Speedboat Senggol Ponton

Hari Kedua, Pencarian Motoris Hilang di Sungai Mahakam Samarinda Diperluas, PT Pelindo IV Ikut Serta

Pencarian terhadap motoris speedboat PT Pelindo IV Cabang Samarinda yang hilang, Wahyudi (23), pasca insiden senggolan dengan ponton

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
OPERASI - Penyisiran Tim Gabungan Basarnas, Relawan dan pihak terkait, menyisir sekitar area titik tenggelamnnya motoris kapal speedboat, atas nama Wahyudi (23) yang dilaporkan hilang pada Minggu (13/12/2020) kemarin. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pencarian terhadap motoris speedboat PT Pelindo IV Cabang Samarinda yang hilang, Wahyudi (23), pascainsiden senggolan dengan ponton, hingga terjatuh di perairan Sungai Mahakam,  Kota Samarinda, Kalimantan Timur kembali dilanjutkan pada hari ini Senin (14/12/2020).

Korban terjatuh dan tenggelam di sekitar kawasan Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

Tim gabungan Unit Siaga Search and Rescue (SAR) Basarnas Samarinda dibantu Relawan Gabungan Kota Samarinda dan unsur instansi terkait lainya melakukan briefing awal sebelum melakukan penyisiran disekitar Last Known Position atau titik terakhir korban terlihat.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan, Melkianus Kotta melalui Koordinator Unit Siaga SAR Basarnas Samarinda Riqi Effendi menjelaskan, akan memperluas area pencarian pada remaja berusia 18 tahun ini dengan luas area pencarian satu kilometer.

Baca juga: Kisah Motoris Tenggelam di Sungai Mahakam Samarinda, Baru Menikah, Kini Istrinya Sedang Hamil

Baca juga: Kecelakaan di Sungai Mahakam Samarinda, Basarnas Buat Posko di Sekitar Lokasi Tenggelamnya Motoris

Baca juga: NEWS VIDEO Kapal Speedboat Pembawa Pandu Mendatangi Tugboat, Motoris Diduga Tenggelam

"Tim SAR gabungan melanjutkan operasi hari kedua dengan menyisir disekitar LKP, sembari memantau pergerakan arus sungai," sebut Riqi Effendi usai briefing bersama Tim gabungan, Senin (14/12/2020).

Area pencarian atau lokasi pencarian yang dilakukan penyisiran mempunyai daerah yang luas, titik korban ditengah sungai saat terjatuh, bisa memungkinkan korban terbwa oleh arus sungai.

Tim akan mencari di titik lokasi yang kemungkinan korban muncul kepermukaan.

"Kami akan menyisir menggunakan rubber boat. Alhamdulillah cuaca cerah berawan, akan terus kami pantau, sehingga memungkinkan mencari dengan pola yang ada," jelas Riqi Effendi.

Untuk penyelaman seperti yang rencananya akan dilakukan kemarin, Riqi Effendi belum bisa menjelaskan lebih lanjut. 

Baca juga: BREAKING NEWS Motoris Speed Boat Diduga Tenggelam Usai Senggolan dengan Ponton

Baca juga: Kapal Nelayan Tenggelam di Perairan Pulau Manimbora, Semua Korban Selamat

Baca juga: Pria Balikpapan Duduk Melamun di Tepi Kapal yang Bersandar, Tiada Diduga Tercebur, Tewas Tenggelam

Ditambahkannya, pihak PT Pelindo IV Cabang Samarinda yang juga mencari keberadaan rekan kerjanya tersebut ikut menyisir perairan menggunakan speedboat.

Tim SAR gabungan pencarian hingga pukul 18.00, selanjutnya pemantauan di Harapan Baru dan Sungai Kunjang, Samarinda

"Dilanjut jika melakukan penyisiran malam (pihak Pelindo IV Cabang Samarinda), kami mohon hati-hati dan tetap utamakan safety," ungkapnya.

"Akan saling info jika ada penemuan atau sudah ditemukan," jelasnya.

Operasi Pencarian Sempat Ditunda

Kegiatan operasi pencarian oleh tim gabungan dari Unit Siaga SAR Basarnas Samarinda, TNI/Polri serta relawan Kota Samarinda yang tengah melakukan upaya pencarian pada motoris PT Pelindo IV Cabang Samarinda, bernama Wahyudi, usia 23 tahun.

Yang hilang di perairan Sungai Mahakam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, usai insiden senggolan dengan kapal ponton dan tersedot arus tongkang tanpa muatan hari ini (13/12/2020) ditutup dan dilanjutkan pada esok hari.

Koordinator Siaga SAR Samarinda, Riqi Efendi menjelaskan usai penyisiran pihaknya dan tim gabungan, hasil yang didapat masihlah nihil.

Dijelaskannya, kronologis awal yang ia terima, pandu bandar bernama Achmad Djupri (44) hendak turun usai melakukan pekerjaannya sebagai pandu di kawasan Jembatan Mahulu dan dijemput oleh speedboat milik PT Pelindo IV Cabang Samarinda guna kembali melakukan pandu pada tongkang berikutnya, sesuai antrian.

Baca juga: Minta KSOP Batasi Kapal Ponton dan Tugboat di Sungai Mahakam, Ketua DPRD Kukar: Air Sungai Tercemar

Baca juga: Penyelesaian Insiden Ponton Tabrak Jembatan Mahakam Berlarut-larut, Ini Kata Plt Sekprov Kaltim

Baca juga: ABK Kapal di Samarinda Diduga Tenggelam, Klotok yang Ditumpangi Tabrak Ponton

Baca juga: 2 Hari Hilang di Perairan Desa Sempayau Kutai Timur, Korban Ditemukan Mengapung di Samping Ponton

Pada saat giliran pandu Tug Boat (TB) Lintas Samudera 60, kapal yang dinaiki dengan dikemudikan motorisnya yaitu Wahyudi (23) korban tenggelam mengalami mati mesin lantaran baling-baling kapal tersangkut rumput.

"Setelah selesai, nahas speed mengalami mati mesin. Saat akan merapat, speed boat tersedot arus dan masuk kebawah tongkang hingga terbalik," sebut Riqi Effendi kepada TribunKaltim.co pada Minggu (13/12/2020).

Terkait dengan upaya pencarian yang dilakukan hari ini, Riqi Effendi menyebutka bersama tim gabungan, melakukan penyisiran, dengan jarak 100 meter dari lokasi terakhir korban menghilang atau Last Known Position (LKP).

"Masih dengan penyisiran, dengan radius 100 meter, karena posisi ditengah, tidak dilakukan penyelaman karena disamping arus yang deras, juga jarak pandang nol," tegasnya.

Baca juga: Buntut Blokade Ponton Batu Bara, Danlanal: Pengusaha Harus Perhatikan Dampak Lingkungan di Laut

Baca juga: Satu Keluarga Tercebur di Sungai Sangatta Saat Naik ke Ponton, Begini Kesaksian Sang Pemilik Ponton

Baca juga: Kapal Tugboat Pembawa Ponton Batubara Senggol Keramba Warga Muara Muntai Kukar

Sementara itu terkait kegiatan pemanduan kapal yang dilakukan korban, Manager Pelayanan Kapal Pelindo IV Cabang Samarinda, Alwi Tunru, menyampaikan keduanya bertugas seperti biasa, usai melakukan pandu tongkang yang melintas di bawah Jembatan Mahulu sebelum insiden terjadi pada speedboat yang ditumpangi.

Korban selamat Achmad Djupri diketahui dijemput oleh speedboat yang dikemudikan oleh Wahyudi (korban tenggelam). 

Namun, mesin kapal cepat ini mati, sehingga korban langsung berupaya untuk mengecek ke baling-baling (propeller).

Baca juga: Penyelesaian Insiden Ponton Tabrak Jembatan Mahakam Berlarut-larut, Ini Kata Plt Sekprov Kaltim

Baca juga: Kadistamben Sebut Pencurian Batubara dari Ponton Merupakan Kasus Lama

Baca juga: Jembatan Mahakam Ditabrak Ponton, Anggota DPRD Kaltim Sebut Tiang Penyangga Sudah Miring

Kegiatan pandu sendiri dimulai dari pukul 06.00 Wita hingga 12.00 Wita, setelah itu istirahat dan dilanjutkan pada pukul 14.00 Wita hingga berakhir pada pukul 17.00 Wita.

Insiden terjadi tepat pada pukul 10.00 Wita saat keduanya hendak merapat ke kapal antrian berikutnya TB Lintas Sumatera 60 yang menyenggol dan menyebabkan speedboat keduanya terbalik pada tongkang yang ditarik kapal TB tersebut.

Mereka memang sudah pakai life jacket. Nah, mereka itu mengetahui ada arus.

Namun, karena Wahyu ini berada sangat dekat tepat di bawah tongkang, dia langsung tersenggol.

"Sedangkan rekan kami Djupri langsung terjun dan berpegangan pada tongkang," jelas Alwi Tunru

Speedboat yang mati mesin sebelumnya sudah termonitor oleh rekan-rekan di Posko pandu, saat akan mendatangi, insiden terjadi. 

Melihat speedboat yang ditumpangi kedua rekannya terbalik, langsung disusul oleh rekan yang lain, berjarak 800 meter dari kapal.

Langsung ada teman-teman speedboat lainnya yang menolong, kemudian mencari Wahyu, tetapi tidak ketemu, saat speedboat di balikkan kembali akhirnya ditambatkan di sebuah dermaga kawasan posko.

"Saat itu memang musibah terjadi saat keduanya tengah melakukan pekerjaan," ungkap Alwi Tunru 

Keduanya memang sedang melakukan pandu kapal-kapal TB pembawa tongkang yang akan melintas di bawah Jembatan Mahulu.

Alwi Tunru mengimbau, kapal pembawa tongkang yang melalui Jembatan Mahulu dilakukan pandu tanpa adanya kapal asis dibelakang.

Berbeda ketika melintasi Jembatan Mahakam, baik tongkang bemuatan maupun tidak harus menggunakan pandu dan kapal asis.

"Karena kontur Jembatan Mahakam ini kan sempit, makanya harus menggunakan kapal asis serta pandu. Sedangkan ini hanya bertugas untuk pandu saja, tanpa kapal asis," imbuhnya.

(Tribunkaltim.co/ Mohammad Fairoussaniy)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved