Horizzon
Perlawanan Diam Edelweizz
Dia bukan anak pejabat atau anak dari orangtua yang memiliki kedekatan dengan tokoh politik atau anggota dewan.
Penulis: Ibnu Taufik Jr | Editor: Syaiful Syafar
Oleh: Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim
"Biarlah prestasi dia cukup untuk kebanggaan diri dan keluarganya, bukan berarti tidak mampu bersaing, mungkin saja dia hanya salah tempat."
KALIMAT tersebut keluar dari mulut Dedi Achmad, warga Balikpapan yang tak lain adalah orangtua dari Edelweizz Auradiva Achmad.
Kalimat sederhana namun terasa dalem ini disampaikan Dedi Ahmad kepada Tribun Kaltim dalam sebuah kesempatan setelah Dedi maupun Edelweizz, putrinya memilih diam.
Publik Balikpapan barangkali tak mengenal Edelweizz. Dia bukan anak pejabat atau anak dari orangtua yang memiliki kedekatan dengan tokoh politik atau anggota dewan.
Dia remaja putri kebanyakan yang tengah mencari peruntungan memeroleh sekolah yang diidamkan dalam PPDB SMA/SMK beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kado Kecil HUT ke-78 Korps Bhayangkara
Tak muluk-muluk, Edelweizz tak berharap bisa diterima di sekolah favorit, ia hanya ingin bisa melanjutkan sekolah yang tak jauh dari rumahnya di Balikpapan.
Boleh jadi, nilai kelulusan yang menjadi prasyarat dia mendaftar di SMA kurang. Sementara sertifikat prestasi di bidang olahraga yang dilampirkan untuk mengangkat kekurangan nilai tersebut juga tak cukup membantu.
Aturan formal yang kemudian dijadikan alasan sekolah atau Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim untuk menjawab kisah Edelweizz ini menjadi normatif belaka.
Batasan-batasan formal dijadikan narasi pembenar, sehingga kisah Edelweizz ini dianggap sebagai cerita biasa belaka.
Baca juga: Membaca Arah Pemikiran Rocky Gerung
Semua pihak seolah dibuat tak berdaya dengan situasi ini. Dinas terkait dan juga sekolah seakan bersikap sok suci dengan menafikan sejumlah diskresi yang sering diberikan kepada anak-anak seusia Edelweizz yang kebetulan lebih beruntung. Sudah jadi rahasia umum, anak-anak pejabat plus anggota dewan sering diberikan perlakuan khusus untuk urusan daftar sekolah ini.
Hanya mereka yang memiliki kedekatan dengan sekolah dan pejabat yang memiliki privilege menggunakan jalur ini dan itu bukan Edelweizz.
Baca juga: Satu Menit Empat Puluh Tujuh Detik
Sekali lagi, Edelweizz adalah remaja kebanyakan. Tak banyak kenal dengan lulusan SMP asal Balikpapan ini.
Namun Edelweizz memiliki alasan sehingga nilainya tak cukup untuk bisa setara dengan lulusan SMP lainnya. Ketika anak-anak lainnya bisa fokus belajar jelang ujian, tidak dengan Edelweizz. Ia harus disibukkan dengan sejumlah kegiatan yang langsung maupun tidak juga berkait dengan nama Kalimantan Timur.
Edelweizzz Auradiva Achmad, adalah atlet sepak bola putri berbakat yang telah membela Timnas Indonesia U-17. Status itu juga yang menjadi alasan Edelweizz tak bisa ketika jelang ujian.
Berstatus sebagai atlet sepakbola putri, sejak usianya belum menginjak 15 tahun, ia juga sudah sibuk mengikuti sejumlah pemusatan latihan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.