Berita Kaltim Terkini

Tahun Ini, Disbun Kaltim Targetkan 2.300 Hektare Lahan untuk Pengembangan Perkebunan Rakyat 

Disbun Kaltim pada tahun ini menargetkan 2.300 hektare lahan untuk pengembangan perkebunan rakyat. 

|
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy 
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ahmad Muzakkir mengatakan, pihaknya menargetkan pengembangan perkebunan rakyat seluas 2.320 hektare pada tahun 2024 ini. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalimantan Timur menetapkan target pengembangan perkebunan rakyat seluasr 2.320 hektare pada tahun 2024 ini.

Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ahmad Muzakkir menjelaskan bahwa untuk mendapatkan bantuan pengembangan, kelompok tani harus mengajukan proposal ke dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan.

Proposal tersebut lantas akan diverifikasi oleh pihaknya.

Baca juga: Disbun Kaltim Ingin DBH Kelapa Sawit Sebesar-besarnya untuk Daerah Penghasil

Adapun rincian target pengembangan perkebunan rakyat adalah sebagai berikut:

- Penambahan areal tanaman perkebunan seluas 470 hektare yang meliputi kakao (100 hektare), karet (100 hektare), kelapa sawit (100 hektare), lada (50 hektare), pala (50 hektare), aren (25 hektare), kopi (20 hektare), dan kakao Mahakam Ulu (25 hektare).

- Pemeliharaan/intensifikasi tanaman perkebunan seluas 1.950 hektare yang meliputi kakao (100 hektare), karet (200 hektare), kelapa sawit (300 hektare), lada (150 hektare), kelapa dalam (100 hektare), pala (50 hektare), aren (50 hektare), dan kelapa sawit (MP) (1.000 hektare)

- Peremajaan tanaman perkebunan seluas 350 hektar yang meliputi karet (300 hektare) dan kakao (50 hektare).

- Rehabilitasi tanaman perkebunan seluas 50 hektare.

"Target ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tukar petani di masa depan," jelas Muzakkir, Minggu (28/1/2024).

"Verifikasi meliputi aspek CP/CL perkebunan, yaitu adanya pengurus, legalitas areal, dan status kawasan hutan. Jika tidak memenuhi syarat, permohonan tidak bisa diproses," sambungnya.

Baca juga: Harga TBS Merosot Tajam, Disbun Kaltim Dorong Kemitraan Petani dan Pabrik sebagai Solusi 

Setelah lolos verifikasi, bantuan berupa barang/jasa akan diserahkan ke kelompok tani/gabungan kelompok tani.

Muzakkir menambahkan bahwa Disbun terus memberikan dukungan dan motivasi kepada kelembagaan petani untuk mengembangkan usaha perkebunan rakyat

"Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan perkembangan budi daya perkebunan," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, efek sektor perkebunan adanya Ibu Kota Negara dirasakan dan harus ada peran pemerintah dalam menjawab tantangan ini.

Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ahmad Muzakkir menegaskan IKN memang dampaknya dari sisi ekonomi menjadi tinggi, khusus sektor perkebunan.

Pihaknya mengakui tetap melakukan pembinaan ke petani-petani di daerah sabut IKN dan ada pemetaan program di sana.

"Tahun 2023 kita sudah lakukan, kita tidak masuk ke dalam, tetapi mempersiapkan disekitar IKN, pengembangan, pelatihan agar disparitas tidak terjadi," tegasnya.

Disbun Kaltim mengatakan telah menyiapkan program Perkebunan Berbasis Korporasi untuk kesejahteraan petani dalam upaya antisipasi meningkatnya permintaan akan aneka komoditas pangan pasca dipindahnya IKN ke Kaltim.

"Ini diupayakan agar produktivitas tanaman perkebunan terus terjaga, salah satunya dengan mengembangkan kawasan perkebunan berbasis korporasi," sambungnya.

Baca juga: Distanak dan Disbun Kaltim Bantu Susun Pergub Soal Dukungan Program Integrasi Sapi-Sawit di Kaltim

Kawasan perkebunan dinilai sangat penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan dan mendorong kesejahteraan petani. 

Dengan terbentuknya kelembagaan petani yang kuat dan mampu bekerja sama melalui kemitraan akan mampu menciptakan akses petani ke pemerintah dan swasta.

Menurut Muzakkir, Disbun Kaltim menyusun skenario program pengembangan kawasan perkebunan berbasis korporasi petani di pada 2024 hingga 2026 sebagai major project yang bertujuan untuk penumbuhan serta penguatan kelembagaan petani.

"Nantinya akan kita lakukan pembinaan manajemen, SDM, tata cara produksi, bantuan bibit, pupuk, pengembangan komoditi dan kegiatan perluasan lahan perkebunan rakyat," sambungnya.

Dari aspek lingkungan, Disbun juga tetap melakukan penerapan Area Nilai Konservasi Tinggi (ANKT) pada kawasan perkebunan sebagai salah satu perlindungan yang memiliki fungsi lindung.

 

Disinggung terkait program ketahanan pangan dan prioritas pengalihan fungsi lahan sawit di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Paser sebagai lumbung pangan IKN untuk memasok beras, Muzakkir menanggapi bahwa kolaborasi menjadi penting.

Dijelaskannya bahwa luas tanaman perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hasil pendataan dinas terkait tahun 2023 menempati posisi paling banyak dari semua jenis tanaman perkebunan, yakni mendominasi hingga mencapai 89,59 persen dari total 1,57 juta hektare (ha).

Luas lahan pertanian berdasarkan RTRW Kaltim tahun 2023 seluas 3,4 juta ha, sementara luas tanam seluruh komoditas perkebunan mencapai 1,57 juta ha.

"Saya pikir tidak ada masalah karena 3,4 juta ha di Kaltim untuk perkebunan masih terpakai 1,57 juta hektare yang dimanfaatkan sektor ini, masih ada setengah lebih yang bisa dioptimalkan di komoditas lain tanam pangan dan sebagainya, peternakan bisa kolaborasi dengan perkebunan," kata Muzakkir.

Sementara melihat potensi apa saja yang dapat dipasok ke IKN, luas tanaman perkebunan yang mencapai 1,4 juta ha ini terdiri atas lada, aren genjah, kelapa dalam, kakao, pala, karet, dan kopi.

Namun memang didominasi oleh komoditas kelapa sawit seluas 1,41 juta ha atau 89,59 persen, dengan rincian luas perkebunan inti 972 ribu ha dan kebun plasma seluas 373 ribu ha.

Baca juga: Larangan Ekspor Produk Sawit Mentah Dicabut, Disbun Kaltim Beber Sempat Terjadi Penurunan

Dari luas perkebunan kelapa sawit ini, kemudian memberikan andil perputaran ekonomi hasil penjualan buah sawit berupa tandan buah segar (TBS), yakni ekspor produksi TBS mencapai 19,2 juta ton, produksi crude palm oil (CPO) sebesar 4,3 juta ton.

"Selain CPO, Hasil perkebunan memasok ke IKN, seingat saya karet, kakao, lada juga ada. Lada kita juga yang dikembangkan di Sulsel itu, kan memang harus kita kembalikan kejayaannya, kita tahu dulu tanaman lada kan ada di Batuah, Kukar," pungkasnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved