Polemik SMAN 10 Samarinda

Pengamat Hukum dari Unmul Soroti Polemik SMAN 10 Samarinda

Polemik SMAN 10 Samarinda belum menemukan titik terang. Bahkan bentuk kekesalan orangtua dan murid disalurkan dalam bentuk unjuk rasa.

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Akademisi Fakultas Hukum Unmul Herdiansyah Hamzah. TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO 

"Nanti dilihat yang benar, kita semua belum liat. Kalau memang itu aset pemerintah semuanya ya untuk pemerintah," ucap Anwar Sanusi kepada Tribunkaltim.co.

Sementara itu ia mengatakan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tetap berlangsung. Ia menepis isu jika yayasan melarang PPDB di Kampus A.

Baca Juga: Siswa SMAN 10 Samarinda Menolak Pemindahan ke Kampus B, Ketua Yayasan Melati Murjani Angkat Suara

"Siapa menolak, itu kan urusan yayasan. Memang SMA 10 punya yayasan. Kecuali yang menolak saya, itu salah. Kalau yayasan urusan yayasan saja," katanya.

Sebelumnya diberitakan Ratusan pengunjuk rasa yang terdiri dari siswa.dan orangtua murid berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Kaltim, Rabu (16/5/2021).

Mereka meminta pemerintah provinsi Kaltim untuk tidak memindahkan ratusan siswa ke kampus B Jl. Perjuangan kecamatan Samarinda Utara.

Para siswa dan orangtua SMAN 10 Samarinda itu meminta agar bangunan di kampus A itu tetap digunakan oleh pihak sekolah.

Baca Juga: Usai RDP dengan DPRD Kaltim, Disdikbud Beber Pembelajaran di SMAN 10 Samarinda Seperti Biasa

Bahkan rumor yang beredar aksi unjuk rasa ini digerakkan oleh pihak internal Sekolah yang tidak terima dipindah langsung dibantah oleh perwakilan aksi.

Banjarsanti salah satu perwakilan orangtua murid membantah hal tersebut. Ia menegaskan aksi ini murni atas desakan dari anak-anak yang bersekolah di tempat tersebut. Bahkan anaknya sendiri pun minta izin untuk ikut demo pada hari sebelumnya.

Lantas wanita berhijab ini pun mengiyakan dikarenakan melihat masa depan murid-murid tersebut belum jelas dimana lagi mereka bisa bersekolah.

Apalagi dengan sistem zonasi tentu tidak akan membuat masyarakat sekitar kawasan SMAN 10 Samarinda di Loa Janan Ilir akan sulit mencari Sekolah bagi anak-anaknya.

Bahkan untuk SMAN 4 dan 7 saja para orangtua disekitar Kampus Melati pun akan kalah saing dengan sekolah terdekat karena faktor jarak.

Mereka tergerak rasa memilikinya muncul. Soal gedung baru mereka tidak mau. ada gedung disana atau tidak yang penting sekolah ada di seberang karena diperlukan masyarakat setempat di sana.

"Bayangkan hanya SMAN ,4 dan 7 disana (kecamatan Loa Janan Ilir). Masyarakat di sekitar SMAN 10 berdasarkan zonasi akan tidak dapat karena kalah jarak," ucapnya.

Selain itu ia berharap pemerintah dan yayasan Melati dapat mencari solusi atas permasalahan ini.

Sebab sekolah tersebut sudah sering memberikan kontribusi kepada daerah terkait prestasi.

Tidak sedikitpun sekolah itu memberikan penghargaan di luar sekolah yang mengharumkan Sekolah dan kota Samarinda hingga Kaltim

"Karena siswa SMA 10 ini yang menelurkan prestasi-prestasi di Kaltim, jadi selama ini sebagian besar prestasi di Kaltim diperoleh dari anak-anak SMA 10," tuturnya.

Berita tentang Samarinda

Penulis Jino Prayudi | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved