Berita Pemkot Samarinda
Pemkot Samarinda Targetkan Stunting Turun Jadi 11 Persen Tahun Ini
Pemerintah Kota Samarinda targetkan angka stunting di Samarinda turun menjadi 11 persen di tahun 2023
Penulis: Sarikatunnisa | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Pemerintah Kota Samarinda targetkan angka stunting di Samarinda turun menjadi 11 persen di tahun 2023.
Hal itu disampaikan oleh Kepala bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, Siti Nurriyatus Zahrah.
“Secara nasional ada target penurunan angka stunting di tahun 2024 harus mencapai angka 14 persen dan tahun 2030 harus nol persen. Samarinda sendiri memiliki target penurunan angka stunting hingga 11 persen di tahun 2024,” kata sosok yang akrab disapa Tutus itu.
Sebelumnya pada 2022 Prevalensi stunting di Kota Samarinda Tahun 2022 menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) kenaikan hingga menyentuh angka 25,3 persen dari yang semula 21,6 persen.
Sementari menurut data laporan timbang justru mengalami penurunan menjadi 9.8 dari yang semula persen 10,74.
Baca juga: Tewasnya Pemancing di Lubang Tambang, Akademisi Hukum Samarinda: Perusahaan Harus Bertanggungjawab
Baca juga: Sikap Pemkot Samarinda soal Kerjasama Pemanfaatan Gedung Plaza 21 oleh Swasta
Adapun cara nasional pada 2022 prevalensi stunting nasional mengalami penurunan menjadi 21,6 persen dibanding tahun 2021 sebesar 24,4 persen berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI).
Tutus menuturkan bahwa Dinkes Kota Samarinda bakal melakukan dua intervensi dalam menekan penurunan angka stunting, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi spesifik disebut dia meliputi kegiatan dari ranah kesehatan.
Sementara, intervensi sensitif adalah kegiatan di luar dari ranah kesehatan namun masih berkaitan dengan 1000 hari masa kehidupan.
"Kami juga kerja sama dengan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) yang berhubungan dengan determinan penyebab stunting,”ujarnya.
Ia memberikan contoh misalnya kasus stunting yang disebabkan oleh tingkat pendidikan ibu tentu membutuhkan bantuan dinas pendidikan.
Kemudian, pernikahan dini, calon pengantin yang menikah usia muda namun belum mencapai usia produktif, maka Kemenag melakukan intervensi pembinaan pengantin.
"Percepatan penurunan angka stunting ini juga menyasar dari sejak sebelum melahirkan, hingga bayi lahir," jelasnya.
Baca juga: Pemkot Samarinda Gelontorkan Rp 280 Miliar Rekonstruksi Pasar Pagi Samarinda
Semua komponen meliputi pendidikan, kesehatan reproduksi, hingga pemberian gizi yang tepat, lingkungan yang mendukung juga menjadi konsen dalam melakukan intervensi penurunan angka stunting di Ibu Kota Kaltim ini. (*)
Bangun Budaya Kerja Unggul, Pemkot Samarinda Anugerahi ASN dan Non-ASN Award 2024 |
![]() |
---|
Malam ini Opening Festival Mahakam 2024 Berlangsung Meriah di Teras Samarinda |
![]() |
---|
Pemkot Samarinda Gelar NGOBRASS, Pastikan Masukan Stakeholder untuk Cegah Stunting Terserap di RPJMD |
![]() |
---|
Jadi Isu Nasional, Pemkot Samarinda Soroti Waktu Ideal Pencegahan Stunting |
![]() |
---|
Tangkal Bahaya Narkoba, Pemkot Samarinda Perkuat Sinergi via Program Kota Tanggap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.