Sejarah

Sejarah 12 Maret: Die Schuldigkeit des ersten Gebots, Opera Pertama Mozart Saat Berusia 11 Tahun

Inilah sejarah 12 Maret mengenai Die Schuldigkeit des ersten Gebots, opera pertama Mozart saat berusia 11 tahun.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Flickr
Ilustrasi. Inilah sejarah 12 Maret mengenai Die Schuldigkeit des ersten Gebots, opera pertama Mozart saat berusia 11 tahun. 

TRIBUNKALTIM.CO - Inilah sejarah 12 Maret mengenai Die Schuldigkeit des ersten Gebots, opera pertama Mozart saat berusia 11 tahun.

Die Schuldigkeit des ersten Gebots adalah opera pertama yang ditulis oleh Wolfgang Amadeus Mozart saat ia berusia 11 tahun.

salahh satu karya mozarrt
Ilustrasi. Adegan dalam Babak III dari Le Nozze di Figaro yang merupakan salah satu karya Mozart.

Opera ini dipertunjukkan untuk pertama kalinya pada tanggal 12 Maret 1767, di Katedral Salzburg, Austria.

Baca juga: Sejarah 9 Maret: Boneka Barbie Dijual Pertama Kali di Pameran Mainan Internasional, New York City

Baca juga: Sejarah 29 Februari: Melacak Jejak Hari Kabisat yang Hanya Muncul 4 Tahun Sekali

Baca juga: Sejarah 28 Februari: Nilon Ditemukan oleh Wallace Carothers, Seorang Pengidap Gangguan Jiwa

Pementasan opera ini adalah sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Uskup Agung Sigismund von Schrattenbach.

Opera ini ditulis dalam bentuk oratorio, yang berarti karya musik yang menggambarkan cerita, tetapi tidak dipentaskan secara dramatis.

Meskipun Mozart masih sangat muda ketika ia menulis Die Schuldigkeit des ersten Gebots, karyanya menunjukkan bakat musikal yang luar biasa bahkan pada usia muda.

Opera ini juga menandai awal dari karir musik yang gemilang bagi Mozart.

Kewajiban Perintah Pertama (Die Schuldigkeit des ersten Gebots)

Die Schuldigkeit des ersten Gebots adalah sebuah karya musik yang ditulis oleh Wolfgang Amadeus Mozart ketika ia masih berusia 11 tahun.

Ini bukanlah sebuah opera dalam arti tradisionalnya, melainkan sebuah oratorio, yang berarti karya musik yang ditampilkan tanpa drama panggung.

Karya ini ditulis untuk merayakan ulang tahun Uskup Agung Schrattenbach.

Dalam oratorio ini, Mozart bekerja sama dengan dua komposer lainnya, yaitu Michael Haydn dan Anton Cajetan Adlgasser.

Die Schuldigkeit des ersten Gebots memiliki tiga bagian yang berfokus pada tema-tema religius, moralitas, dan keselamatan.

Meskipun karya ini ditulis ketika Mozart masih sangat muda, banyak elemen dari musiknya yang menunjukkan bakat luar biasa yang kemudian menjadi ciri khas karyanya yang dewasa.

Baca juga: Sejarah 8 Februari: Mary I dari Skotlandia Dieksekusi, Diduga Terlibat Ingin Bunuh Ratu Elizabeth I

3 Bagian Oratorio

Die Schuldigkeit des ersten Gebots adalah sebuah oratorio yang menggambarkan pertempuran antara kebaikan dan kejahatan dalam konteks moralitas agama.

Cerita oratorio ini tidak sesederhana cerita opera pada umumnya, namun lebih merupakan narasi yang mempertimbangkan tema-tema keimanan, keselamatan, dan pertobatan.

Oratorio ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Part I: The Goodness of the Law and Its Powerlessness

Bagian pertama berfokus pada kebaikan hukum Tuhan dan ketidakmampuannya untuk membebaskan manusia dari dosa.

Hal ini memperkenalkan para karakter, termasuk Justice (Keadilan), Mercy (Belas Kasihan), dan Divine Justice (Keadilan Ilahi), yang berdebat tentang peran hukum dalam kehidupan manusia.

2. Part II: The Power of Divine Mercy

Bagian kedua menyoroti pentingnya belas kasihan Tuhan dalam membebaskan manusia dari dosa dan kesalahan.

Ini menampilkan dialog antara Divine Mercy (Belas Kasihan Ilahi) dan manusia yang menyesal, serta mengekspresikan harapan akan pengampunan dan keselamatan.

3. Part III: The Renunciation of Sin and the Acceptance of Divine Mercy

Bagian ketiga menggambarkan perubahan hati manusia yang menyadari dosa-dosanya dan mengalami proses pertobatan dan penerimaan atas belas kasihan Tuhan.

Ini menampilkan adegan penyesalan dan penerimaan pengampunan.

Secara keseluruhan, cerita Die Schuldigkeit des ersten Gebots mengeksplorasi konsep dosa, pertobatan, dan keselamatan dengan fokus pada kekuatan hukum dan belas kasihan Tuhan dalam kehidupan manusia.

Meskipun kisahnya tidak sekompleks atau sejelas cerita opera tradisional, oratorio ini menghadirkan narasi yang mendalam tentang tema-tema keagamaan dan moral.

Baca juga: Sejarah 24 Februari: Pertunangan Pangeran Charles dengan Lady Diana Spencer, 43 Tahun yang Lalu

Mozart Si Komponis Paling Brilian Sepanjang Sejarah

Wolfgang Amadeus Mozart adalah salah satu komponis paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah musik klasik Barat.

Ia lahir di Salzburg, Austria pada tanggal 27 Januari 1756, dan meninggal di Vienna pada tanggal 5 Desember 1791.

Mozart menunjukkan bakat musikal yang luar biasa sejak usia dini.

Ayahnya, Leopold Mozart, adalah seorang musisi yang juga menjadi guru musik Mozart.

Pada usia yang sangat muda, Mozart sudah bisa bermain piano dan menghasilkan komposisi musik.

Karya-karya Mozart mencakup berbagai genre musik, termasuk opera, simfoni, konser, sonata, dan karya-karya kamar.

Beberapa karya terkenalnya antara lain "Eine kleine Nachtmusik," "The Marriage of Figaro," "Don Giovanni," "Symphony No. 40," dan "Piano Sonata No. 11 (Rondo alla Turca)."

Selama hidupnya, Mozart bekerja sebagai musisi di berbagai kota Eropa dan mendapat pengakuan sebagai komponis yang brilian.

Namun, ia juga mengalami kesulitan finansial dan kurangnya pengakuan dalam hidupnya.

Setelah kematiannya pada usia 35 tahun, karya-karya Mozart terus mendapat pengakuan dan dipertunjukkan di seluruh dunia, dan ia dianggap sebagai salah satu komponis paling berpengaruh dalam sejarah musik.

Baca juga: Sejarah 6 Februari:Hari Kematian Raja George VI, Ratu Elizabeth II Langsung Naik Tahta Usia 25 tahun

Karya Mozart Saat Ini

Karya-karya Mozart masih sangat relevan dan dihargai oleh masyarakat dunia saat ini.

Musiknya tetap menjadi bagian integral dari repertoar konser di seluruh dunia, dan rekaman-rekaman klasik dari karyanya terus dinikmati oleh pendengar dari berbagai lapisan masyarakat.

Opera Mozart seperti "The Marriage of Figaro," "Don Giovanni," dan "The Magic Flute" masih sering dipentaskan di panggung-panggung opera terkemuka di seluruh dunia.

Musik simfoni, konser, sonata, dan karya-karya kamar Mozart juga terus dipentaskan oleh orkestra, ansambel, dan musisi solo di berbagai tempat.

Selain itu, Mozart sering menjadi subjek interpretasi dan aransemen baru yang dilakukan oleh seniman dan musisi kontemporer.

Rekaman-rekaman modern dari karya-karya Mozart, baik dalam bentuk rekaman studio maupun rekaman konser langsung, terus diproduksi dan diterbitkan oleh label rekaman klasik terkemuka.

Karya Mozart juga sering dijadikan inspirasi untuk berbagai karya seni lainnya, seperti film, drama, tari, dan berbagai produksi multimedia.

Kekuatan emosional, keindahan melodi, dan kejeniusan komposisional Mozart membuat karyanya tetap relevan dan dihargai oleh berbagai generasi dan budaya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved