Berita Berau Terkini
Distanak Berau Waspada Masuknya Wabah Lumpy Skin Disease
Pasca penyetopan sapi dari Jawa akibat wabah Lumpy Skin Disease (LSD), Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau meningkatkan kewaspadaan
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB- Pasca penyetopan sapi dari Jawa akibat wabah Lumpy Skin Disease (LSD), Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau meningkatkan kewaspadaan.
Tindakan itu diperlukan untuk mencegah masuknya hewan ternak terinfeksi LSD.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriter Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, I Putu Setion memastikan hingga saat ini belum ditemukan LSD.
“Karena tidak ada hewan ternak sapi yang berasal dari Jawa di Berau. Apalagi setelah Pemprov Kaltim melarang sapi dari Jawa,” katanya kepada Tribunkaltim.co, Selasa (4/4/2023).
Saat ini setiap ternak yang masuk ke Berau harus memiliki surat rekomendasi dari Pemprov Kaltim.
Baca juga: Gegara Penyakit LSD Ditemukan, Kaltim Stop Sementara Pasokan Sapi dari Pulau Jawa
Baca juga: Kukar Nol Kasus LSD, Peternak Wajib Kenali Gejala Virus yang Menyerang Sapi dan Kerbau
Dijelaskannya, penyakit LSD disebut lebih berbahaya dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Banyak menyerang hewan ternak sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia lainnya.
Berbeda dengan PMK, selain LSD menyebabkan kematian pada ternak, dagingnya juga tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
“Kalau memang terdapat sapi impor, akan dilakukan screening awal sebagai langkah mitigas mencegah masuknya LSD di Berau,” jelasnya.
Namun, dikarenakan masuknya sapi impor juga tidak mudah, apalagi tidak adanya rekomendasi dari Pemprov Kaltim bisa dipastikan tidak ada sapi luar yang masuk ke Berau.
Kendati begitu, pihaknya akan tetap melakukan pengambilan sampel darah jika ada hewan yang baru datang.
“Peternak di Berau kalau bisa bawa surat keterangan kesehatan hewan, agar pemeriksaan juga mudah,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi penyebaran LSD di Berau, pihaknya bersama para dokter hewan akan melakukan kunjungan untuk melakukan pemeriksaan dasar kepada hewan ternak.
“Yang jelas bidang keswan dan UPT puskeswan selalu waspada dan monitoring ternak yang ada,” tegasnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk membeli daging pada penjual resmi yang jelas atau langsung di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Gunung Tabur.
Baca juga: Kukar Stop Pasokan Sapi dari Pulau Jawa Imbas Wabah LSD
Selain itu, peternak juga diharapkan bisa melapor apabila ternak mengalami gejala sakit LSD.
“Kalau menemukan ternaknya menunjukan gejala sakit, langsung secepatnya lapor ke petugas kesehatan hewan atau UPT Puskeswan di wilayah kecamatan,” pungkasnya. (*)
Pemkab Berau Kembangkan Potensi Olahan Jagung, Dorong Hilirisasi Komoditas Unggulan |
![]() |
---|
Perubahan Spesifikasi Teknis jadi Kendala Pemasangan Jembatan Bailey di Kelay Berau |
![]() |
---|
Stafsus Presiden Zita Anjani Kunjungi Pulau Maratua, Motivasi Anak-Anak Belajar Bahasa Inggris |
![]() |
---|
DPRD Berau Dorong Pemasangan GPS pada Speed Boat yang Beroperasi di Maratua dan Derawan |
![]() |
---|
Berau Expo 2025 Ditunda, Bukan Dibatalkan, Pemkab Siapkan Alternatif Bazar Murah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.