Breaking News

Berita Viral

4 Fakta Kepala Bayi Tertinggal di Rahim, Kronologi, Penjelasan Dokter Forensik hingga Lapor Polisi

4 fakta kepala bayi tertinggal dalam rahim ibu, kronologi, penjelasan dokter forensik hingga lapor ke polisi.

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Mukarromah, ibu di Bangkalan mengungkap sosok bidan yang menangani proses kelahirannya hingga bayinya meninggal dunia karena kepalanya tertinggal di rahim. 4 fakta kepala bayi tertinggal dalam rahim ibu, kronologi, penjelasan dokter forensik hingga lapor ke polisi. 

Adapun warna kulit putik kecoklatan. Dengan kondisi tubuh bayi yang demikian, maka dipastikan bayi sudah meninggal antara tujuh hari sampai 10 hari.

“Sudah terjadi pembusukan dalam kandungan. Sangat rentan saat ditangani menggunakan persalinan normal. Konsekwensinya adalah, ada bagian tubuh yang akan terlepas,” terang Edy.

Edy menambahkan, bagian kepala yang sudah putus dengan badan, rencananya akan disambung untuk menghormati jenazah si bayi.

Namun pihak keluarga menolak tindakan itu. Jenazah sudah diserahkan ke pihak keluarga.

Nasib Bidan Mega

Nasib Bidan Mega bikin kepala bayi putus tertinggal dalam rahim ibu di Bangkalan, Jawa Timur,  keluarga korban tak tinggal diam.

Bidan Mega kini menjadi sorotan.

Ia merupakan bidan yang membantu proses ibu hamil yang akan melahirkan, Mukarrohmah.

Kini, Mukkarromah dan sang suami telah melaporkan bidan Puskesmas Kedungdung Bangkalan ke Polres Bangkalan atas dugaan malapraktik.

"Saya pingin pihak polisi beri keadilan, dan bertindak tegas dan beri saya keadilan," ungkap Mukkarromah terisak tangis,.

Mukkarromah menuturkan pihak kepolisian sudah meminta keterangan darinya dan pihak keluaga.

Baca juga: Bayi yang Dibuang di Samarinda Diasuh Negara, Keluarga Harus Ikut Prosedur Adopsi

"Ada saya, suami, dan tante dari suami saya," ujarnya.

Pihak Puskesmas Kedungdung sendiri belum menunjukkan itikad baik untuk meminta maaf kepada keluarga Mukkarromah.

"Dari puskesmas tidak ada satu pun datang, mereka datang ke rumah sakit ada si bidan Mega itu," sambungnya.

"Gak ada permintaan maaf, tidak ada juga (tanggung jawab)," katanya.

Di sisi lain, wanita asal Desa Panpajung ini mengungkapkan kondisinya hingga kini masih belum stabil secara fisik maupun psikologis.

"Iya, masih sakit," kata Mukkarromah. (*)

Ikuti berita menarik lainnya di saluran whatsapp dan google news Tribun Kaltim

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Tribun Medan

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved