Waspada Flu Burung, Peternak Ayam Riskan Tertular Sehingga DKP3 Bontang Surati Kelurahan
Hasil diagnosa positif flu burung membuat Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Bontang waspada.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG - Hasil diagnosa positif Flu Burung membuat Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Bontang waspada.
Kendati telah menyatakan nihil kasus Flu Burung, namun, pihaknya masih berjaga-jaga apabila timbul kasus susulan.
Sebab itu pihaknya menyurati kelurahan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap virus tersebut.
"Bersurat ke Kelurahan untuk kewaspadaan Flu Burung. Harapannya bisa menyerap laporan masyarakat," kata Kepala Seksi Pelayanan Hewan Kota Bontang, Riyono.
Baca Juga: Jelang Pilkada Bontang 2020, Disdukcapil Gencar Serukan Perekaman KTP Elektronik
Baca Juga: Kecelakaan Maut di Jalan Poros Samarinda Bontang, 2 Motor Adu Banteng dengan Truk, Nyawa Melayang
Baca Juga: Bawaslu Teruskan Laporan Kepala Dinas dan Staf Kecamatan tak Netral di Pilkada Bontang ke KASN
Dari data yang masuk, kasus Flu Burung di Bontang sejak ditemukannya di Bontang akhir Oktober 2020 lalu berjumlah 150 ekor unggas.
"Total yang mati ada 150 ekor dari populasi sekitar 200 lebih. Ini ayam sektor 4 atau ayam pekarangan dan ternak rumahan," ujarnya.
Disinggung bagaimana potensi penularan ke manusia, Riyono berkata yang paling berpotensi tertilar adalah peternak ayam.
Karena mereka yang paling riskan tertular Flu Burung dari unggas ternak mereka yang terjangkit Flu Burung.
"Yang riskan itu sebenarnya peternak itu tadi," bebernya.
Dijelaskannya, penularan virus Flu Burung bukan dari makanan. Bila terkena panas 60 derajat selama 30 menit, virus tersebut bakal hilang dengan sendirinya.
Jadi apabila manusia tak kontak dengan unggas, maka tak perlu panik tertular Flu Burung.
"Bila kontak dengan unggas pakai masker, cuci tangan. Ditujukan khusus bagi peternak ayam. Kalau manusia tak ada kontak dengan unggas tak akan tertular," jelasnya.
Pihaknya menegaskan penyebaran virus Flu Burung di Bontang dipastikan telah mereda, tak semasif 2 sampai 3 pekan yang lalu karena banyak laporan unggas yang mati mendadak.
Diungkap Riyono, sekira 20 Oktober pihaknya menerima laporan dari masyarakat soal unggas yang mendadak mati.
Saat didatangi tak ada unggas yang mati, namun warga mengatakan beberapa hari sebelumnya kejadian tersebut.
"Selang 2 hari ada kematian unggas beberapa ekor. Kami lakukan rapid test hasilnya positif Flu Burung. Kami langsung disenfeksi kandang dan edukasi," ujarnya.
Bahkan Dinas Peternakan Provinsi Kaltim juga mengerahkan jajarannya ke Bontang, lantaran mendengar munculnya kasus Flu Burung di Bontang, Kalimantan Timur.
"Mereka ikut lakukan desinfeksi. Pengendalian, penyemprotan kandang ke semua lokasi kasus. Infonya, minggu-minggu sebelumnya sudah ada banyak (ayam) yang mati," katanya.
"Kami ambil swab ayam sisa yang masih hidup. Lakukan pemeriksaan PCR Flu Burung. Seminggu kemudian hasilnya keluar, yaitu positif," sambungnya.
Pemberitaan sebelumnya, laki-laki itu bernama Irwan Santoso (33). Anak dari seorang peternak ayam bangkok di Bontang, Kalimantan Timur. Ia terpaksa gigit jari.
Di tengah pandemi yang tak kunjung berakhir, usaha keluarga mereka harus menelan kenyataan pahit. Ratusan ayamnya mati secara mendadak akhir Oktober 2020 lalu. Ayam bangkok ternak itu bukan mati gegara covid-19, melainkan virus Flu Burung.
"Banyak, mas. Kira-kira mencapai sekitar 130 ekor ayam. Saat ini ayam hanya 6 ekor.
Mati tiba-tiba saja, tidak ada sakit. Kalau divonis dari dokter hewan ini Flu Burung," ungkapnya saat ditemui Tribunkaltim.co, Minggu (15/11/2020).
Bagi Irwan, peristiwa mati mendadaknya hewan ternaknya bukanlah hal baru. Beberapa tahun silam, hal serupa juga telah menimpanya. Penyebabnya pun sama. Diagnosanya Flu Burung.
"Ini bukan pertama kali, tapi sudah dua kali tahun 2000-an. Ternaknya juga mati juga ratusan," tuturnya.
Peristiwa kematian mendadak ratusan ayam bangkok milik Irwan, membuatnya rugi hingga puluhan juta. Tak ada yang bisa dilakukan selain pasrah. Yang telah mati tak mungkin hidup lagi, batin Irwan.
Baca Juga: Ratusan Ayam Mati Mendadak Kala Pandemi, Ada Flu Burung, Peternak Bontang Rugi Puluhan Juta
Baca Juga: Pemerintah Minta Warga Tenang, Kasus Flu Burung Sudah Nihil di Bontang
Baca Juga: Pernah Tangani Flu Burung, Jusuf Kalla Beber Faktor Kunci Tekan Kasus Virus Corona, Berkejaran Waktu
"Kami mengalami kerugian, ya, sekitar Rp30 jutaan, mas. Harga ayam bangkok itu bisa mencapai jutaan, lho, paling mahal," bebernya.
Nah, ayam-ayam yang tersisa atau masih bertahan, dijaga benar oleh Irwan. Untuk menangkal serangan virus Flu Burung terhadap unggasnya, ia membubuhi air cuka di setiap kandang ternaknya yang masih hidup.
"Hal ini terbukti, mas. Ketika beberapa kandang ayam yang tidak dipasang cuka, ada yang mati. Dari aroma cuka itu seperti nyamuk tidak berani," ucapnya.
(TribunKaltim.Co/Fachri)