Idul Adha 2023
Salat Idul Adha di Lapas Tenggarong, Warga Binaan Diingatkan tentang Ikhlas dan Taubat
Ratusan WBP nampak mengenakan pakaian terbaiknya. Mereka menggunakan peci, sarung dan baju koko, tetapi ada juga yang mengenakan pakaian seadanya
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Gema Takbir dilantunkan selama pelaksanaan Salat Idul Adha 1444H di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tenggarong.
Suasana khusyu dirasakan ratusan warga binaan pemasyarakatan (WBP). Mereka Salat ied di Masjid yang berada di dalam Lapas pada Kamis, (29/6/2023).
Ratusan WBP nampak mengenakan pakaian terbaiknya. Mereka menggunakan peci, sarung dan baju koko, tetapi ada juga yang mengenakan pakaian seadanya.
Saat beribadah, jemaah itu tak nampak seperti para warga binaan atau orang yang sedang menjalankan hukuman karena terkandung kasus kriminal.
Mereka terlihat seperti warga biasa. Bahkan, sebagian napi yang berwajah gahar dan yang memiliki tato di tubuhnya pun terlihat khidmat menjalankan ibadah di hari berkurban.
Baca juga: Resep Sate Maranggi Empuk dan Simpel untuk Idul Adha, Pakai Sambal Oncom Lebih Nikmat
Baca juga: Bupati PPU Hamdam Gelar Open House Idul Adha Selama 2 Hari
Perayaan hari raya Idul Adha 1444 H ini memang merupakan momentum yang ditunggu oleh umat muslim, termasuk di Lapas Kelas IIA Tenggarong.
Dalam melaksanakan Salat Idul Adha kali ini dipimpin langsung oleh Ustadz Shobirin yang juga menjadi khotib, sedangkan bilal oleh warga binaan bernama Mustafa.
Tepat pukul 07.15 Wita, seluruh warga binaan pemasyarakatan (WBP) hadir dan berkumpul di Lapangan Lapas Kelas II A Tenggarong.
Pelaksanaan Salat led ini juga dihadiri Kepala Lapas Kelas IIA Tenggarong, Agus Dwirijanto beserta seluruh pejabat struktural dan petugas yang lain.
Dalam khutbahnya, Shobirin menjelaskan tentang makna dari iduladha ini yang juga disebut sebagai idul haji dan idul qurban.
"Idul Adha menceritakan tentang perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang harus berpisah dan meninggalkan istri beserta anaknya Nabi Ismail AS yang baru berusia beberapa bulan," ujarnya.
Di mana istri Nabi Ibrahim AS yang bernama Siti Hajar beserta anaknya harus ditinggal di sebuah gurun tandus tak berpenghuni dan beliau lakukan semata-mata sebagai bentuk ketakwaan atas perintah Allah SWT.
Dalam khutbahnya juga, Muhammad Nasir juga menceritakan bagaimana keridhoan Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan anaknya yang saat itu berusia 7 tahun.
"Proses tersebut sebagai kerelaan seorang hamba dalam menjalankan perintah dan ujian dari Allah SWT," imbuhnya.
Ada 4 hikmah yang hendak disampaikan dalam khutbah tersebut. Pertama, kegigihan seorang hamba dalam menjalankan perintah Allah.
Kedua, keikhlasan seorang hamba terhadap perintah dan ujian yang diberikan oleh Allah, ketiga, kegigihan setan dalam menggoda keimanan seseorang.
Baca juga: Idul Adha 2023: Kenapa Daging Kurban Rasanya Berbeda? Ini Sebab Rasa Daging Kurang Enak
Keempat, hikmah pemotongan hewan kurban yang merupakan representasi nilai ibadah melalui makanan yang baik dan halal.
"Kita harus meneladani tentang pengorbanan yang sudah dilakukan oleh nabi dan rasul yang telah mendahului kita. Semoga apa yang kita lakukan hari ini sampai dengan pemotongan kurban nantinya mendapatkan ridho dari Allah SWT,” imbuhnya. (*)
DKP3 Bontang Temukan Hewan Kurban Terindikasi PMK Pasca Idul Adha |
![]() |
---|
Wabup Rendi Solihin Salat Idul Adha di Masjid Jami Nurul Huda Samboja, Ajak Kolaborasi untuk Kukar |
![]() |
---|
Dijuluki Tukang Jagal, Hadi Mulyadi Mampu Sembelih 25 Ekor Hewan Kurban Selama 3 Hari |
![]() |
---|
Wagub Hadi Mulyadi jadi 'Tukang Jagal', Sembelih 25 Hewan Kurban Termasuk Sapi Sumbangan Jokowi |
![]() |
---|
Pihak Universitas Balikpapan Bagikan Daging Kurban ke Warga Sekitar Kampus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.