Banjir di Samarinda

Atasi Banjir di Samarinda, Cairkan Anggaran Rp 50 Miliar dengan Wujud 3 Proyek Multi Years

Tiga proyek multi years atau skema tahun jamak penanganan banjir di kota Samarinda akan dimulai tahun 2022

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Hero Mardanus Setyawan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang kota Samarinda menerangkan tentang proses pembangunan tiga proyek pengendalian banjir di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tiga proyek multi years atau skema tahun jamak penanganan banjir di kota Samarinda akan dimulai tahun 2022.

Tiga proyek yang berupa dua kolam retensi dan satu tanggul itu dianggarkan sebesar sekitar Rp 50 miliar pada tahun 2022 untuk biaya konstruksinya.

Sedangkan total biaya anggaran yang diperlukan hingga proyek tersebut selesai mencapai Rp 208 miliar.

Pasalnya proyek ini akan dikerjakan bertahap dalam tiga tahun hingga target rampung pada tahun 2024.

Baca juga: Atasi Banjir di Pampang dan Bengkuring Samarinda, Pemkot Bangun Proyek Bernilai Rp 50 Miliar

Baca juga: Longsor di Samarinda, Jalan Dayak Bedeng Perumahan Unmul Terisolasi

Baca juga: 3 Proyek Pengendalian Banjir di Samarinda, Pemkot Persiapkan Lahan untuk Bangun Polder

Jumlah tersebut tidak termasuk anggaran untuk pembebasan lahan yang juga dianggarkan secara terpisah.

Dikonfirmasi oleh kepala dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) kota Samarinda, Hero Mardanus, anggaran yang disediakan khusus untuk pembebasan lahan proyek polder kelurahan Pampang, Samarinda Utara sekitar Rp 5 miliar.

Adapun untuk polder yang akan dibangun di kelurahan Sempaja Timur, akan dibangun di atas lahan milik Pemkot Samarinda seluas 18 hektare.

Hero mengatakan secara teknis, studi kelayakan telah dilakukan namun masih ada beberapa penyesuaian mengenai pembangunan ketiga proyek itu.

Baca juga: UPDATE Banjir di Samarinda, Dua Kelurahan Masih Tergenang Air yang Terus Naik

"Hasil (Studi Kelayakan) sudah ada, namun setelah ada masukan dari BWS dan beberapa pihak lain, memang harus ada penyesuaian khusus nya tanggul, karena harus menyesuaikan dengan tanggul yang ada sekarang agar tinggi nya sama," ungkap Hero saat dikonfirmasi di balai kota, Senin (27/12/2021).

Sementara untuk kolam retensi atau polder di daerah Pampang yang berfungsi untuk menahan debit air dari arah hulu desa Budaya Pampang, juga perlu perhitungan lebih lanjut terhadap keberadaan sungai Pampang dan sungai Karang Mumus.

"Ya perlu ada perhitungan terhadap keberadaan dua sungai itu dengan muka air dari kawasan bandara APT Pranoto," ujar Hero menambahkan.

Untuk revisi dari Detail Engineering Design (DED) terhadap ketiga proyek multi years ini, Hero menyatakan walikota memberikan waktu tujuh hari agar dilakukan penyesuaian kembali.

Baca juga: Hari ke 4 Banjir di Samarinda, 5 Kecamatan dan 3.606 Rumah Masih Terdampak

Setelah DED selesai, maka ditargetkan awal tahun 2022, anggaran pembebasan lahan sudah dapat diturunkan dan segera masuk dalam tahap lelang.

"Secara teknis data nya sudah final, hanya perlu evaluasi kembali saja dari data yang ada, pengadaan lahan nya juga sudah ada, awal Januari sudah mulai turun (anggaran pembebasan lahan)," terang Hero. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved