Horizzon

Perlawanan Diam Edelweizz

Dia bukan anak pejabat atau anak dari orangtua yang memiliki kedekatan dengan tokoh politik atau anggota dewan.

|
Penulis: Ibnu Taufik Jr | Editor: Syaiful Syafar
DOK TRIBUNKALTIM.CO
Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim. 

Sebut saja, Edelweizz sudah harus ikut pemusatan latihan saat mewakili Tim U-15 Kalimantan Timur di ajang Piala ASWBI di Jakarta selama sebulan. Edelweizz juga dipanggil mengikuti training centre atau TC Pra PON Kaltim selama dua bulan menuju Kalteng dan lanjut TC Pelatda jangka panjang tujuh bulan menuju PON Aceh-Medan.

Mau lebih lengkap? Putri dari Dedi Achmad ini juga dipanggil dalam seleksi dan TC Timnas U-17 Piala Asia hampir dua bulan di Jakarta dan Bali.

Baca juga: Sekuel Golf Car Rp271 T

Untuk diketahui, Edelweizz adalah pemain muda berbakat yang sudah beberapa kali bersaing di level nasional dan itu mengharumkan nama Kalimantan Timur. Ia bahkkan berstatus sebagai pemain termuda dengan usia 14 tahun di tim PON Kaltim senior.

Namun sekali lagi, kisah dan atribusi yang membanggakan dan melekat pada Edelweizz ini tak cukup menjadi garansi untuk Edelweizz bisa memeroleh sekolah sebagaimana yang ia harapkan.

Tak ada diskresi, tak ada kebijakan khusus yang diambil pejabat untuk memberi ruang kepada atlet muda berprestasi semacam Edelweizz.

Tak ada pejabat yang berpikir keras untuk menyelamatkan masa depan seorang Edelweizz di jalur pendidikan formal.

Mungkin jika Edelweizz adalah anak pejabat atau anak anggota dewan, semua jadi sibuk untuk mencari celah atau jalan atau lebih tepatnya alasan agar ia bisa melanjutkan di sekolah yang diinginkan.

Baca juga: Benarkah Kaltim jadi Tuan Rumah IKN?

Edelweizz hanyalah atlet berprestasi yang prestasinya justru tak diapresiasi di lingkungannya sendiri.

Namun inilah hebatnya Edelweizz, kenyataan bahwa dirinya tak diterima di sekolah yang diinginkan tak membuat putri Balikpapan ini menangis. Begitu pun orangtuanya yang tak pernah marah apalagi menghujat dengan nasib yang mereka terima.

Mereka memilih diam dan menjalankan apa yang diyakini.

Edelweizz bahkan sudah lupa dengan itu semua dan bahkan ia sudah kembali ke Jawa untuk bergabung dengan timnya untuk mengukir prestasi bagi Kalimantan Timur dan Indonesia.

Mereka memilih melawan dengan diam dan membiarkan situasi ini sebagai kisah epic yang bercerita atas kegagalan Pemerintah Provinsi Kaltim membina dan memberikan ruang afirmasi untuk anak-anak berprestasi.

"Biarlah prestasi dia cukup untuk kebanggaan diri dan keluarganya, bukan berarti tidak mampu bersaing, mungkin saja 'dia hanya salah tempat'," kata ayah Edelweizz.

Baca juga: 3 Kebohongan Paling Epic

Beruntung, sebuah sekolah di Samarinda akhirnya memberikan ruang bagi Edelweizz untuk meniti masa depannya melalui jalur pendidikan formal.

Sekolah di Samarinda ini bahkan menerima Edelweizz dengan status beasiswa penuh.

Kita hanya bisa berharap, kisah Edelweizz ini bisa menjadi pemantik agar pejabat kita sadar bahwa untuk melahirkan Edelweizz-Edelweizz yang lain, maka  Kalimantan Timur harus mampu memberi garansi agar masa depan mereka juga diberi ruang khusus, baik di jalur pendidikan formal atau ruang khusus lainnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Kaltim Bisa Menggugat!

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved