Berita Nasional Terkini
Tiga Dosa Besar dalam Dunia Pendidikan di Indonesia, Mendikbudristek Nadiem Makarim akan Membasmi
Pendidikan harusnya bebas dari intoleransi karena kreativitas, nalar kritis, dan inovasi
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Pendidikan harusnya bebas dari intoleransi karena kreativitas, nalar kritis, dan inovasi.
Hal ini hanya dapat berkembang jika peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia belajar dengan merdeka.
Itulah ditegaskan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim di Jakarta yang dikutip dari Tribunnews.com.
Dia menjelaskan, pihaknya bertekad menghilangkan tiga dosa besar di dunia pendidikan.
Baca Juga: Kreativitas Guru Balikpapan Mengajarkan Ilmu IPA Siklus Air di Tengah Pandemi Covid-19
Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Malinau, Bupati Wempi W Mawa Beber 2 Program Unggulan Pendidikan
Menurutnya, ketiga dosa besar tersebut tidak boleh lagi terjadi di dunia pendidikan Indonesia.
"Kami bertekad untuk menghapuskan semua bentuk tiga dosa besar di dunia pendidikan Indonesia yakni intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual," tutur Nadiem dalam "Webinar Puasa, Kemanusiaan, dan Toleransi," pada Sabtu (8/5/2021).
Nadiem mengatakan sedianya pendidikan harus bebas dari intoleransi.
Kreativitas di dunia pendidikan, menurut Nadiem, tidak akan berkembang jika terjadi tekanan.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Guru PAUD di Tana Tidung, 86 Orang Masih Menunggu Giliran
Baca Juga: Hardiknas 2021, PGRI Malinau Minta Pendidik Ditambah dan Kesejahteraan Guru Honorer jadi Perhatian
Pendidikan harusnya bebas dari intoleransi karena kreativitas, nalar kritis, dan inovasi hanya dapat berkembangkan jika peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia belajar dengan merdeka.
"tanpa paksaan dan tekanan. Itulah esensi dari Merdeka Belajar," tutur Nadiem.
Mantan CEO Gojek ini mengajak seluruh siswa untuk memupuk nilai-nilai toleransi.
Selain itu, seluruh siswa diminta untuk menjalin pertemanan dengan seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga: Tantangan Guru SD dalam Pandemi Covid-19 di Kukar, Hingga Membuat Duta Orangtua
Baca Juga: PGRI Nunukan Minta Pemkab Prioritaskan Ratusan Guru Honorer di Perbatasan RI-Malaysia jadi PPPK
Langkah ini, menurut Nadiem, perlu ditanamkan untuk menciptakan pendidikan yang besar dari intoleransi.
Teman-teman, saya yakin teman-teman semua ingin menjalankan ibadah dengan tenang, belajar tanpa paksaan, dan menjalin pertemanan dengan siapa saja.
Baca Juga: Sekolah di Kutim Siap Pembelajaran Tatap Muka, Menunggu Vaksinasi Covid-19 Bagi Guru Tuntas
"Tanamkan dalam benak kita rasa cinta terhadap perbedaan," ujar Nadiem.
Nilai-nilai, kata Nadiem, wajib ditularkan kepada orang.
Baca Juga: Syarat Pembelajaran Tatap Muka, Guru di Tarakan Wajib Menjalani Vaksinasi Covid-19
Baca Juga: Peleburan 2 Perguruan Tinggi di Kutim akan Terwujud, Universitas Kudungga Disematkan jadi Nama Baru
Dirinya menekankan bahwa semua orang punya hak yang sama dalam beragama, belajar dan berkarya.
"Oleh karena itu, mari bersama-sama mewujudkan Indonesia yang bebas dari intoleransi yang akan mengakselerasi kemajuan bangsa kita," pungkas Nadiem.
Berita tentang Pendidikan Nasional
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mendikbudristek Nadiem Bertekad Menghilangkan Tiga Dosa Besar di Dunia Pendidikan