Berita Mahulu Terkini

Dinkes Mahulu Sebut Deteksi Dini DBD Dapat Dilakukan dengan Rapid Test

Hampir sebagian kasus kematian akibat demam berdarah adalah keterlambatan pengambilan tindakan dan penanganan terhadap pasien demam berdarah.

Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Mathias Masan Ola
HO/Dinkes Mahulu
ILustrasi - Rapid test dapat digunakan untuk deteksi dini DBD 

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Kasus demam berdarah menimbulkan angka kematian yang cukup tinggi di masyarakat, terutama anak-anak.

Hampir sebagian kasus kematian akibat demam berdarah adalah keterlambatan pengambilan tindakan dan penanganan terhadap pasien demam berdarah.

Terjadinya keterlambatan penanganan ini seringkali akibat tidak terdeteksinya demam berdarah secara lebih awal.

Baca juga: DBD di Kukar Terus Meningkat, Ini 3 Cara yang Dilakukan Dinkes untuk Mengatasi Lonjakan Kasus

Guna memastikan penanganan sedari dini penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat dilakukan dengan cara rapid tes atau tes cepat.

Kadinkes Mahulu, Petronela Tugan mengatakan penyebaran penyakit DBD yang sering lolos dari pantauan adalah ketika hari kedua atau hari ketiga demam.

Pada hari kedua biasanya pihak kesehatan masih ragu-ragu mengambil keputusan karena biasanya demam penderita DBD sudah agak turun tapi masih diatas normal.

"Itu sering terjadi, ketiga datang hari ketiga itu sudah sangat drop sekali," katanya, Senin (15/4/2024).

Bahkan Ia mengaku biasanya pasien pengidap DBD tersebut sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri saat dibawa ke RS.

Baca juga: Dinkes Kutai Kartanegara Sediakan Rapid Diagnostic Test NS1 untuk Kasus DBD

Jika pasien pengidap DBD sudah dalam keadaan seperti itu biasanya sudah tidak bisa lagi dilakukan penanganan.

Namun, dengan menggunakan rapid pada hari pertama pihak kesehatan sudah bisa mendeteksi jika memang pasien tersebut mengidap DBD.

"Rapid ini nanti yang kita butuhkan untuk membuktikan, walaupun hasil darah itu membuat kita ragu untuk membuktikan tapi ada rapid yang menjadi dasar kita untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi," ucapnya.

Dari hasil rapid ini, pihak kesehatan mampu mengawal perkembangan kesehatan pasien.

Hal ini dikarenakan kasus ini biasanya terjadi pada penderita DBD pada umumnya.

Baca juga: Kasus DBD di Balikpapan Meningkat dalam 3 Bulan Terakhir, Terbanyak Balikpapan Utara

"Dulu walaupun dia datang di hari pertama tapi biasanya disuruh balik lagi, itu zaman sebelum ada rapid," ujarnya.

Sebelum ada rapid, biasanya pasien yang datang pada hari kedua dan datang pada hari keempat biasanya akan lambat mendapatkan penanganan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved