Berita Samarinda Terkini
dr Sofia Apriyanti, Lulusan Terbaik Unmul Samarinda dengan IPK 3,90
Seperti sosok Sofia Apriyanti yang meraih gelar dokter baru-baru ini, wisuda di GOR 27 September Kampus Unmul Samarinda
Penulis: Nevrianto | Editor: Samir Paturusi
Kami memiliki ruang kuliah sendiri dan tempat diskusi di hampir semua dekat bangsal rawat inap di RSUD AWS.
Sehingga sangat nyaman ketika kita harus istirahat dikala kegiatan kami tidak berhenti berhenti maupun baru selesai tengah malam dan subuh harinya harus siap kembali di rumah sakit untuk Follow Up pasien.
Untuk para dosen kami karna beliau-beliau sebagian besar adalah dokter, kami belajar banyak hal bagaimana jadi seorang dokter bukan hanya dari ilmu, tapi Attitude, Passion dan cara komunikasi kepada pasien.
Para dosen kami sungguh hebat ketika mereka juga memiliki pelayanan terhadap pasien tapi penuh rasa keikhlasan selalu mengajari kami.
Terimakasih sebesar besarnya kami berikan kepada guru guru kami dokter dokter Fakultas Unmul atas ilmu bimbingan dn arahannya selalu, semoga dosen dosen kami selalu sehat dan diberikan perlindungan oleh allah swt selalu aamiin,"jelasnya.
Prestasi yang memuaskan berhasil diraih ,hingga sosok Sofia Apriyanti dipajang di Media Sosial Kampus Unmul sebagai lulusan terbaik dengan harapan jadi teladan mahasiswa dan generasi muda.Tentunya ada pengalaman menarik yang tak terlupakan dan berkesan.
"Banyak sekali pengalaman luar biasa baik dari menjalani pendidikan di preklinik maupun klinik namun ada salah satu yg mungkin bisa saya Share. Ketika kami koas atau program yang harus dilakukan mahasiswa kedokteran untuk memperoleh gelarndokter, harus siap siaga baik dari ilmu dan keterampilan di setiap harinya.
Harus bisa membaca pelajaran dimanapun kami berada, harus bisa tertidur dimanapun sesingkat apapun agar kami tetap sehat, harus tetap siaga dan tersenyum walaupun lelahnya kami dari banyaknya tugas yang ada.
Harus tetap tidak mengantuk saat kami hanya tidur beberapa jam saja.Namun semua kelelahan itu hilang ketika kita berusaha menanyakan keluhan pasien setiap hari dipagi hari, dan semakin hari pasien tersebut semakin membaik dan hanya sekedar mengucapkan terimakasih kepada kami dengan ikhlas dan terharu, rasanya semua hari buruk dan perasaan capek kami hilang," urainya disertai senyum.
Sofia Apriyanti juga tak melupakan saat awal kuliah harus berjuang kuliah saat pandemi covid 19 melanda dunia.
"Betul saya masuk kuliah diawal profesi dokter saat pandemi covid dimulai, jadi sempat tertunda beberapa bulan karena rumah sakit pendidikan kami dan seluruh Indonesia sedang fokus terhadap pandemi Covid 19 sedang tinggi tinggi nya.
Kami menunggu stase (bidang yang harus dipelajari oleh koas) bisa mulai sambil membantu mempromosikan kesehatan lewat jalur apapun sebagai mahasiswa kesehatan.
Baca juga: Profil Muhammad Sahib, Kisahnya dari Tukang Las Sampai Sukses Tembus jadi Anggota DPRD Bontang
Tidak menunggu pandemi berhenti, kami juga harus masuk saat pandemi masih ada, kami bertugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap yang saat itu kami bisa memakai 3/4 lapis masker, untuk proteksi kami demi mencari ilmu melalui pasien dan guru guru.
Tapi semangat kami tidak pernah luntur karna semangat kami disitu lah kami ingin membaktikan diri kami. Walaupun beberapa kali sempat menjalani kegiatan online namun kami jujur lebih menyukai offline yang bertemu dengan pasien sekali pun walaupun harus dengan resiko kami bisa tertular," tuturnya.
Biofile :
Reaksi Warga Samarinda soal Isu Penarikan Royalti Musik di Kafe, Resto dan Hotel ke Konsumen |
![]() |
---|
Sprindik Pertama Kajati Kaltim Supardi, Usut Dugaan Korupsi BUMD Kaltim: PT Ketenagalistrikan |
![]() |
---|
Musisi Lokal Samarinda Keluhkan Aturan Royalti: Kami Bukan Industri Besar |
![]() |
---|
Kejati Kaltim: Ada 8 Perusahaan Terlibat Kerjasama di Kasus Dugaan Korupsi BUMD PT Ketenagalistrikan |
![]() |
---|
Transformasi Sidodadi Samarinda, dari Lahan Bekas Kebakaran ke Hunian Legal dan Layak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.