Banjir di Nunukan
Banjir di Sembakung Nunukan, Ketinggian Air 4,40 Meter, Status Tanggap Darurat Belum Diputuskan
Sebanyak 553 rumah yang tersebar di 8 desa wilayah Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ( Kaltara ) terendam banjir
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Sebanyak 553 rumah yang tersebar di 8 desa wilayah Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ( Kaltara ) terendam banjir.
Kendati begitu, banjir yang sudah mulai meninggi sejak 8 Januari lalu, tak kunjung diputuskan status tanggap darurat bencananya.
Meskipun berkurang 30 cm, ketinggian air saat ini yang berada diangka 4,40 meter terbilang jauh dari batas ketinggian air normal yaitu 3 meter.
Bupati Nunukan Asmin Laura mengatakan, pihaknya sudah meminta Camat setempat untuk mengidentifikasi terlebih dahulu semua warga yang terdampak banjir.
Baca juga: 18 Januari 2021, Dinsos Kaltim Kirim Tagana ke Tempat Banjir Kalimantan Selatan, Ini Komposisinya
Baca juga: NEWS VIDEO 41 Satuan Relawan Gabungan Kota Samarinda Bergabung Menggalang Dana untuk Bencana Banjir
Baca juga: 41 Relawan Gabungan se-Kota Samarinda Galang Dana buat Korban Banjir di Kalsel
Agar bantuan kepada masyarakat yang terdampak akan segera disalurkan, sembari menunggu tim BPBD melakukan kajian sebelum memutuskan status tanggap darurat bencana.
"Kami meminta Camat setempat untuk mengidentifikasi terlebih dahulu semua warga yang terdampak banjir. Agar bantuan segera disalurkan ke sana. Ini banjir tahunan karena posisi rumah warga tinggal di pinggir sungai," kata Asmin Laura kepada TribunKaltara.com, saat ditemui di posko evakuasi korban kebakaran rumah, Minggu (17/01/2021), pukul 13.00 Wita.
Informasi yang dihimpun dari BPBD Nunukan, sungai di Sembakung yang memiliki panjang 287 Km, muda terkena dampak banjir, lantaran posisi wilayah yang terletak paling hilir, dekat dengan laut dan berbatasan langsung dengan muara sungai.
Menurut Bupati terpilih pada Pilkada serentak 9 Desember lalu itu, pihaknya sudah merelokasi 50 rumah warga di Kecamatan Sembakung setiap tahunnya.
Baca juga: Terkait Banjir di Samarinda, Ini Pesan Walikota Samarinda Syaharie Jaang kepada Warga
Baca juga: Ketua DPRD Sugiyono Sampaikan APBD 2021, Menitikberatkan ke Penanganan Banjir di Samarinda
"Ada beberapa solusi yang sudah diberikan Pemda misalnya merelokasi rumah warga di sana secara bertahap. Setiap tahun hanya bisa 50 rumah. Kemudian selama 3 tahun memimpin Nunukan baru 150 rumah yang bisa direlokasi," ucap Asmin Laura.
Dia mengaku, dalam waktu dekat pihaknya akan membahas persoalan banjir Sembakung pada rapat internal Pemda perihal solusi jangka panjang.
Baca juga: Cuaca Ekstrem di Kaltim, Diperkirakan Berlangsung Hingga 18 Januari 2021, Waspada Banjir dan Longsor
Baca juga: Bupati Nunukan Asmin Laura Tutup Posko Tanggap Darurat Bencana Kebakaran di Inhutani
"Akan kami rapatkan dan akan diteruskan ke Pemerintah Pusat terkait solusi jangka panjang. Apakah akan dibuat tanggul karena bicara tanggul membutuhkan anggaran yang besar. Apalagi sepanjang sungai 10 Desa yang ada di sana. Kalau harap APBD kita saya pikir sangat impossible sekali. Kami akan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat," ujar mantan anggota Dewan Kaltara itu.
Dia berpesan kepada Camat Sembakung untuk memastikan tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut dan seluruh warga dipastikan mengungsi.
Pasokan Pangan 661 KK Menipis
Saat dikonfirmasi, Camat Sembakung, Zulkifli mengatakan saat ini pihaknya terus melakukan pendataan daerah dan warga yang terdampak banjir.
Lantaran, banjir yang mulai meninggi sepekan lebih itu membuat stok pangan 661 kepala keluarga (KK) mulai menipis.
"Kami masih terus melakukan pendataan warga 8 desa yang terdampak banjir. Karena sudah seminggu lebih ini jadi stok pangan pasti menipis. Makanya kami berupaya mendata mana KK yang stoknya sudah habis itu kami utamakan dulu dibantu sembari menunggu status tanggap darurat diputuskan," tutur Zulkifli melalui telepon seluler.
Zulkifli menjelaskan, hingga kini hanya ada satu posko siaga bencana di Desa Atap. Hal itu dilakukan untuk membantu mengevakuasi barang dan warga yang rumahnya sudah tidak layak untuk ditinggali.
Sejauh ini belum ada warga yang mengalami keluhan sakit apapun, namun Zulkifli mengaku telah menginformasikan kepada kepala Puskesmas pembantu (Pustu) di setiap desa untuk siaga membantu warga yang mengalami keluhan sakit.
"Ada satu posko siaga bencana di Desa Atap. Sampai sekarang warga masih memilih tinggal di dalam rumah masing-masing dengan membuat pungkau (tiang di atas permukaan air). Setiap Pustu sudah saya koordinasikan untuk siaga membantu warga jika ada keluhan sakit," ungkapnya.
Zulkifli imbau kepada warga di 8 desa terdampak banjir agar selalu waspada akan perubahan debit air yang sewaktu-waktu bisa naik.
Dia berharap Pemda segera memutuskan status tanggap darurat bencana untuk Kecamatan Sembakung.
"Belakangan ini hujan terus, jadi warga saya harap untuk selalu waspada, tidak menutup kemungkinan debit air akan berubah-ubah. Saya membuat laporan secara terus-menerus kepada Pemda dengan tembusan ke BPBD Nunukan agar bisa melakukan kajian dengan cepat, biar status tanggap darurat segera diputuskan," imbuhnya.
Sekadar diketahui, jumlah KK se-Kecamatan Sembakung dari 8 desa sebanyak 1.597 dengan 5.754 jiwa.
Namun, untuk jumlah KK yang terdampak banjir dari 8 desa sebanyak 661 KK dengan 2.752 jiwa.
Adapun 8 desa di Sembakung yang terdampak banjir yakni:
- Tagul: 125 KK, 496 jiwa.
- Lubakan: 142 KK, 451 jiwa.
- Atap: 802 KK, 2.891 jiwa
- Manuk Bungkul: 116 KK, 435 jiwa.
- Tujung (lama) : 105 KK, 389 jiwa.
- Pagar: 106 KK, 390 jiwa.
- Labuk: 91 KK, 359 jiwa.
- Butas Bagu: 110 KK, 343 jiwa.
Fasilitas pendidikan yang terendam banjir yakni:
- SD: 9 gedung
- SMP: 2 gedung
- SMA: 1 gedung
Fasilitas kesehatan yang terendam banjir yakni ada 8 Pustu. Sebanyak 11 sarana ibadah terendam banjir (Gereja dan Masjid). Sarana lainnya ada 28 bangunan.
Sawah yang terendam banjir sekira 335,75 Ha. Hewan ternak yang mati yakni Sapi: 211 ekor, Kambing: 43 ekor.
Sejak 8 Januari Direndam Banjir
Sebanyak 8 desa di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ( Kaltara ) terendam banjir sejak 8 Januari 2021.
Informasi yang dihimpun, banjir setinggi 4,67 meter itu berawal dari meluapnya sungai yang ada di negara tetangga, Malaysia pada 1 Januari lalu.
Meskipun sempat mengalami surut, banjir kembali tinggi sejak 8 Januari 2021 hingga saat ini, Sabtu (16/01/2021).
Diketahui Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, memiliki 10 desa, namun hanya 8 desa yang terendam banjir saat ini.
Kasubid Kedaruratan BPBD Nunukan, Hasan, mengatakan saat ini ketinggian air 4,67 meter. Air sempat naik malam tadi hingga 4,70 meter.
Baca juga: Mahasiswa Galang Dana Bagi Korban Kebakaran di Nunukan Hingga Rp 17 Juta
Baca juga: PMI Nunukan Gelar Program Jumat Berkah Sumbang Darah, Humas PMI: Target 20 Pendonor
Baca juga: Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg di Nunukan Bantah Jual Rp 70 Ribu Per Tabung
Baca juga: Gara-gara Maju Pilkada 2020, DPRD Nunukan Resmi Lantik 2 Anggota PAW, Ini Pesan Rahma Leppa
"Ketinggian air berubah-ubah tergantung cuaca juga. Karena informasi BMKG Nunukan, hujan masih berlangsung sampai di awal Februari. Tadi malam sempat 4,70 meter sekarang turun 3cm jadi 4,67 meter. Kondisi normal permukaan air sungai itu 3 meter. Kami punya tiang ukur di sana," kata Hasan kepada TribunKaltara.com, pukul 13.00 Wita.
Kepala keluarga (KK) se-Kecamatan Sembakung dari 8 desa sebanyak 1.597 dengan 5.754 jiwa.
Namun, untuk jumlah KK yang terdampak banjir dari 8 desa sebanyak 661 KK dengan 2.752 jiwa.
"Kalau kami lihat laporan dari beberapa rekan BPBD di sana, banjir sudah sampai di pinggang. Bahkan sudah sampai setengah rumah di beberapa desa tertentu.
Hasan mengkhawatirkan banjir bertambah tinggi, pasalnya ada beberapa desa yang sebelumnya tidak terdampak banjir kini ikut terdampak.
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Nunukan, Bertambah 8 Pasien Positif Covid-19 dan Sembuh 13 Orang
Baca juga: NEWS VIDEO Suasana Parahnya Banjir di Barabai Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan
Baca juga: Banjir di Kalsel, Warga Terpaksa Tidur di Kandang Ayam, Tanpa Toilet dan Kamar Mandi
Baca juga: Banjir Landa Warga Tanah Laut Kalimantan Selatan, Alfamart Salurkan Donasi Konsumen ke Korban
"Sungai sembakung itu panjangnya 287 km. Jadi banjir secara bergantian dengan Malaysia. Sekarang ini informasi dari Camat, Malaysia sudah normal, kita yang belum. Banjir sudah naik di pinggang," ucapnya.
Hasan mengaku, Sembakung sangat muda terkena dampak banjir, lantaran posisi wilayah yang terletak paling hilir, dekat dengan laut dan berbatasan langsung dengan muara sungai.
Hal itu diperparah lantaran air saat ini tengah pasang.
Baca juga: Dukung LASKAR, PNS Nunukan Dinyatakan Melanggar
Baca juga: DPRD Kaltim ke Museum Mulawarman di Kukar, Soroti Sarana Prasarana, Koleksinya dan Persoalan Banjir
"Semua air dari hulu lari ke hilir, memang agak rendah tempatnya. Bukan kali pertama banjir di sana. Kami khawatirkan curah hujan intensitas sedang hingga lebat.
Banjir berpotensi naik," tuturnya.
( TribunKaltara.com/ Felis )