Virus Corona di Balikpapan
Pemeriksaan Mutasi Virus B117 Butuh 2 Minggu, Satgas Covid Balikpapan Masih Tunggu 8 Hasil
Belum usai pandemi covid-19, kini masyarakat kembali dikhawatirkan oleh mutasi dari virus Covid-19 itu sendiri, yakni B117
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menerangkan, varian N439K diduga muncul dua kali secara terpisah.
Pertama kali mutasi virus Corona tersebut ditemukan di Skotlandia pada awal pandemi.
Lalu, kali kedua, dengan jangkauan lebih luas di Eropa dan saat ini sudah sampai Indonesia.
Baca juga: Pasokan Vaksin Covid-19 di Balikpapan Habis, Suntikan Dosis Kedua Terancam Mundur
N439K ini awalnya dianggap menghilang saat lockdown diberlakukan di Skotlandia. Tapi justru muncul di Rumania, Swiss, Irlandia, Jerman dan Inggris.
"Terus, mulai November tahun lalu, varian ini dilaporkan menyebar secara luas," katanya seperti dikutip dari akun twitternya, Sabtu (13/3/2021).
Guru Besar UI ini melanjutkan, sifat N439K yang paling disorot adalah resistans terhadap antibodi alias tidak mempan.
"Baik itu antibodi dari tubuh orang yang telah terinfeksi, maupun antibodi yang telah disuntikkan ke tubuh kita," kata Zubairi.
Baca juga: Varian Corona B117 Terdeteksi di Balikpapan, Dinkes Malinau Angkat Bicara, Beber 2 Cara Pencegahan
Ia menuturkan, Amerika Serikat merupakan negara yang mencoba mengantisipasi N439K ini.
Mereka mengeluarkan EUA untuk dua jenis obat antibodi monoklonal dalam pengobatan Covid-19.
"Yang jadi soal, N439K ini tidak mempan diintervensi obat itu," ucapnya.
Lebih jauh ujar dia, seperti dikatakan Gyorgy Snell, Direktur Senior Biologi Struktural di Vir Biotechnology California, N439K punya banyak cara mengubah domain imunodominan untuk menghindari kekebalan (tubuh manusia) sekaligus mempertahankan kemampuannya untuk menginfeksi orang.
Baca juga: Vaksin Nusantara untuk Covid-19 yang Digagas Terawan Tuai Polemik, Jokowi Angkat Bicara
Baca juga: Satu Hari Sebelum Nyepi di Samarinda, Warga Gelar Tawur Agung Kesanga Taat Protokol Kesehatan
Namun, yang jadi catatan epidemiolog, penyebaran N439K tidak secepat B117 dan semoga ke depannya juga demikian.
"Pesan saya. Tetap jaga jarak, pakai masker dan hindari kerumunan, apalagi di dalam ruangan. Jangan bosan saling ingatkan. Pandemi belum usai," ujar Zubairi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mutasi Virus Corona B117 dan N439K, Mana yang Lebih Diwaspadai ? Ini Kata IDI, https://www.tribunnews.com/Corona/2021/03/13/mutasi-virus-Corona-b117-dan-n439k-mana-yang-lebih-diwaspadai-ini-kata-idi?page=all
Penulis Mohammad Zein | Editor: Budi Susilo