Berita Bontang Terkini
Tekad Basri Rase Walikota Terpilih, Pembangunan Kilang Minyak Tetap di Bontang
Walikota Bontang terpilih Basri Rase optimis Grass Root Refinery (GGR) akan tetap dibangun di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur
Penulis: Ismail Usman | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Walikota Bontang terpilih Basri Rase optimis Grass Root Refinery (GGR) akan tetap dibangun di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur.
Deketahui, di tahun 2020, Presiden Joko Widodo kembali memasukkan pembangunan kilang minyak di Bontang dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Meski sempat terdengar isu pembatalan proyek, namun hal itu tak menyerutkan niat Basri untuk tetap getol melakukan lobi-lobi hingga ke Pemerintah Pusat.
Baca juga: NEWS VIDEO Seluruh Kilang Minyak yang Terbakar Berhasil Dipadamkan, Petugas Terus Awasi Lokasi
Baca juga: NEWS VIDEO Daftar Korban Kebakaran Kilang Minyak di Indramayu, 5 Luka Berat & 3 Orang Hilang
"Kita tetap optimis lah menggait investor untuk tetap membangun kilang minyak di Kota Bontang," ujar Basri saat di temui, Minggu (11/4/2021).
Digadang-gadang proyek tersebut masuk ke Bontang dengan nilai investasi hingga 197,58 triliun.
Sehingga, kata Basri, Ini kesempatan bagi pemerintah untuk segera menyelesaikan kekurangan dalam hal pemenuhan proyek strategis tersebut.
"Prinsipnya kilang harus tetap dibangun di Bontang, kita harus meyakini pa Jokowi lewat komunikasi intesns dengan pemerintah pusat dalam hal ini menteri ESDM," sambungnya.
Baca juga: PPKM Mikro Kembali Diperpanjang, Pemkot Bontang Bolehkan Gelar Resepsi Pernikahan
Baca juga: Pembangunan Kilang Minyak Bontang Masuk PSN, Pjs Walikota Bontang Segera Koordinasi Gubernur Kaltim
Selanjutnya Basri mengatakan peroyeksi pembangunan kilang minyak baru tersebut akan memproduksi minimal 300 ribu berel perhari. Dan pastinya dengan nilai keuntungan yang sangat besar.
"Jika jadi pembangunan kilang minyak, maka di klaim sebagai kilang terbesar di Indonesia," tegasnya.
Dirinya juga meminta kepada seluruh stakeholder bekerja sama dengan Pemkot Bontang, dalam membangun komunikasi yang baik dan segera menyelesaikan kekurangan yang ada.
Baca juga: NEWS VIDEO Kilang Minyak Balongan Indramayu Meledak
"Saat ini seluruh keputasn berada di pemerintah pusat. Yang jelas pemerintah daerah telah berupaya menyiapkan segala sesuatu nya contohnya Peraturah dan ketersediaan lahan yang memadai," tutupnya.
Ia juga menambahkan, akan mempermudah segala investasi di Bontang, dengan membuka mall pelayanan publik satu pintu.
"Ini untuk memudahkan investor agar bisa masuk ke Bontang," tambahnya.
Tim Percepatan Dievaluasi
Berita sebelumnya. Proyek strategis pembangunan Grass Root Refinery (GGR), di Kota Bontang, Kalimantan Timur kabarnya dibatalkan.
Kabar tak sedap itu mencuat dari Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, yang menyatakan proyek pembangunan kilang minyak di Kota Bontang dipastikan batal.
Pernyataan itu juga diperkuat oleh Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Soerjaningsih.
Dia menyebutkan adanya permasalahan terkait keterbatasan lahan yang dimiliki pemerintah di Kota Bontang.
Baca juga: Anak Buah Prabowo Ingatkan Jokowi, Jangan Sampai Jadi Janji Manis Soal Kilang Minyak Bontang
Baca juga: Hari Pertama PPKM di Bontang, Fasilitas Umum Dipasang Plang Pemberitahuan, Lapangan Lang-lang Tutup
Saat di konfirmasi, Ketua tim percepatan pembangunan kilang minyak Bontang, yang juga menjabat Sekretaris Daerah (Sekda), Aji Erlynawati mengakui, jika wacana pembangunan GGR itu dibatalkan dari PT Pertamina (Persero).
Ia menyebutkan, Pertamina membatalkan proyek strategis ini karena beralasan keterbatasan lahan dari Pemkot Bontang.
Baca juga: Kilang Minyak Bontang Masuk PSN Jokowi, Pemkot Rapatkan Barisan Bereskan Masalah Lahan
Baca juga: Dosen Unmul Minta Pemerintah Beberkan Alasan Investor Kilang Minyak Bontang Kabur
Padahal, kata dia, Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) telah disahkan sebagain lahan industri untuk pembangunan Kilang di Kota Bontang.
"Iya info terakhirnya dibatalkan. Alasannya si karena lahan. Padahal kan kita sudah siapkan RTRW nya," terangnya saat dikonfirmasi melalui telpon. Selasa (19/01/2021).
Kemungkinan, pihak PT. Pertamina (Persero) kembali merevisi atas kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang.
Karena sejauh ini Pemkot Bontang telah menyediakan lahan yang sesuai permintaan dari investor sebelumnya.
"Saya juga belum tahu alasan jelasnya. Namun sejauh ini kita sudah siapkan lahan untuk kawasan industri buat pembangunan kilang. Cuman mungkin dari PT Pertamina menambah kebutuhan lahan. Sehingga menganggap ketersediaan lahan yang dimiliki Pemkot Bontang masih kurang," terangnya.
Lebih lanjut ia mengakui, jika sebelumnya tidak ada komunikasi terkait keputusan PT. Pertamina (Persero), yang membatalkan wacana pembangunan GGR ini.
Baca juga: Proyek Kilang Minyak Batal, Ketua Komisi II DPRD Sebut Bontang Masih Kawasan Paling Representatif
Baca juga: Bila Proyek Kilang Minyak Bontang Batal, Ini 3 Sektor Investasi Alternatif di Masa Depan
Namun, langkah selanjut yang akan ditempuh, pihaknya berencana melakukan koordinasi ke pemerintah pusat terkait keputusan tersebut.
"Iya pasti kita akan bangun komunikasi lagi. Karena belakangan ini komunikasi dari tim kita ke pusat sempat terhambat akibat kondisi pandemi," ucapnya.
Bahkan dalam waktu dekat, ia juga berencana akan melakukan evaluasi terhadap kinerja dari tim percepatan pembangunan kilang minyak.
Baca juga: Sebut Ketemu Presiden Jokowi 2 Kali, Neni Sebut Pembangunan Kilang Minyak Tetap di Bontang
Baca juga: Pemkot Bentuk Tim Percepatan Kilang Minyak Bontang, Nursalam: Kami Ini Tak Bodoh-Bodoh Amat
"Iya kita akan evaluasi kinerja kita selama ini. Dimana aja kelemahannya," ungkapnya.
Meski begitu, ia menegaskan, jika proyek ini masih masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) pada 20 November 2020 lalu.
"Kan Pepresnya juga beluk dicabut dari pemerintah pusat. Jadi kita masih usahakan," pungkasnya.
Berita tentang Kilang Minyak Bontang
Penulis Ismail Usman | Editor: Budi Susilo