Berita Kaltara Terkini

Kisah Pilu Di Balik IRT Bobol Kotak Amal Masjid di Nunukan, 2 Anak Jadi Pelampiasan Kemarahan

Kisah di balik ibu rumah tangga (IRT) bobol kotak amal masjid di Nunukan, 2 anak jadi pelampiasan kemarahan ibu pecandu narkoba.

Kompas.com/Ahmad Dzulviqor
Kakak beradik anak IRT pecandu narkoba di Nunukan, kini diadopsi tetangga. Kisah di balik ibu rumah tangga (IRT) bobol kotak amal masjid di Nunukan, 2 anak jadi pelampiasan kemarahan ibu pecandu narkoba. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kisah di balik ibu rumah tangga (IRT) bobol kotak amal masjid di Nunukan, 2 anak jadi pelampiasan kemarahan ibu pecandu narkoba.

Berita IRT warga Nunukan, Kalimantan Utara,  AS (40) yang diamankan warga saat membobol kotak amal masjid pada awal Juni 2023 sempat bikin heboh.

Apalagi AS mencuri untuk membeli sabu, bahkan polisi menemukan 4 paket hemat narkoba di saku jaketnya.

Namun di balik berita heboh tersebut, ada kisah pilu yang dialami dua anak AS yang masih berusia 10 tahun dan 10 bulan. 

Kisah ini terungkap ke publik, setelah AS diamankan polisi atas kasus pencurian tersebut.

Baca juga: Pilu! Istri Pelempar Anjing ke Buaya di Nunukan: Kondisi Hamil Tua, Suami Jadi Tersangka dan Dibully

AS selalu beralasan butuh uang untuk membeli susu dan makan kedua anaknya yang berusia berusia 10 tahun dan 10 bulan.

Belakangan, diketahui bahwa kondisi AS kurang waras dan merupakan pencandu narkoba.

AS bahkan sering menjadikan kedua anaknya obyek sasaran saat sakau atau saat marah.

Baca juga: 6 Fakta Dua Pria Lempar Anjing ke Buaya di Nunukan, tak Berniat Viral hingga karena Kesal 

"Memang kondisinya mengkhawatirkan. Saat datang jeleknya, beberapa kali dia telanjang di depan umum. Kaca rumah sering dia pecahkan dan warga sekitar sering juga bantu bersihkan," ujar Ketua RT 09 Nunukan Utara, Edi Rahmat, ditemui, Rabu (5/7/2023).

Sebenarnya, lanjut Edi, kondisi AS sudah dilaporkan dan ditangani Dinas Kesehatan.

Indikasi kejiwaannya yang bermasalah juga menjadi keyakinan banyak warga sekitar.

Apalagi, AS sering mendapat suntikan rutin yang biasanya diberikan bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dari puskesmas.

"Tapi apakah dia ODGJ atau bukan, kami kan awam. Tapi kami menduga memang kejiwaannya bermasalah," ujarnya lagi.

Bayi jadi obyek pelampiasan kemarahan

Pernah suatu ketika, lanjut Edi, AS tanpa sebab meletakkan anak bayinya di tengah jalan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved