Berita Kutim Terkini
Wabup Kutim Kasmidi Bulang Siapkan Anggaran di APBD Perubahan 2024 untuk Pembuatan Eco Enzyme
Pembuatan Eco Enzyme tidaklah sulit, mulai dari peralatan hingga bahan yang diperlukan mudah diperoleh di sekitar
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Pembuatan Eco Enzyme tidaklah sulit, mulai dari peralatan hingga bahan yang diperlukan mudah diperoleh di sekitar.
Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif, Efendi Rustam Lubis mengatakan bahwa pembuatan eco enzyme tidak memerlukan mesin khusus.
Karena hanya memerlukan tempat atau media fermentasi berupa drum plastik atau ember.
"Bahannya cukup kulit buah dan air dikumpul di ember dengan takaran tertentu dicampur cairan gula aren atau gula merah sedikit dengan takaran juga, nah itu ditutup rapat dibiarkan 3 bulan pas kita buka sudah jadi (eco enzyme)," jelasnya, Kamis (11/7/2024).
Sementara ini, pembuatan eco enzyme ia tergetkan untuk keperluan lingkungan dan rumah tangga seperti desinfektan untuk mengepel dan mencuci piring.
"Bahkan beberapa tempat sudah dilakukan disemprot ke udara untuk membunuh kuman," imbuhnya.
Baca juga: 70 Liter Eco Enzyme Disebar di Pasar Induk Sangatta Utara Kutai Timur
Baca juga: Mengenal Sosok Reni Puspita, Pelopor Gerakan Eco Enzyme dari Sampah di Sangatta Kutim
Mendengar hal itu, Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang bersemangat untuk mendukung kegiatan produksi eco enzyme agar diprodukai lebih banyak di Kutai Timur.
Sebab, eco enzyme sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, dapat menggantika cairan penghilang bau sehingga lebih ekonomis.
"Butuhnya cuma drum dan gula merah, atau begini saja nanti di anggaran perubahan (APBD-P 2024) saya support pengadaan drumnya lewat Pasar Induk, jadi tinggal asosiasi dan relawan kerjasama," ucapnya sepontan.
Ia mengaku saat ini tengah membahas APBD perubahan 2024 sehingga ia memiliki alternatif lain untuk membantu produksi eco enzyme dengan memberikan dana hibah melalui Gerakan Ekonomi Kreatif (Ekraf).
"Kita support agar lebih banyak relawan (eco enzyme), apalagi ini tidak terlalu susah tinggal ditaruh dan dibiarin 3 bulan jadi," imbuhnya.
Ia berharap eco enzyme bisa diproduksi lebih banyak lagi, sehingga tersosialisasi dengan merata dan bisa dijual melalui platform digital.
Kata Kasmidi, ada sekolah menengah di Majai, Sangatta Utara, yang telah memiliki platform jualan digital, sehingga produk eco enzyme bisa dititip disana.
Baca juga: Pupuk Kaltim Gelar Pelatihan Daur Ulang Pembuatan Eco Enzyme dan Maggot di Bontang
"Misalnya harga pasarannya Rp 30 ribu, kita bisa jual di bawahnya Rp 25 ribu, nah dicoba dulu, pesan saya nanti kalau sudah besar dan menghasilkan cuan nah dijaga terus silaturahminya," pungkasnya. (*)
Aksi Inisiatif Warga Kutim Hasilkan Kompos dan Lapangan Kerja via Bank Sampah |
![]() |
---|
Usai Reses Bersama DPRD Kutim, Yuliana Langsung Bentuk Poktan Wanita |
![]() |
---|
Anggota DPRD Kutim Pandi Widiarto Dorong Petani Lokal Manfaatkan Program Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Unik, Reses Anggota DPRD Kutim Pandi Widiarto Disertai Panen Sayur dan Bagi-bagi Pupuk Kompos |
![]() |
---|
Warga Dusun Sidrap Senang Terima 200 Paket Sembako di HUT Polwan Polres Kutai Timur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.