Tribun Kaltim Hari Ini

1.551 Orang Terinfeksi DBD, Dinas Kesehatan Kaltim Sebut Tertinggi di Kabupaten Berau

merincikan kasus DBD tertinggi terjadi di Kabupaten Berau dengan 683 orang positif. Disusul Kutai Kartanegara 512 orang positif, Kutai Timur 220 orang

Penulis: Martinus Wikan | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
Petugas Dinkes Kubar melakukan fogging untuk memberantas sarang nyamuk guna mencegah kasus demam berdarah dengue (DBD) dikawasan permukiman penduduk. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Kalimantan Timur awal 2024 mencatatkan seribu lebih masyarakat telah terinfeksi.

Sejak Januari hingga pertengahan Februari 2024 ini, 1.551 orang terinfeksi, dengan angka kematian 7 orang di seluruh Kaltim.

"Kasus DBD di Kaltim per minggu sekali kami evaluasi. Saat ini jumlah kasus baru per 100.000 penduduk sebesar 40,68 dan persentase kematian dari jumlah kasus sebanyak 0,46," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr. Jaya Mualimin, Selasa (20/2).

Baca juga: DPRD Kota Samarinda Meminta Pemkot Memperbaiki Kesejahteraan Guru

Ia merincikan kasus DBD tertinggi terjadi di Kabupaten Berau dengan 683 orang positif. Disusul Kutai Kartanegara 512 orang positif, Kutai Timur 220 orang positif, Kutai Barat 218 orang positif, Paser 200 orang positif dan empat kematian.

Serta Bontang dengan 86 orang positif dan satu kematian. "Kota Samarinda 203 orang positif dan satu kematian, Balikpapan 84 orang positif, Penajam Paser Utara 167 orang positif dan satu kematian, hingga Mahakam Ulu dengan empat orang positif," jelasnya.

dr. Jaya mengungkapkan dari tujuh orang yang meninggal akibat DBD, yang terjangkit adalah anak-anak. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat tetap waspada dan melakukan pencegahan. Seperti membersihkan lingkungan dari tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD.

"Kami juga terus melakukan fogging, pemasangan abate, dan penyuluhan kepada masyarakat. Kami berharap kasus DBD di Kaltim bisa terus menurun dan tidak ada lagi kematian," tegasnya.

Dinkes Kaltim juga bekerja sama dengan Biofarma memfasilitasi vaksinasi DBD bagi 11.000 siswa berusia 6-12 tahun yang merupakan kelompok umur paling rentan terkena DBD serta berisiko kematian tinggi.

"Kami gunakan vaksin yang terbaru, teknologinya dari Takeda Jepang, dan distributornya adalah Biofarma.

Pemerintah sudah menganggarkan hampir Rp10 miliar membeli vaksin tahun lalu, dan tahun ini juga akan kita tingkatkan," kata dr. Jaya.

Vaksinasi DBD tentunya, guna meningkatkan imunitas atau daya kekebalan pada anak-anak. Agar nantinya tidak muncul gejala berbahaya ketika digigit oleh nyamuk Aedes Aegypti. Selain vaksinasi, pengendalian vektor dengan melepaskan nyamuk Wolbachia.

"Nyamuk ini, diberi bakteri Wolbachia untuk menghambat penularan virus dengue agar gigitannya tidak menyebabkan DBD," tandasnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Berau mencatat sebanyak 60 kasus DBD ditemukan di Kabupaten Berau hingga Januari 2024. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Garna Sudarsono menejelaskan 60 kasus terbanyak berada di Puskesmas Tanjung Redeb, sebanyak 14 kasus.

Di Puskesmas Batu Putih ada 10 kasus, Puskesmas Tubaan ada 7 kasus, Teluk Bayur 5 kasus, Gunung Tabur ada juga 5 kasus DBD.

Kemudian Long Boy, Merapun, Segah, Long Laay hingga kini belum ditemukan satupun kasus DBD dari tracking Dinkes Berau."Data kasus DBD ini kami update setiap hari dan dilaporkan setiap minggu ke Dinkes," tuturnya kepada Tribunkaltim.co, Senin (5/2).

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved