Virus Corona
KABAR DUKA Komandan Brimob Meninggal Positif Corona, Meriang & Sesak Nafas Usai Divaksin AstraZeneca
Kabar duka Komandan Brimob meninggal positif Corona, meriang & sesak nafas usai divaksin AstraZeneca.
TRIBUNKALTIM.CO - Kabar duka salah seorang Komandan Brimob Kepolisan Negara Republik Indonesia ( Polri) meninggal positif Corona.
Adalah Komandan Kompi Batalyon A Satuan Brimob Polda Maluku, Iptu LT.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir Iptu LT mengeluh badannya meriang dan sesak nafas usai menjalani vaksinasi Corona.
Kendati sempat sembuh, namun tak lama kemudian Iptu LT mengalami gejala sesak nafas, lalu akhirnya meninggal dunia.
Saat dilakukan swab test corona, Iptu LT diketahui terjangkit covid-19.
Baca juga: Ada Kandungan Tripsin Babi, MUI Sebut Vaksin AstraZeneca Haram, tapi Boleh Dipakai Vaksinasi Corona
Baca juga: NEWS VIDEO Seusai Divaksin AstraZeneca, Komandan Brimob Polda Maluku Sesak lalu Meninggal
Dilansir Kompas.TV, total hanya berselang lima hari setelah Iptu LT disuntik vaksin AstraZeneca lalu meninggal dunia.
Dalam kondisi tidak bernyawa, petugas kemudian memeriksa jenazah Iptu LT dengan melakukan tes swab. Hasilnya, diketahui ternyata Iptu LT positif terinfeksi Covid-19.
Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat mengatakan sebelum meninggal Iptu LT mengikuti vaksinasi massal Covid-19 pada tanggal 30 Maret 2021.
Bersama anggota polisi lainnya, Iptu LT menerima suntikan vaksin AstraZeneca di Lapangan Upacara Polda Maluku di kawasan Tantui.
Sebelum disuntik vaksin, Iptu LT telah menjalani screening kesehatan. Dokter juga mewawancarai kondisi kesehatan polisi tersebut.
Sehari pascavaksinasi atau pada 31 Maret 2021, Iptu LT mengaku badannya merasa meriang.
"Jadi tanggal 30 kemarin itu korban ikut vaksinasi, besoknya tanggal 31 korban alami meriang," kata Roem.
Baca juga: Terjawab Penyebab Anggota Brimob Meninggal Usai Divaksin Covid-19 AstraZeneca, Ngeluh Tak Bisa Jalan
Karena kondisi yang demikian, membuat Iptu LT dan istrinya pergi ke rumah sakit untuk berobat.
Ketika mereka memeriksakan diri, petugas medis menyatakan tidak ada penyakit apa-apa pada Iptu LT.
Meski begitu, saat itu petugas memberinya obat. Tak lama kemudian, kondisi Iptu LT sempat membaik usai mengonsumsi obat tersebut.
"Saat diperiksa tidak ada penyakit apa-apa lalu korban diberi obat. Setelah itu korban minum lalu sembuh lagi seperti biasa," tutur Roem.
Tetapi, sekitar lima hari kemudian, Iptu LT mengeluh sesak napas. Lima hari usai divaksin, Minggu (4/3/2021) pagi, LT ditemukan dalam kondisi lemas di sofa.
Setelah dibawa ke rumah sakit, ternyata LT sudah meninggal dunia. Menurut penjelasan sang istri, LT sempat mengalami sesak napas.
"Memang sempat sesak napas tadi malam jam 12 lalu tadi pagi istrinya lihat suaminya sudah terbaring di sofa, lalu dibawa ke rumah sakit, ternyata sudah meninggal," tuturnya.
Jenazah Positif Covid-19
Setelah meninggal, petugas sempat melakukan tes swab terhadap jenazah Iptu LT.
"Almarhum ini ternyata positif Covid-19, pemeriksaan (swab) dilakukan tadi setelah korban meninggal dunia dan hasilnya keluar positif," kata Roem dikutip dari Kompas.com, Minggu (4/4/2021).
Namun Roem belum mengetahui dari mana LT tertular virus. Roem sebelumnya menegaskan bahwa meninggalnya LT bukan karena vaksin.
"Yang jelas sekali lagi, kita tidak bisa bilang ini karena vaksin," ujar dia.
Baca juga: Anggota Brimob Meninggal Usai Divaksin AstraZeneca, Kadinkes Beberkan Fakta Sebenarnya
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meikyal Pontoh angkat bicara terkait meninggalnya seorang anggota Brimob usai divaksin.
Seperti diberitakan sebelumnya, personil Brimob Polda Maluku atas nama Iptu Lourens Tenine dikabarkan meninggal dunia lima hari setelah disuntik vaksin Covid-19.
Baca juga: Anggota Brimob Meninggal Usai Divaksin AstraZeneca, Kadinkes Beberkan Fakta Sebenarnya
Baca juga: Penjelasan Medis Satpam Meninggal Usai Divaksin, Gejala Demam Tinggi dan Sesak Nafas, Mirip Covid-19
Diketahui vaksin yang disuntikan ke Iptu Lourens Tenine yakni vaksin AstraZeneca.
Meikyal Pontoh memastikan, Danki 4 Yon A Pelopor tersebut meninggal karena terpapar Covid-19.
"Menurut laporan, yang bersangkutan terkonfirmasi Covid-19," kata Meikyal melalui telepon, Minggu (4/4/2021).
Selain itu, dia menyebut almarhum meninggal bukan akibat mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) melainkan sakit hipertensi.
“Yang bersangkutan meninggal bukan karena adanya KIPI.
Namun karena memiliki riwayat penyakit hipertensi tak terkontrol,” ujar dia.
Dia menjelaskan, hipertensi trak terkontrol menyebabkan terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung koroner dan stroke, gagal jantung, gagal ginjal, penyakit vaskular perifer dan kerusakan pembuluh darah retina yang mengakibatkan gangguan penglihatan hingga resiko kematian.
Iptu Lourens Tenine meninggal setelah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Maluku, Tantui, Kota Ambon, Minggu (4/4/2021) pagi ini.
Kabid Humas Polda Maluku, Roem Ohoirat belum dapat memastikan apakah Danki 4 Yon A Pelopor itu meninggal setelah disuntik vaksin AstraZeneca.
Almarhum meninggal setelah mengikuti vaksinasi massal di Lapangan Tahapary Polda Maluku, Selasa (30/3/2021) pagi.
Kabar lain juga menyebutkan dia meninggal lantaran mengalami hipertensi.
Sebelum dilarikan ke rumah sakit, almarhum sempat mengeluhkan badannya meriang, mulutnya terasa pahit, termasuk dada dan bagian lututnya juga sakit usai divaksin.
Dia bahkan menanyakan apakah dada dan lututnya tersebut harus dipijat.
Dia juga sempat mengeluh tak bisa berjalan usai divaksin.
Baca juga: Terjawab Penyebab Satpam Meninggal Usai Divaksin Covid-19, Bergejala Seperti Infeksi Virus Corona
Satpam Meninggal usai Divaksin Covid-19
Eti warga asal RT 03 / RW 09 Rawa Mekar Jaya, Serpong, Tangerang Selatan tak kuasa menahan sedih.
Suaminya bernama Sarmili meninggal dunia setelah divaksin Covid-19.
Sang istri pun membeberkan sejumlah keterangan terkait kematian suaminya.
Menurutnya saat disuntik vaksin, suaminya itu dalam kondisi sehat.
"Tensi darah juga diperiksa, tapi tidak ditanya apa suami saya punya riwayat penyakit atau tidak," ujar Eti tampak pilu saat dijumpai Warta Kota di kediamannya, Minggu (2/4/2021).
Suaminya meninggal dunia setelah tiga hari divaksin.
Sarmili mengalami demam tinggi.
"Suami saya punya penyakit dalam," ucapnya.
Setelah divaksin, Sarmili mengeluhkan rasa pusing.
Bibirnya menghitam begitu juga berefek samping dengan kemaluannya.
"Suami saya ini memang punya penyakit prostat. Setelah divaksin kondisinya drop," kata Eti.
Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan (RSU Kota Tangsel) turut menanggapi kabar adanya seorang satpam SMPN 11 Kota Tangsel berinisial S yang diduga meninggal usai penyuntikan dosis pertama vaksin covid-19.
Lasdo selaku Humas RSU Kota Tangsel membenarkan bahwa Sarmili meninggal saat menjalani penanganan medis secara intensif di fasilitas pelayanan kesehatan itu.
Lasdo mengatakan awal mula pihaknya menerima Sarmili setelah dirujuk dari Puskesmas Rawa Buntu pada Minggu, 28 Maret 2021 malam.
Menurutnya, Sarmili saat itu telah dalam kondisi kritis dan perlu penanganan intensif di IGD RSU Kota Tangsel.
"Datang tanggal 28 maret malam itu sudah rujukan dari Puskesmas. Jadi sudah ada komunikasi antara Puskesmas dengan kita datang memang sudah dalam kondisi sakit berat.
Gejala-gejala yang muncul seperti covid-19 kemudian dilakukan konfirmasi dengan tes swab, hasilnya memang positif," kata Lasdo saat ditemui di RSU Kota Tangsel, Pamulang, Kamis (1/4/2021).
Ia menjelaskan saat dilakukan diagnosis riwayat penyakit, tim medis mendapati bukti bahwa S telah terpapar infeksi covid-19.
Kondisi tersebut semakin memburuk usai tim medis RSU Kota Tangsel mendapati diagnosis penyakit penyerta yang diderita Sarmili.
"Jadi pasien datang sudah dalam kondisi dengan pasien covid-19.
Kondisinya memang sudah sangat berat, dan menurut anamnesa memang beliau sudah mengeluhkan batuk-batuk semenjak dua minggu sebelum masuk rumah sakit.
Sudah ada gejala batuk.
Tapi memang masalah nafas, dari anamnesa itu enam jam sebelum masuk rumah sakit.
Dia sudah kesulitan bernafas," jelas Lasdo.
"Penyakit penyerta dari anamnesa itu ada jantung, hipertensi, sebelumnya dia ketahuan diabetes melitus itu dalam waktu dekat," lanjutnya.
Di sisi lain, pihakpun membantah bila S meninggal akibat penyuntikan dosis pertama vaksin covid-19 yang dilakoninya.
Kata ia, seseorang yang telah melakoni penyuntikan vaksin covid-19 bakal mengalami gejala dalam kurun 1 hari pelaksanaan.
Sebab, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi bakal dirasakan individu dalam kurun waktu 24 jam usai penyuntikan berlangsung.
"Seharusnya tidak ada korelasi dengan KIPI. Karena kalau kita lihat kekebelan terbentuk sebulan setelah vaksin ke dua.
Dan data vaksin kedua itu tidak ada.
Tapi beliau tanggal 28 (Maret 2021) datang ke kita dan sudah dalam kondisi buruk.
Baca juga: Derita Penyakit Prostat, Sarmili Meninggal Tiga Hari Usai Divaksin Covid-19, Awalnya Bibir Menghitam
Kalaupun vaksinnya sudah lengkap 2 dosis itu belum terbentuk," ungkap Lasdo.
"Dibilang akibat KIPI, harusnya waktunya enggak sejauh itu.
Kan divaksin tanggal 3 Maret 2021, kejadian meninggal di tanggal 29 (Maret 2021).
Kalau di KIPI itu kan cepat.
KIPI paling lama 24 jam," pungkasnya.
(*)
Editor: Muhamamd Fachri Ramadhani