Berita Kukar Terkini

HUT ke 104 Damkar di Kukar, Bupati Edi Damanysah Minta Perkuat Struktur Relawan

Untuk semarak HUT Pemadam Kebakaran, BPBD Kutai Kartanegara mengadakan sejumlah rangkaian kegiatan

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA
Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara memperingati HUT ke-104 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Terungkap, Kecamatan Tenggarong menjadi daerah yang paling banyak mengalami musibah kebakaran permukiman, Rabu (1/3/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara memperingati HUT ke-104 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan.

Untuk semarak HUT Pemadam Kebakaran, BPBD Kutai Kartanegara mengadakan sejumlah rangkaian kegiatan.

Di antaranya, menggelar lomba uji ketangkasan antar regu damkar, donor darah, dan karya bakti membersihkan alur sungai Tenggarong, Kabupaten Kukar.

Kepala BPBD Kutai Kartanegara, Fida Hurasani menyebut, pemadam kebakaran diharapkan menjadi organisasi yang benar-benar tangguh.

Baca juga: Cegah Kebakaran di Hulu Mahakam, BPBD Kukar Bakal Bangun Pos Damkar di Tabang dan Kenohan

Selain tanggung, satuan pemadam kebakaran juga harus disegani, terutama saat melakukan tugas untuk memadamkan api.

"Keprofesionalan petugas harus lebih meningkat, termasuk kemampuan sumber daya manusianya," ujar laki-laki yang akrab disapa Afe, Rabu (1/3/2023).

Diketahui, jumlah kebakaran tahun 2022 di Kutai Kartanegara cenderung menurun ketimbang dua tahun sebelumnya.

Berdasarkan catatan BPBD Kukar, pada 2020 ada 150 kasus kebakaran. Disusul 2021 sebanyak 76, dan tahun 2022 ada 68 kasus kebakaran.

Baca juga: Luncurkan Program Tangguh Bakar, Dinas Damkar Pasang Hidran Kering di Kawasan Padat Penduduk

Menurut Afe, ada tiga jenis kasus kebakaran. Di antaranya, kebakaran permukiman, kebakaran hutan dan lahan, serta kebakaran tranportasi.

Tenggarong Terbanyak Kasusnya

Kecamatan Tenggarong menjadi daerah yang paling banyak mengalami musibah kebakaran permukiman.

Salah satu faktornya yakni, jumlah penduduk yang kian padat daripada kecamatan lainnya. Penyebab kebakaran pun beragam, namun mayoritas disebabkan oleh kelalaian manusia.

Seperti obat nyamuk, penyambungan listrik tidak standar, mengecas handphone yang dibiarkan di tempat tidur, hingga saat masak dibiarkan atau kompor yang menyala terus.

Adapun penyebab teknis, di antaranya jaringan listrik di atas rumah sudah lama tidak diganti.

Baca juga: Kebakaran di Teluk Lerong Samarinda, Tim Damkar Beber Faktor Penghambat Memadamkan Api

Ketika memperbesar daya di bawah, terkadang tidak mengganti listrik bagian atas sehingga menyebabkan korsleting.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved