengajar pada 2019, setelah sebelumnya bekerja serabutan hingga di sektor perhotelan, Mustakim merasa menemukan tempat yang benar-benar membutuhkan dirinya.

Dan selama enam tahun menjadi guru, momen paling berkesan baginya adalah saat bisa membantu murid menyelesaikan masalah mereka.

“Setiap guru punya momen sendiri-sendiri. Buat saya, ketika bisa membantu siswa memahami masalah, itu sudah membahagiakan,” katanya.

Pada peringatan Hari Guru Nasional tahun ini, ia menyampaikan harapan sederhana untuk dunia pendidikan.

“Yang penting pendidikan tetap di relnya. Jangan sampai ilmu dibuat komersial berlebihan. Kalau itu terjadi, bagaimana nasib generasi kita ke depan,” ungkapnya.

Saat ditanya mengapa tetap memilih profesi guru meski penghasilan bisa saja lebih besar di tempat lain, jawabannya kembali pada satu prinsip yaitu pengabdian.

“Dari awal saya sudah bilang. Ada ilmu yang bisa kita berikan kepada generasi yang membutuhkan. Kenapa tidak dipakai,” tuturnya menutup perbincangan.

Dalam keheningan perpustakaan tempat ia sering bermalam, Mustakim mungkin tidak menyadari satu hal, pilihannya menapaki jalan sunyi sebagai pendidik justru membuatnya layak disebut guru sejati bukan karena gelar atau gaji, tetapi karena ketulusan untuk mengajar dari hati dan mengabdi tanpa syarat.

Sudah hampir setahun belakangan, Mustakim sering memilih bermalam di sekolah. Bukan karena tidak punya rumah, melainkan karena situasi yang membuatnya lebih mudah bertahan di lingkungan tempat ia mengajar.

Dalam keheningan perpustakaan tempat ia sering bermalam, Mustakim mungkin tidak menyadari satu hal, pilihannya menapaki jalan sunyi sebagai pendidik justru membuatnya layak disebut guru sejati bukan karena gelar atau gaji, tetapi karena ketulusan untuk mengajar dari hati dan mengabdi tanpa syarat.

(*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved