Berita Nasional Terkini

Ternyata Warga Solo Tolak Program Makan Siang Gratis, Gibran Sebut Tak Boleh Beri Stigma Stunting

Ternyata warga Solo tolak program Makan Siang Gratis, Gibran Rakabuming sebut tak boleh beri stigma stunting

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Ternyata warga Solo tolak program makan siang gratis, Gibran Rakabuming sebut tak boleh beri stigma stunting 

TRIBUNKALTIM.CO - Program Makan Siang Gratis di Solo mendapat penolakan dari warga.

Pasalnya, warga enggan anak mereka dicap stunting.

Hal ini pun menuai reaksi dari Walikota Solo Gibran Rakabuming.

Terlebih, Gibran yang kini menjadi Wapres Terpilih bersama Prabowo Subianto menjadikan makan gratis sebagai program andalan.

Gibran Rakabuming Raka meminta warga Solo tidak menolak program makan gratis.

Baca juga: Terjawab Alasan 3 Tokoh Tolak Jabatan Jadi Menteri Prabowo, Tak Sanggup Temani Presiden Setiap Saat

Baca juga: Terjawab Sudah Sikap Jokowi Saat Tahu Tak Diundang PDIP, Singgung Lama Akrab dengan Puan Maharani

Program makan gratis ini akan segera diperluas menggunakan dana hibah Uni Emirat Arab (UEA).

Permintaan ini menyusul kabar adanya penolakan dari orang tua yang tidak terima anaknya dicap stunting.

“Ya intinya bapak ibu, orang tua, kita kan pengen yang namanya kasus stunting, gizi kurang ini bisa terselesaikan.

Bukannya kita memvonis ini stunting,” jelasnya saat ditemui di Loske Cafe, Senin (20/5/2024).

Mengkategorikan anak berisiko stunting didasarkan pada sejumlah data hasil pemantauan selama jangka waktu tertentu.

Kondisi ini bukan merupakan aib melainkan hal yang perlu segera ditangani.

“Kita kan ada metodenya, anaknya kita timbang, tinggi badan kita ukur dan lain-lain,” terangnya.

Ia meminta warga bisa kooperatif dalam penanganan stunting sehingga Kota Solo mengnolkan angka stunting.

“Intinya kita pengen menyelesaikan itu semua. Ya mohon kerja samanya supaya bener-bener solo ini bisa zero stunting,” tuturnya.

Menurutnya, penanganan stunting tidak hanya sekadar pemenuhan gizi.

Baca juga: Survei Elektabilitas Terbaru Pilkada Cimahi 2024, Pengusaha, Sekda dan Mantan Walikota Bersaing

Baca juga: PKS Tak Bisa Bayangkan Anies vs Sudirman Said di Pilkada Jakarta, Mardani Jawab Siapa yang Mengalah

Lingkungan yang bersih dan sehat juga berpengaruh pada angka stunting.

“Dan yang kita intervensi bukan cuma gizinya saja ya. Tapi juga lingkungannya. Misalnya rumah-rumah kumuh, drainasenya jelek, sanitasinya jelek, suplai air bersih dan lain-lain,” jelasnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Solo, Purwanti mengakui memang ada yang menemui fenomena orang tua tidak terima anaknya dicap stunting.

"Kalau berdasarkan pengalaman kemarin ada yang orang tuanya ya itu (marah-marah).

Memang sebetulnya kita tidak boleh menjustis memberikan stigma anak-anak dengan kondisi stunting,” ungkapnya.

Prabowo Persiapkan Makan Siang Gratis

Prabowo Subianto masih fokus rumuskan Program Makan Siang Gratis.

Hal itu diungkapkan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

Baca juga: Tak Cuma Jakarta, Pengusaha di Jabar/Jateng Juga Bakal Kena Dampak Ibu Kota Pindah ke IKN di Kaltim

Baca juga: Wanti-wanti Try Sutrisno soal Isu Tambah Jumlah Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Jangan Ceroboh

Ia menegaskan belum ada pembicaraan sama sekali terkait kabinet di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke depan.

Dasco mengatakan, Prabowo saat ini masih fokus merumuskan soal program makan siang dan susu gratis yang jadi janji kampanyenya.

Dengan demikian, kata dia, berapa jumlah kementerian dan siapa-siapa saja yang akan menjadi menteri, sama sekali belum dibahas.

"Ya saya enggak tahu, karena belum pernah ada pembicaraan soal kabinet.

Pak Prabowo lagi konsentrasi pada saat ini merumuskan, mengkaji soal Makan Siang Gratis, dan beberapa program unggulan pada saat kampanye," ujar Dasco saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (14/5/2024).

"Justru untuk pembicaraan mengenai bagaimana mengisi kabinet, siapa saja yang di kabinet, berapa jumlah di kabinet, itu belum pernah dibicarakan," sambungnya.

Dasco menjelaskan, terkait Makan Siang Gratis, saat ini masih disusun pola dan pemanfaatan anggarannya.

Menurutnya, program Makan Siang Gratis masih dikaji, sehingga perlu dilakukan berbagai simulasi.

Baca juga: Porfil dan Rekam Jejak 4 Nama Kandidat Menteri Keuangan di Kabinet Prabowo-Gibran

Baca juga: 61 Daftar Nama Calon Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, 3 Sosok yang Pilih Tolak Jabatan

"Jadi kalau tadi ngomong distribusi itu termasuk bagaimana pola makan siang yang akan diterapkan nanti.

Dan ini masih belum final, masih dikaji, dan masih dalam simulasi-simulasi, pun juga sedang diadakan studi banding ke beberapa negara yang sudah sukses menjalankan program makan siang," imbuh Dasco.

Sebelumnya, presiden terpilih Prabowo Subianto diusulkan membentuk kabinet pemerintahan baru yang berisikan 40 kementerian yang dipimpin oleh 40 menteri.

Usulan tersebut datang dari Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara Hukum Administrasi Negara, seperti dikutip dari siaran Kompas TV, Senin (6/5/2024).

Asosiasi tersebut mengusulkan penambahan kementerian baru untuk memenuhi keseluruhan urusan pemerintah.

Karena itu, pengaturan jumlah kementerian perlu ditinjau ulang.

Asosiasi ini mengusulkan perlu dibentuk Kementerian Pangan Nasional, Kementerian Perpajakan dan Penerimaan Negara, Kementerian Pengelolaan Perbatasan dan Pulau Terluar, serta Kementerian Kebudayaan.

Baca juga: Refly Harun Ungkap Dampak Buruk Bagi Gibran Bila Isu Jokowi Titip 4 Nama di Kabinet Prabowo Benar

Baca juga: Yusril Ihza Mahendra Mundur Jadi Ketua Umum PBB, Pengamat Nilai Sinyal Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Terkait hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menilai penambahan jumlah menteri merupakan hal wajar.

Pasalnya, Indonesia merupakan negara besar yang butuh pemerintahan besar dan banyak kementerian sehingga bisa menguntungkan warganya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gibran Respons Fenomena Orang Tua di Solo Tak Terima Anaknya Dicap Stunting, Tolak Makan Gratis

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved