Pendidikan

Alasan Pengamat Dukung Kebijakan Nadiem Makarim Hapus Tes Calistung sebagai Syarat Masuk SD

Alasan pengamat dukung kebijakan Nadiem Makarim hapus tes Calistung sebagai syarat masuk SD. Ada dampak baik bagi anak, guru dan orangtua

Editor: Amalia Husnul A
Instagram nadiemmakarim
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. Alasan pengamat dukung kebijakan Nadiem Makarim hapus tes Calistung sebagai syarat masuk SD. Ada dampak baik bagi anak, guru dan orangtua 

TRIBUNKALTIM.CO - Mendikbudristek, Nadiem Makarim secara resmi menghapus tes membaca, menulis, dan berhitung (calistung) sebagai salah satu syarat masuk Sekolah Dasar (SD) bagi para siswa Taman Kanak-Kanak (TK).

Kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim menghapus tes calistung sebagai syarat masuk SD ini disambut baik oleh pengamat pendidikan.

Pengamat pendidikan sudah lama mengkampanyekan penghapusan tes calistung sebagai syarat masuk SD yang akan membawa dampak positif bagi anak-anak, guru dan juga orangtua. 

Untuk diketahui, tes calistung bertujuan untuk memetakan kemampuan siswa di tingkat SD.

Dikutip dari Kompas.com Rabu (29/3/2023), Nadiem Makarim menjelaskan, tes calistung dihapus karena adanya banyak miskonsepsi tentang tes tersebut.

Miskonsepsi itu seolah-olah membuat anak yang hendak masuk SD harus bisa calistung.

Miskonsepsi itu dikhawatirkan menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan akses pendidikan yang merata karena tidak lolos tes calistung.

"Poinnya adalah ada miskonsepsi bahwa hanya calistung itu yang terpenting dan cara ngajarin calistungnya Itu juga salah," kata Nadiem Makarim.

"Kenapa salah, karena ini menjadi suatu metode yang mengasosiasikan anak-anak PAUD kita, mengasosiasikan sekolah menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan," imbuh dia.

Terlebih lagi, selama ini tes calistung menjadi salah satu kriteria siswa masuk SD.

Baca juga: 4 Fokus yang Perlu Diterapkan dalam Pembelajaran di PAUD ala Menteri Nadiem Makarim

Sebaliknya, Nadiem Makarim menegaskan bahwa pendidikan bagi anak PAUD seharusnya tidak hanya mengedepankan calistung.

Tetapi juga mengasah kemampuan peserta didik yang mencakup emosi, kemandirian, hingga kemampuan berinteraksi.

Tanggapan pengamat pendidikan

Pengamat pendidikan Ina Liem mengatakan, wacana penghapusan tes calistung sebagai syarat masuk SD sebetulnya sudah lama disuarakan oleh banyak praktisi pendidikan.

"Jadi apabila akhirnya sekarang menjadi sebuah kebijakan tentunya kita patut bersyukur," ungkapnya kepada Kompas.com, Rabu (29/3/2023).

Menurutnya, guru-guru di PAUD memang sudah selayaknya fokus pada observasi anak dan pendidikan karakter anak, bukan mengajar calistung.

Selama ini, Ina menilai pendidikan di Indonesia terlalu fokus pada konten yang terlalu banyak dan hal-hal yang sudah tidak lagi relevan.

"Jadi menurut saya dampaknya akan lebih positif.

Guru bisa fokus di hal-hal yang memang krusial," imbuh dia.

Ina mengatakan, tugas guru yang terpenting adalah menyiapkan anak-anak untuk karier masa depan, menyiapkan mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat (cinta belajar), dan menyiapkan anak-anak untuk menjadi warganegara.

Baca juga: Nadiem Makarim Akui Tim Bayangan adalah Idenya, Shadow Organization Dipuji di PBB, Dikritik DPR

Dampak tes calistung dihapus

Kebijakan Nadiem Makarim untuk menghapus tes calistung tentu saja akan memberikan dampak ke berbagai pihak.

Dampak itu dirasakan mulai dari guru, siswa hingga siswa itu sendiri.

1. Dampak pada guru-guru PAUD

Pada guru-guru PAUD, Ina mengatakan, mereka harus dibekali dengan pelatihan observasi yang dilaporkan ke orangtua siswa.

"Dari (observasi) permainan anak, guru bisa mulai memahami tipe kepribadian anak sehingga orangtua dan guru bisa memberikan expoisure yang sesuai," kata Ina.

Laporan ini juga harus berkesinambungan ke jenjang-jenjang berikutnya.

Apabila guru lebih mengenal profil siswa, gaya belajar bisa disesuaikan, siswa akan lebih mencintai proses belajar.

2. Dampak bagi guru SD

Dengan dihapusnya tes calistung, guru SD tidak lagi berharap "terima beres".

Artinya, tugas calistung beralih ke guru SD. "Yang memang sudah semestinya (begitu)," kata Ina.

3. Dampak bagi para orangtua

Penghapusan tes calistung ini mengakibatkan orangtua siswa tidak lagi di bawah tekanan untuk memberi les tambahan calistung saat anak masih TK.

Baca juga: Tim Bayangan Bentukan Nadiem Makarim Tuai Polemik, Anggota DPR Mengaku Tidak Pernah Dikomunikasikan

"Banyak orangtua yang takut sekali dan merasa ketinggalan apabila anak orang lain sudah bisa calistung dengan lancar saat TK sedangkan anaknya belum.

Perkembangan tiap anak kan memang beda-beda," kata Ina.

4. Dampak bagi anak

Dampak bagi anak, waktu bermain menjadi lebih panjang.

"Diharapkan anak lebih bahagia hidupnya. Kalau anak bahagia, tentunya lebih giat belajar," terang Ina.

Dalam hal ini bukan berarti masa kanak-kanak hanya untuk bermain, melainkan pendidikan karakter pada usia dini.

"Mengajarkan toleransi misalnya, penting diajarkan sejak dini, bukan calistung," tandasnya.

Fokus pada 4 pembelajaran

Untuk mengatasi miskonsepsi tersebut, Nadiem menyampaikan empat fokus pembelajaran yang perlu diberikan kepada siswa di tingkat PAUD yang hendak masuk SD.

Dilansir dair Kompas.com Rabu (29/3/2023), berikut empat fokus pembelajaran PAUD tersebut:

1. Pembelajaran PAUD dan SD berkesinambungan

Menurut Nadiem, transisi PAUD ke SD perlu berjalan dengan mulus. Artinya, proses pembelajaran kedua lembaga pendidikan ini harus berkesinambungan.

2. Pemenuhan kemampuan fondasi holistik

Selain itu, setiap anak juga harus mendapatkan kemampuan fondasi yang holistik, tidak hanya mengenai kemampuan kognitif saja.

Adapun kemampun fondasi holistik meliputi emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, dan sebagainya.

3. Kemampuan literasi dan numerasi

Kemampuan literasi dan numerasi juga tidak kalah penting untuk mengatasi miskonsepsi mengenai calistung.

4. Siap sekolah

Menurut Nadiem, siap sekolah merupakan proses, bukan hasil. Proses itu perlu dihargai oleh satuan pendidikan dan orang tua yang bijak.

Setiap anak memiliki kemampuan, karakter, dan kesiapan masing-masing saat memasuki jenjang SD, sehingga tidak dapat disamaratakan dengan standar atau label-label tertentu.

Baca juga: Megawati Khawatir Kondisi Indonesia Saat Dirinya Tiada Nanti, Permintaan ke Nadiem

(*)

Update Pendidikan

Berita tes calistung

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Anak TK Tak Perlu Tes Calistung untuk Masuk SD, Dihapus Nadiem dan Disambut Baik Pengamat, Kenapa?

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved