Berita Balikpapan Terkini

Kelambu Air Efektif Turunkan Kasus DBD di Balikpapan, Kadinkes Ajak Warga Aplikasikan

Penggunaan kelabu untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimanntan Timur dinilai efektif

Penulis: Mir | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NIKEN DWI SITONINGRUM
Penggunaan kelabu untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimanntan Timur dinilai efektif.TRIBUNKALTIM.CO/NIKEN DWI SITONINGRUM 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Penggunaan kelabu untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimanntan Timur dinilai efektif.

Bahkan penggunaan kelambu ini bisa menurunkan jumlah kasus DBD bukan hanya di Kota Balikpapan namun juga di Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Seperti di  kawasan Sepinggan, Balikpapan Selatan jumlah kasus DBD turun.

Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan awalnya kasus DBD di Kawasan Sepinggan, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur cukup tinggi.

"Namun setelah penggunaan kelambu air sekarang kasus DBD di kawasan Sepinggan menurun," kata Dio sapaan akrabnya, Rabu (24/1/2024).

KELAMBU - Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty menilai penggunaan kelambu cukup efektif dalam menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Balikpapan, Kalimantan Timur.TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
KELAMBU - Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty menilai penggunaan kelambu cukup efektif dalam menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Balikpapan, Kalimantan Timur.TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Penggunaan kelambu air ini sebuah inovasi dari Pemkot Balikpapan, pasca angka kasus DBD pada awal tahun lalu mewabah.

Yakni, sebagai salah satu cara untuk menuntaskan jentik nyamuk yang kerap bersarang dalam tampungan air.

"Adanya kelambu air ini membuat nyamuk tidak bisa masuk ke tempat penampungan air. Maka tidak bisa juga berkembang biak," terang Dio.

Baca juga: 109 Kasus DBD di PPU Sepanjang Januari 2024

Baca juga: Pasien DBD di Bontang Meninggal Dunia, Dinkes Kaltim Klaim Inovasi Wolbachia Tak Gagal

Namun, imbuhnya, jika sudah terdapat jentik pada penampungan air, maka perlu dilakukan penaburan obat pembunuh jentik nyamuk (Abate).

"Kalau fogging (pengasapan) itu kan cuman untuk nyamuk dewasa. Nah kalau kelambu air pupuk abate dari jentik artinya itu sudah sampai akarnya, dan sekarang tinggal komitmen masyarakat aja untuk mengaplikasikannya," pungkas Dio.

Kini, DKK mencatat Balikpapan Utara dan Balikpapan Tengah sebagai kecamatan dengan angka kasus DBD yang menunjukkan tren peningkatan.

Pada tahun 2022, terdapat 1.897 kasus dengan 7 angka kematian akibat DBD. Kemudian pada 2023 terdapat 2.195 kasus dengan 4 angka kematian akibat DBD.

Sementara pada awal tahun 2024, terdapat 28 kasus positif DBD dan tidak ada temuan kasus kematian. 

Bagikan 40 Ribu Kelambu di IKN

Sebanyak 40 ribu kelambu berinsektisida mulai dibagikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur kepada pekerja konstruksi di Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara.

Diketahui, Kecamatan Sepaku yang menjadi lokasi IKN Nusantara merupakan daerah endemik Malaria.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan PPU, dr Jansje Grace Makisurat kepada TribunKaltim.Co, Selasa (28/3/2023).

Kelambu tersebut merupakan sumbangan dari Global Fund, untuk penanggulangan kasus malaria, khususnya di IKN Nusantara dan juga di PPU.

“Kelambu itu lebih kepada malaria, karena sumbangan dari Global Fund sekitar 40 ribuan,” ungkapnya.

dr. Grace menyebut bahwa untuk daerah Sepaku, pembagian kelambu dilakukan dengan menitip kepada fasilitas kesehatan yang ada di Sepaku.

Pekerja yang mau mengambil kelambu tersebut, tinggal mendatangi fasilitas kesehatan terdekat.

Pembagian tidak dilakukan secara langsung lantaran saat ini masih melihat tingkat kebutuhan.

“Ada yang dibagikan langsung sesuai kebutuhan karena di IKN belum ada pekerja malam, kita khususkan ini untuk pekerja malam,” sambungnya.

Kelambu ini di peruntukan untuk Sepaku, lantaran di daerah tersebut masih dalam kategori endemis malaria.

dr Grace juga menyebut bahwa daerah lain yang masih endemis malaria di PPU yakni, Kelurahan Sotek.

Namun untuk mengantisipasi penyebaran malaria, kelambu juga akan dibagikan ke daerah lain seperti Penajam, Bukit Subur, Riko dan Buluminung.

“Terbanyak di Sepaku karena masih endemis untuk PPU selain Sotek,” pungkasnya.

Di sisi lain, RSUD Pratama di Kecamatan Sepaku disiapkan menjadi RS Trauma Center.

Kementrian Kesehatan sudah mengalokasikan Rp 115 miliar untuk mengupdate RSUD Sepaku tersebut.

Kadinkes Kota Balikpapan mencontohkan pemasangan kelambu air di Kelurahan Sepinggan Baru, Kecamatan Balikpapan Selatan. (TRIBUNKALTIM.CO/NIKEN DWI SITONINGRUM)
Kadinkes Kota Balikpapan mencontohkan pemasangan kelambu air di Kelurahan Sepinggan Baru, Kecamatan Balikpapan Selatan. (TRIBUNKALTIM.CO/NIKEN DWI SITONINGRUM) (TRIBUNKALTIM.CO/NIKEN DWI SITONINGRUM)

Pusat kesehatan ini akan melayani masyarakat umum maupun pekerja konstruksi IKN Nusantara yang mengalami kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan lainnya.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur dr Jansje Grace Makisurat kepada Tribun Kaltim, Senin (27/3/2023).

"Itu ( RSUD ) Sepaku akan jadi trauma center, mengantisipasi pekerja konstruksi IKN jika mengalami kecelakaan kerja.

Rumah Sakit ini untuk melayani pasien seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja dan lainnya,” tutur dr Jansje Grace, Senin (27/3/2023).

Untuk itu, lanjut dr Jansje Grace, rumah sakit tersebut akan kembali ditambah bangunan dan alat kesehatan.

Anggarannya bersumber dari Kementerian Kesehatan senilai Rp 115 miliar, rinciannya Rp80 miliar untuk penambahan gedung dan Rp35 miliar untuk alat kesehatan.

Selain menjadi rumah sakit trauma center, status rumah sakit juga akan ditingkatkan menjadi rumah sakit tipe C. Untuk tahun ini, rumah sakit Sepaku juga diguyur anggaran Rp20 miliar.

Peruntukannya yakni Rp12 miliar untuk bangunan fisik, dan Rp8 miliar untuk alat kesehatan.

Selain itu, lanjut dr Grace, pemenuhan tenaga kesehatan di Kabupaten PPU hingga kini belum sesuai yang dibutuhkan. Saat ini tenaga kesehatan baru memenuhi 75 persen. (Ary Nindia/Nita)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved