Januari 2019 Hingga Sekarang, 5 Balita di Balikpapan Meninggal Dunia karena Demam Berdarah Dengue
Kasus demam berdarah dengue di Kota Balikpapan dianggap bahaya. Jumlah penderita demam berdarah dengue di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur Timur.
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Budi Susilo
Selain 3M, masyarakat dapat menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
Penggunaan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, tidak menggantungkan pakaian bekas pakai, serta mengatur pencahayaan dan ventilasi rumah juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit DBD.
Nadia mengimbau masyarakat untuk memantau jentik di lingkungan sekitar.
"Mari kita lakukan gerakan satu rumah satu jumatik dengan kita menjadi juru pemantau jentik di rumah dan lingkungan kerja kita," ujar Nadia.
"Jaga diri kita dan anak kita dengan menghindari gigitan nyamuk dan bila demam segera ke puskesmas atau rumah sakit. Jaga kesehatan dalam cuaca seperti ini," kata dia.
Dilansir dari situs resmi Kemenkes, virus DBD biasanya menginfeksi nyamuk Aedes aegypti betina ketika menghisap darah seseorang yang tengah dalam fase demam akut (viraemia).
Fase ini terjadi dua hari sebelum panas sampai lima hari setelah demam timbul.
Ada Temuan 5 Warga Diserang DBD, Dinkes Kukar Langsung Lakukan Fogging di Gunung Gandek
Nyamuk menjadi infektif dalam waktu 8-12 hari (periode inkubasi ekstrinsik) setelah mengisap darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya.
Setelah periode inkubasi ekstrinsik terlalui, kelenjar ludah nyamuk tersebut akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain.
Masa inkubasi penyakit DBD 3-14 hari, tetapi pada umumnya 4-7 hari.
Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 34 hari (rata-rata selama 4-6 hari) akan timbul gejala awal penyakit, seperti demam tinggi mendadak yang berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, nyeri punggung, terkadang disertai adanya tanda-tanda pendarahan.
Pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, pendarahan saluran cerna, syok, hingga kematian.
Sarang nyamuk, nyatanya dengan mudahnya bisa ditemukan di sekitar rumah kita.
Nyamuk yang dapat berkembang biak dengan mudah akan menyebabkan masalah tersendiri bagi kesehatan, khususnya sebagai penyebar penyakit.
Apalagi saat musim hujan seperti ini, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali merebak. Bahkan di sejumlah wilayah di Indonesia statusnya sudah Kasus Luar Biasa (KLB).
Pernahkah kamu menyadari, kalau sarang nyamuk yang ada di dekatmu ternyata difasilitasi oleh kita sendiri?
Seperti membiarkan lingkungan kotor, tidak membuang wadah berisi air yang mudah dipakai tempat bertelur nyamuk, atau malas merapikan baju yang menumpuk bergantung di belakang pintu.
Hal-hal tersebut sebetulnya memancing nyamuk bersarang di lingkungan kita.
Yuk, simak beberapa cara mencegah nyamuk berkembang biak di sekitar kita.
Ada Temuan 5 Warga Diserang DBD, Dinkes Kukar Langsung Lakukan Fogging di Gunung Gandek
1. Tutup wadah, lubang, atau genangan berisi air

Sifat nyamuk yang paling umum adalah suka bertelur di genangan air yang bersih.
Nah, yang paling mengkhawatirkan adalah, ketika di sekitar pekarangan rumah terdapat nampan, kendi ataupun lubang-lubang di tanah yang berisi air.
Hal tersebut merupakan surga bagi para nyamuk untuk berkembang biak.
Nyamuk akan lebih mudah berkembang biak ketika musim hujan, di mana tempat cekung yang terisi air hujan akan mudah dijadikan sarang bagi nyamuk-nyamuk.
Untuk mencegahnya, jika kamu menemukan genangan air di tanah, segera timbun dan tutupi dengan tanah.
Bila ada tempat atau nampan yang terisi air, silahkan tutup atau kosongkan wadah tersebut agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Waspada DBD, Ini yang Disarankan Dinas Kesehatan, Lebih Penting untuk Mencegah
2. Jangan suka menggantung baju atau menumpuk barang

Nyamuk umumnya banyak ditemukan di sekitar tumpukan baju atau di sekitar barang-barang padat dalam jumlah banyak.
Pasalnya, nyamuk sifatnya memang menyukai tempat yang lembab dan gelap.
Bahkan jika kita telah menyemprotkan cairan serangga, hal tersebut masih tidak akan menjangkau keseluruhan sela di lemari.
Cara mencegah yang harus dilakukan adalah menghindari menumpuk barang-barang atau baju berlebihan, apalagi baju kotor yang sudah terkena keringat.
Jika ingin dipakai, jangan lupa kebaskan dahulu baju tersebut.
Biasakan menutup lemari, dan jauhkan barang-barang yang menumpuk ke tempat yang agak jauh dari pusat kegiatan kita.
Memasuki Musim Kemarau, DKK Balikpapan Imbau Warga Waspada DBD dan Difteri
3. Potong dan bersihkan tanaman liar di pekarangan rumah

Pekarangan yang ditumbuhi tanaman atau rumput hijau memang sedap dipandang.
Tapi tahukah kamu, nyamuk ternyata suka berada di sekitar tanaman lebat, panjang, dan tidak terawat?
Tempat tersebut biasanya lembab dan gelap.
Seperti yang telah dibahas tadi, ketika hujan, tidak semua air terserap ke dalam tanah, kadang masih tersisa di sekitar tanaman-tanaman yang tumbuh liar lainnya.
Nah, dari situlah nyamuk akan bebas menelurkan ribuan anak untuk membuat penyakit kepada manusia.
Rapikan perkarangan atau tanaman liar di sekitar rumah, jangan lupa juga tutupi lubang-lubang sekitarnya, ratakan dengan tanah.
Baiknya, kamu juga menanam tanaman penghalau nyamuk sepreti lavender, jeruk atau serai.
4. Tutup jendela di malam hari dan gunakan alat pengusir nyamuk

Sarang nyamuk di sekitar rumah akan menjadikan nyamuk lebih mudah berkelana mencari makanan di rumah.
Agar serangga itu tidak masuk, lapisi celah atau lubang kecil di rumah menggunakan kawat kasa halus.
Jangan lupa tutup jendela dan pintu di malam hari, karena nyamuk aktif pada malam hari.
Sebelum tidur, oleskan krim anti nyamuk pada tubuh.
Bila kamu memiliki bayi, tutup tempat tidur dengan alat penghalang nyamuk seperti kelambu.
Kamu juga bisa memanfaatkan alat penghalau nyamuk dan aroma tertentu agar nyamuk tidak mendekat.
Nah, ternyata Jus jambu kerap jadi pilihan minuman bagi penderita demam berdarah.
Khasiatnya dipercaya mampu menaikkan trombosit.
Lalu apakah jus jambu wajib dikonsumsi penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)?
Dr Nina Dwi Putri, SpA(K), konsultan infeksi dan penyakit tropik anak menyebutkan saat DBD sebaiknya ada tambahan minuman lain selain air putih, seperti jus buah.
Staf pengajar di FKUI-RSCM ini menjelaskan jus buah yang mengandung elektrolit yang dapat menggantinkan cairan yang hilang karena demam dan muntah.
Jus jambu termasuk yang disarankan bagi penderita DBD tapi tidak wajib.
Ancaman DBD di Berbagai Wilayah Indonesia, Perhatikan Siklus Perkembangbiakan dan Penularannya
“Iya yang penting jangan air putih doang ya harus yang mengandung elektrolit. Jus jambu, boleh-boleh saja tapi tidak wajib,” kata Dr Nina kepada Tribunnews.com, Rabu (6/2/2019).
Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Ali Khomsan menambahkan jus jambu mengandung vitamin c yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Musim DBD, Cegah Rumah Menjadi Sarang Nyamuk dengan Tips Berikut Ini
Pepaya juga bisa menjadi pengganti buah jambu karena mengandung vitamin C yang tinggi juga.
“Jambu vitamin C tinggi bagus untuk kekebalan tubuh. Yang kaya vitamin C ada juga pepaya tapi psikologisnya jambu lebih dipercaya,” kata dia.

Selain jambu dan pepaya, buah lainnya juga bagus untuk dikonsumsi penderita DBD seperti mangga, apel, maupun jeruk.
Ia menyarankan agar memilih buah yang warnanya tidak berwarna merah atau coklat seperti darah.
“Buahnya bebas apa aja sebenernya, bisa mangga, jeruk yang manis, jus apel, pepaya bebas. Sebisa mungkin jangan yang warnanya nyaru dengan darah seperti warna merah atau coklat,” pungkas Dr Anna. ( )