BBM Langka di Krayan Nunukan, Ketua DPRD Kaltara akan Tindaklanjuti ke Dinas Terkait

Antrean panjang penduduk saat membeli BBM, terjadi di Krayan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.

Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MAULANA ILHAMI FAWDI
Ketua DPRD Kaltara, Norhayati Andris, Senin (21/12/2020). TRIBUNKALTIM.CO/MAULANA ILHAMI FAWDI 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Antrean panjang penduduk saat membeli BBM, terjadi di Krayan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, akibat langkanya suplai BBM dari Pertamina.

Diberitakan sebelumnya di TribunKaltara.com, warga Krayan, Kabupaten Nunukan, hanya mendapatkan 3 liter bensin untuk jatah selama 3 hari.

Dihubungi via sambungan telepon oleh TribunKaltara.com, Ketua DPRD Kaltara, Norhayati Andris, mengaku.

Pihaknya akan menindaklanjutinya dengan dinas terkait, mengenai antrean panjang warga dan keterbatasan suplai BBM.

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Polda Kaltara Gelar Apel Pasukan Operasi Lilin Kayan 2020

Baca juga: Mulai Hari Ini Operasi Lilin Krayan Digelar, Fokus Utama Penegakan Protokol Kesehatan

Baca juga: Trending Topic, Profil Kabupaten Nunukan di Kaltara, Harga Gula bisa Capai Rp 40 Ribu Per Kg, BBM?

"Kita tindaklanjuti, namanya pengawasan, jangan sampai ada trouble di lapangan, kami akan mem-pressure dinas terkait," ujar Ketua DPRD Kaltara, Norhayati Andris, Senin (21/12/2020).

Menurutnya, warga Krayan yang ada di perbatasan, adalah keluarga yang harus mendapatkan pelayanan yang baik dari negara.

Baca juga: Kesal BBM Langka di Daerah Kaya, Dokter 2 Anak Kirim Surat Terbuka ke Presiden Jokowi

Baca juga: BBM Langka di Nunukan, 4 Hari Sampah tak Terangkut

Baca juga: BBM Langka, Pemprov Kaltara Bentuk Tim Pengawas BBM

Baca juga: BBM Langka, Harga Capai Rp 11 Ribu per Liter di Babulu

Baca juga: BBM Langka, Warga Antre Seharian

"Jangan sampai masyarakat Kaltara perbatasan, tidak mendapatkan fasilitas dan layanan, karena mereka juga bagian dari keluarga kita, tentunya negara harus hadir," tambah Norhayati.

Dirinya mengungkapkan, bila ketersediaan BBM serta BBM satu harga, harus terus dilaksanakan, karena merupakan program utama Presiden Jokowi.

"Ini merupakan program utama Pak Jokowi, untuk ketersediaan dan BBM satu harga, sehingga dinas terkait bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat perbatasan," tambahnya.

Baginya, pelayanan BBM di perbatasan harus diperhatikan dengan serius oleh dinas terkait, mengingat saat ini sudah memasuki libur Natal dan Tahun Baru.

"Karena pelayanan BBM yang baik tentu akan membantu masyarakat di perbatasan, saat merayakan natal dan tahun baru," terangnya.

Baca juga: BBM Langka, Polisi Awasi SPBU

Baca juga: BBM Langka Akibat Tidak Responsifnya Pemda

Baca juga: BBM Langka, Puluhan Kapal di Tarakan Tidak Berlayar

Diketahui, hingga saat ini warga Krayan masih kesulitan mendapatkan BBM, adapun harga bensin sempat menyentuh angka Rp 35.000 per liter.

Berhenti Beroperasi

Berita sebelumnya. Sulitnya memperoleh BBM yang terjadi sebulan terakhir dirasakan oleh warga perbatasan RI-Malaysia di Kecamatan Krayan ini lantaran armada angkut berhenti beroperasi.

Pesawat Air Tractor yang selama ini digunakan , dengan daya angkut sebanyak 4 ton dari Kota Tarakan menuju Krayan, berhenti beroperasi.

Pasalnya, lisensi izin terbang pilot Air Tractor sedang dalam proses diperpanjang.

Sehingga layanan angkutan BBM hanya menggunakan pesawat Smart, dengan daya angkut hanya 1,2 ton saja.

Sementara itu, dari 5 kecamatan di Krayan hanya ada satu APMS di Krayan Induk dan satu SPBU di Krayan Selatan.

Dia mengaku, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Pertamina di Tarakan soal lisensi pilot beberapa waktu lalu.

Namun, ia belum bisa pastikan kapan Air Tractor kembali beroperasi.

"Pertamina belum bisa jamin kapan itu selesai. Tapi informasi terakhir, mereka ada upaya datangkan pesawat lagi yang daya angkut BBM-0nya lebih besar dari pesawat Smart yang digunakan saat ini. Kami masih tunggu itu," tuturnya.

Sekadar diketahui, 5 kecamatan di Krayan yakni Krayan Induk, Krayan Barat, Krayan Tengah, Krayan Selatan, dan Krayan Timur.

Jumlah warga untuk 5 kecamatan tersebut sekira 19 ribu jiwa.

"95 persen mayoritas bekerja sebagai petani. Bahkan, tidak semua kecamatan di sana dialiri listrik, hanya ada dua kecamatan saja yakni Long Bawan dan Long Layu. Sehingga mereka gunakan BBM untuk genzet, transportasi ke sawah, untuk ketinting, menebas rumput, dan senso," ungkapnya.

Akses Jalan

Terpisah, menurut Anggota Komisi III DPRD Nunukan, Fraksi Demokrat, Gad Khaleb, satu-satunya cara untuk memecah masalah Krayan saat ini yakni membuka akses jalan.

Pasalnya, 60 persen persoalan Krayan terkait akses jalan.

"Tidak ada pilihan lain, kalau sudah ada akses jalan ke sana, itu sudah mengurai 60 persen persoalan di Krayan, itu solusinya," tutur anggota DPRD Dapil Krayan itu.

Tidak hanya itu, pria yang akrab disapa Gad, mengatakan, saat ini volume suplai BBM harus ditambah.

Lantaran, 3 liter saja untuk satu orang tidak akan mencukupi kebutuhan warga di sana yang 95 persen mayoritas bekerja sebagai petani.

Bahkan, tidak semua kecamatan di sana dialiri listrik, hanya ada dua kecamatan saja yakni Long Bawan dan Long Layu.

"Mereka butuh untuk transportasi ke sawah, untuk ketinting, menebas rumput, senso, bahkan untuk genzet. Di sana masih pakai genset di kampung-kampung," ujarnya.

Gad menambahkan, 90 persen kebutuhan Krayan masih bergantung dengan Malaysia.

Namun, sampai sekarang Malaysia masih lakukan lockdown, sehingga suplai barang termasuk BBM tidak ada.

"Sebelum Covid-19, masalah ini tidak timbul, meskipun BBM dari Tarakan tidak masuk, dari Malaysia bisa masuk. Orang masih beli ke sana, hanya 3 menit saja waktu yang dibutuhkan ke sana, jalan darat lagi. Begitupun kebutuhan sembako seperti gula, dan sebagainya. Jadi selama pembangunan akses jalan tidak ada, masalah akan terus terjadi," ungkap Gad.

( TribunKaltara.com/Maulana Ilhami Fawdi dan Felis )

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved