Berita Nasional Terkini

KKB Papua Makin Brutal, KSAD Jenderal Dudung Serahkan ke Panglima TNI: Saya Hanya Pembinaan

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman, angkat bicara mengenai teror yang terus menerus dilakukan KKB Papua

Dok TribunKaltim.co/Dwi Ardianto
KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman didampingi Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso (kiri), Kamis (6/1/2022). KKB Papua Kian Brutal, KSAD Jenderal Dudung Serahkan ke Panglima TNI: Saya Hanya Pembinaan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua makin brutal menjalankan aksi terornya.

Bahkan, intensitas teror yang dilakukan KKB Papua tergolong cukup sering dalam beberapa bulan terakhir ini.

Tak sedikit korban jiwa yang berjatuhan, baik dari kalangan TNI - Polri, maupun masyarakat sipil.

Anggota Polri dan Prajurit TNI yang silih berganti didatangkan ke Papua, nyatanya tidak membuat KKB Papua takut untuk menebar teror.

Terbaru, KKB Papua menyerang tukang ojek di Kabupaten Puncak, dua tukang ojek tertembak dalam insiden penyerangan tersebut, Selasa (12/4/2022).

Terkait dengan hal itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman, angkat bicara mengenai teror yang terus menerus dilakukan KKB Papua.

Baca juga: OLOK-OLOK TNI dan Polisi, KKB Papua Lekagak Telenggen Buat Video Pamer Senjata di Puncak Gunung

Baca juga: TERUNGKAP Kelompok KKB Papua yang Bakar Belasan Rumah Warga, Pimpinannya Masuk Daftar DPO TNI-Polri

Baca juga: Nasib Warga yang Rumahnya Dibakar KKB Papua, Inilah Perintah Khusus Kapolda Pasca Teror Balas Dendam

Ditanya skema penanganan wilayah konflik di Papua karena belakangan ini TNI menjadi sasaran KKB, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman memberikan jawabannya.

“Kalau itu kaitannya harus Panglima (TNI) yang menjawab,” kata Jenderal Dudung Abdurachman kepada wartawan saat kunjungan kerja di PLBN Sota, Merauke, Papua, perbatasan RI-PNG, Selasa (12/4/2022), dilansir dari Tribun-Papua.com berjudul Aksi KKB di Papua Semakin Brutal, Ini Jawaban KSAD Jenderal Dudung.

Menurut KSAD, tugasnya adalah pembinaan dan mengecek kesiapan anggota TNI AD.

Sedangkan, penanganan KKB merupakan kewenangan Panglima TNI.

“Karena saya hanya pembinaan. Saya hanya mengecek sejauhmana kesiapan anggota kita. Kalau masalah operasional itu kewenangan Panglima TNI,” jawabnya singkat.

Sementara itu, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua mencegat dan menembak dua tukang ojek yang baru saja mengantarkan penumpangnya di Kampung Lumbuk, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak pada Selasa (12/4/2022) pagi sekitar pukul 10.00 WIT.

Dua tukang ojek yang dibantai oleh KKB tersebut diketahui bernama Soleno Lolo dan Sauku DG Paewa.

Soleno Lolo meninggal dunia di lokasi kejadian setelah tertembak di bagian dada.

Sementara Sauku DG Paewa ditembak di bagian kepala dan saat ini kondisinya kritis.

Sauku saat ini mendapatkan perawatan intensif di RSUD Mulia.

Dikutip TribunKaltim.co dari Tribun-Papua.com, Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa kamal menuturkan korban tewas mengalami luka tembak di bagian rusuk kanan.

Baca juga: Markas KKB Papua Rata dengan Tanah, TNI-Polri Dituding Lakukan Serangan Pakai Senjata Kimia Beracun

Sementara rekannya, Sauku DG Paewa asal Makassar mengalami luka tembak dibagian kepala.

Kondisinya kritis dan tengah mendapatkan perawatan medis di RSUD Mulia.

"Korban meninggal dunia masih menunggu pihak keluarga apakah diterbangkan kekampung halaman atau dimakamkan di Puncak Jaya," ujar Kamal dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Selasa siang.

Meski sudah mengidentifikasi pelaku penembakan merupakan anggota KKB Papua, Kamal tidak menjelaskan secara lengkap kelompok mana yang menjadi eksekutor.

Saat ini polisi fokus untuk melaksanakan penyelidikan guna mengungkap dalang utama kasus penembakan tulang ojek tersebut.

"Pelakunya masih didalami dan perlu dikumpulkan keterangan untuk mengetahui dari kelompok mana yang melakukan kekerasan di Puncak Jaya," kata Kamal.

Kamal mengatakan, KKB menembak kedua korban saat berkendara.

Usai mengantarkan penumpang, keduanya diadang di tengah jalan.

Sepak Terjang KKB di Puncak Jaya

Dari data yang dihimpun Tribun-Papua.com dari berbagai sumber, pada medio 2021 lalu, Satgas Nemangkawi berhasil menangkap Osimin Wenda, alias Usimin Telenggen, alias Ustel Bin Laden, alias Kilongginik.

Baca juga: BALAS DENDAM KKB Papua Usai Anggota Tewas Ditembak TNI-Polri, Bakar 16 Rumah Warga & Tembaki Pemadam

Osimin ditangkap saat ia akan masuk ke Kota Mulia, Puncak Jaya, Papua.

Osimin adalah seorang buron. Ia kabur dari Lapas Abepura pada 8 Januari 2016 bersama 13 narapidana lainnya.

Ia adalah narapidana dengan vonis penjara seumur hidup pada 2014.

Penangkapan Osimin dibenarkan oleh Direskrimum Polda Papua, Kombes Faisal Ramadhani, di Jayapura, Kamis (22/7/2021).

"Kamis (22/7/2021) pukul 11.25 personel Satgas Nemangkawi menangkap Osimin Wenda ketika yang bersangkutan masuk ke Kota Mulia, Puncak Jaya," ujar dia.

"Pelaku diketahui mendapatkan vonis seumur hidup dari hakim pada 2014 dan kemudian Kabur dari Lapas Abepura pada 2016," kata Faisal.

Selain itu, pada 14 Juni 2021, Satgas Nemangkawi berhasil kembali menangkap Ratius Murib alias Neson Murib.

Neson diduga bagian dari jaringan penjual senjata api dan amunisi kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Puncak Jaya, Papua.

"Yang bersangkutan Neson Murib diduga jaringan penjual senjata api dan amunisi ke KKTB di Puncak Jaya," kata Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes M Iqbal Al-Qudusy dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (15/6/2021).

Menurut Iqbal, Neson Murib diduga telah melakukan sejumlah transaksi penjualan dan pembelian senjata api serta amunisi mencapai miliaran rupiah.

Baca juga: TERUNGKAP MOTIF Sebenarnya KKB Papua Undius Kogoya Bakar Sekolah dan Aniaya Guru di Tanah Papua

"Total yang dikirim dan diterima Rp 1.393.100.000," ujar Iqbal.

Neson ditangkap ketika sedang transit di Bandara Mulia Kabupaten Puncak Jaya oleh anggota KP3 Bandara Mulia Polres Puncak Jaya.

Ketika itu, Neson ingin menuju ke Kabupaten Mimika. Saat ditangkap, Neson kedapatan membawa uang sebanyak Rp 370 juta.

Iqbal menegaskan, sampai saat ini, jajaran aparat penegak hukum masih mendalami kasus dugaan penjualan senjata api dan amunisi tersebut.

"Tim masih akan terus menggali informasi sumber dana serta aktifitas pengiriman uang untuk membeli senjata dan amunisi dari terduga Neson Murib," jelas Iqbal. (*)

Berita Nasional Terkini

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved