Virus Corona
Video Detik-detik Najwa Shihab Mendebat Soal Beda Mudik dan Pulang Kampung, Begini Reaksi Jokowi
Ini video detik-detik saat Najwa Shihab terus debat soal beda pulang kampung dan mudik, begini reaksi Presiden Joko Widodo ( Jokowi )
TRIBUNKALTIM.CO - Ini video detik-detik saat Najwa Shihab terus mendebat pernyataan Presiden soal beda pulang kampung dan mudik, begini reaksi Joko Widodo ( Jokowi ).
Di acara Mata Najwa, Selasa (21/4/2020) malam, Presiden Joko Widodo angkat bicara terkait mudik Lebaran 2020.
Di acara yang tayang di Trans 7 tersebut, Najwa Shihab terus mendebat pernyataan Jokowi yang menyebutkan beda antara mudik dan pulang kampung, begini reaksi Jokowi.
Mulanya, Najwa Shihab bertanya mengapa Jokowi tidak melarang mudik sejak awal.
Diketahui, Jokowi baru mengumumkan larangan mudik pada Selasa sore.
Sehingga wawancara itu dilakukan sebelum Jokowi mengumumkan larangan mudik.
Jokowi menjawab tak ingin terburu-buru atau sembrono dalam mengambil keputusan, karena bisa memunculkan masalah baru.
"Kenapa tidak dilarang sekarang Bapak? Kenapa harus melihat situasi?" tanya Najwa Shihab.
"Kan kita kemarin kita memakai ada transisinya sehingga jangan sampai menimbulkan syok dan justru memunculkan masalah baru."
• Efektif Jumat 24 April 2020, Tito Karnavian Ungkap Alasan Pemerintah Baru Putuskan Larangan Mudik
• Walikota Rizal Effendi Tegaskan tak Ada Arus Mudik Lewat Balikpapan, Surati Gubernur dan Menhub
• Prabowo Sebut Jokowi Selalu Berjuang Demi Kepentingan Rakyat, Ini Permintaannya pada Kader Gerindra
• BREAKING NEWS, Tarakan Lakukan Uji Coba PSBB Mulai Hari Ini
"Rame-rame begitu didadak, rame-rame semua ke stasiun, rame-rame nanti ke terminal, rame-rame ke bandara."
"Yang terjadi ada penumpukan orang di suatu tempat itu yang justru itu menyebabkan tidak menyelesaikan masalah, memunculkan masalah baru penularan yang akan lebih menyebar," jawab Jokowi.
Lalu, Najwa menyinggung soal data dari Kementerian Perhubungan yang menyatakan sudah hampir satu juta orang melakukan mudik.
Sehingga, Najwa bertanya-tanya mengapa Jokowi tidak ingin terburu-buru mengeluarkan kebijakan mudik sedangkan sudah banyak orang keluar dari Jakarta khususnya.
"Tapi yang dikhawatirkan itu sudah timbul pak karena data dari Kemenhub sudah hampir satu juta orang curi start mudik."
"Sudah 900 ribu orang yang sudah mudik dan yang sudah tersebar ke berbagai daerah."
"Apakah ini berarti keputusan melarang itu yang baru akan dikeluarkan melihat situasi tetapi faktanya sudah terjadi penyebaran orang di daerah," tanya Najwa.
Lalu, Jokowi menjawab bahwa apa yang dilakukan satu juta orang itu pulang kampung bukan mudik.
Akibatnya, Najwa membantah bahwa mudik dan pulang kampung itu adalah sama.
"Kalau itu bukan mudik, itu namanya pulang kampung memang bekerja di Jabodetabek di sini sudah tidak dapat kerjaan ya mereka pulang, karena anak istrinya mereka pulang kampung," jelas Jokowi.
"Apa bedanya Bapak pulang kampung dan mudik? Kan sama," bantah Najwa.
Lalu, Jokowi menjelaskan lagi bahwa mudik itu keluar daerah untuk merayakan lebaran dengan keluarga.
Namun, Najwa masih membantah masalah tersebut.
Mudik kan di hari lebarannya, beda," ujar Jokowi.
"Perbedaannya hanya masalah waktu Bapak," kata Najwa.
"Untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri, kalau yang namanya pulang kampung itu ya bekerja di Jakarta, tetapi anak istrinya ada di kampung," jelas Jokowi lagi.
Lalu, Najwa masih membantah pendapat Jokowi soal mudik dan pulang kampung itu berbeda.
Menurut Najwa, mudik maupun pulang kampung sama-sama merupakan kegiatan orang dari suatu daerah ke daerah asal untuk bertemu keluarga.
"Tapi itu kan hanya perbedaan timing Bapak Presiden, tapi aktivitasnya sama, mereka pulang dan kemungkinan membawa virus ke rumah itu juga sama," kata Najwa.
Jokowi menyebut ada banyak orang yang tinggal berdesakan dengan keluarganya dan kehilangan pekerjaan saat Virus Corona melanda.
Tidak diterapkannya physical distancing diketahui bisa meningkatkan risiko penularan Virus Corona.
"Coba dilihat juga di lapangan, ini kita lapangan juga yang dilihat. Di Jakarta mereka menyewa ruang 3x3 atau 3x4 isinya 8 orang-9 orang mereka di sini tidak bekerja."
"Lebih berbahaya di mana? Di sini di dalam ruangan dihuni sembilan delapan orang atau pulang ke kampung tetapi di sana sudah disiapkan isolasi dulu oleh desa saya jelaskan semua desa sudah menyiapkan isolasi ini yang pulang dari Jakarta, lebih bahaya mana?," jelas Jokowi.
Sehingga, Jokowi meminta agar semua pihak bisa melihat detail permasalahan sebelum memberlakukan keputusan terkait masala wabah tersebut.
"Saya kira kita harus melihat lebih detail lapangannya, kita harus melihat lebih detail angka-angkanya," ucap dia.
Lihat videonya mulai menit ke-10:53:
Potongan video wawancara Presiden Jokowi dalam acara Mata Najwa ini seketika viral di media sosial.
Pantauan TribunKaltim.co, Kamis (23/4/2020) pukul 03.20 Wita, hashtag Mata Najwa menempati trending topic teratas di Twitter.
Ada pula kata kunci "Pak Jokowi" dan "Mudik" yang masuk trending Twitter.

Siapkan sanksi larangan mudik
Keputusan larangan mudik tahun ini telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.
Larangan mudik secara efektif mulai berlaku tanggal 24 April 2020 mendatang, dan penerapannya akan berlangsung secara bertahap.
Larangan mudik akan berlangsung selama bulan puasa Ramadhan dan Idul Fitri 1441 hijriah.
Tujuannya dalam rangka mencegah penyebaran Virus Corona atau covid-19.
"Pemerintah memutuskan untuk melakukan pelarangan mudik pada saat Ramadan 1441 Hijriah maupun Hari Raya Idul Fitri untuk wilayah Jabodetabek," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan usai rapat terbatas, Selasa (21/4/2020).
Selain wilayah Jabodetabek, mudik juga dilarang bagi wilayah yang telah ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB).
Wilayah yang menjadi zona merah penyebaran covid-19 juga akan mengalami pelarangan.
Luhut menjelaskan, nantinya ada pelarangan lalu lintas orang untuk masuk dan keluar dari satu wilayah khususnya Jabodetabek.
Sementara transportasi di dalam wilayah Jabodetabek masih akan beroperasi.
Penerapan akan dilakukan secara bertahap mulai dari sosialisasi.
Selanjutnya sanksi akan mulai berjalan efektif pada 7 Mei 2020 mendatang.
"Jadi kalau saya boleh umpamakan operasi militer, persiapan logistik dilakukan, persiapan sosialisasi dilakukan, latihan ini disiapkan baru kita semua eksekusi," terang Luhut.
Pemerintah menyiapkan jaring pengaman sosial bagi masyarakat untuk meredam arus mudik.
Selain itu ketersediaan logistik juga akan dijamin dengan tidak melarang operasional arus logistik.
Selama pelarangan mudik, transportasi logistik tetap akan dibuka.
Namun, dibatasi untuk yang berkaitan bahan pokok, kesehatan, perbankan dan beberapa lainnya.
Staf Khusus Menteri Perhubungan Adita Irawati memastikan, pemerintah akan memberikan sanksi bagi warga yang nekat mudik dari zona merah covid-19.
Sanksi ini nantinya akan diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur larangan mudik.
"Salah satu sanksi yang paling mungkin diberikan adalah meminta pemudik yang mencoba keluar dari zona PSBB atau zona merah untuk kembali. Itu salah satu sanksinya," kata Adita kepada Kompas.com, Selasa (21/4/2020).
Untuk menerapkan sanksi ini, maka setiap akses keluar dari zona merah akan dijaga oleh petugas.
Akses keluar masuk hanya dibolehkan untuk kendaraan logistik.
Sementara angkutan umum dan kendaraan pribadi dilarang melintas.
Selain sanksi tersebut, Adita menyebut ada sejumlah sanksi lainnya yang tengah dibahas. Namun, ia belum mau mengungkapkan sanksi lainnya.
"Ya kita sedang bahas. Yang paling memungkinkan yang tadi saya sebut. Yang lainnya masih dalam pembahasan," kata dia.
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Reaksi Jokowi saat Didebat Najwa Shihab Berkali-kali soal Perbedaan Istilah Mudik dan Pulang Kampung, https://wow.tribunnews.com/2020/04/23/reaksi-jokowi-saat-didebat-najwa-shihab-berkali-kali-soal-perbedaan-istilah-mudik-dan-pulang-kampung?page=all.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi