Berita Mahulu Terkini
Jelang HUT Ke-79 RI, Kemerdekaan Mahakam Ulu Terganjal Masih Buruknya Infrastruktur
Jelang HUT Ke-79 RI, kemerdekaan Mahakam Ulu terganjal masih buruknya infrastruktur.
Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Sisa menghitung hari, bangsa Indonesia akan merayakan hari jadinya ke-79.
Peringatan hari jadi itu menandakan sudah 79 tahun lamanya Indonesia merdeka.
Namun sayang, arti merdeka belum sepenuhnya dirasakan semua daerah di Indonesia.
Hal ini lantaran masih banyak wilayah pelosok yang belum menikmati buah dari kemerdekaan.
Baca juga: Kisah Pilu Warga Mahulu Kaltim Belum Merdeka Listrik, Andalkan Genset yang Nyala Cuma 6 Jam Sehari
Seperti yang dialami warga Mahakam Ulu (Mahulu), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Mahulu sebagai salah satu bagian dari Ibu Kota Nusantara (IKN) belum bisa merasakan nikmatnya listrik 24 jam.
Kabupaten paling bungsu di Kaltim ini hanya ikut memandang dengan harapan mendapat belas kasihan.
Sebagai informasi, sejak Kaltim dicetuskan sebagai lokasi pemindahan ibu kota negara, Mahulu adalah satu-satunya kabupaten yang belum pernah dikunjungi Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo.
Sedangkan sejak berdiri pada sepuluh tahun lalu, Kabupaten Mahulu masih belum merasakan nikmatnya peradaban.
Sarana dan prasarana fasilitas umum masih sangat terbatas.
Memiliki daerah perairan yang cukup luas, namun Mahulu belum sepenuhnya merasakan nikmatnya air bersih.
Di era modernisasi ini, Mahulu masih belum dapat merasakan nikmatnya teknologi karena hingga saat ini jaringan belum bisa menjangkau seluruh daerah di Mahulu.
Baca juga: Masyarakat Mahulu Masih Terkendala Akses Internet, Ini Tanggapan Diskominfo Markus Wan
Peliknya Masyarakat Long Apari Bertaruh Nyawa Lewati Riam
Masyarakat di Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai harus menempuh cara tak biasa untuk menuju ke daerah kota.
Setiap kali ingin melakukan perjalanan ke ibu kota kabupaten atau ibu kota provinsi, mereka harus melewati medan terjal berupa riam-riam.
Kisah mereka menghadirkan cerita pelik, tak banyak diantara mereka yang harus meredam nyawa di perjalanan karena karam.
Untuk pergi ke kota masyarakat dari dua kecamatan perbatasan Indonesia-Malaysia ini harus menggunakan speedboat untuk menyeberangi Sungai Mahakam.
Tak hanya melewati riam, mereka juga harus siap untuk merogoh kantong dalam-dalam setiap kali melakukan perjalanan.
Bagaimana tidak, untuk sampai ke ibu kota kabupaten di kecamatan Long Bagun, mereka harus membayar ongkos sebesar Rp 600 - 800 ribu.
Tidak hanya itu, kendala lainnya datang jika air sungai di lokasi ini sedang surut.
Jika air surut maka tidak ada speedboat yang bisa untuk melintas di daerah ini, karena riam akan semakin berbahaya.
Baca juga: Sulitnya Mahulu Menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar, Internet Jadi Kendala Kabupaten 3T di Kaltim
Mereka terpaksa melakukan itu karena akses jalan darat di daerah kecamatan ini masih tidak layak untuk dilewati.
Satu-satunya alternatif paling aman bagi masyarakat adalah melewati jalur sungai yang hanya mengandalkan speedboat.
Personel Polres Long Apari adalah salah satu yang ikut merasakan dampak dari riam ini.
Melewati riam yang terjal menjadi satu-satunya pilihan bagi personel Polsek Long Apari.
Hal itu mengingat Polsek Long Apari berada di kecamatan paling ujung Kabupaten Mahulu.
Jalur sungai dengan riam terjal menjadi satu-satunya akses menuju Kecamatan Long Apari.
Tak ayal, hal itu menjadi cerita tersendiri bagi personel Polsek Long Apari, termasuk Kapolsek Long Apari, Ipda Juan Higang.
Selama menjabat satu tahun tujuh bulan, Ipda Juan Higang mengatakan, jarak yang cukup jauh dari ibu kota kabupaten menjadi tantangan tersendiri.
Terlebih saat melewati riam-riam setiap harinya.
"Jaraknya cukup jauh dari ibu kota kabupatennya dan harus melalui riam-riam yang cukup mengerikan itu. Melewati riam di perjalanan," katanya, Kamis (1/8/2024).
Ia mengaku pasrah karena tidak ada jalan lain yang bisa dilalui untuk menuju tempat dinasnya
"Sungai kita menggunakan alat transportasi speed dan longboat. Itu tantangan yang paling berat kalau menurut saya," ujarnya.
Terlebih jika sewaktu-waktu Polres Mahulu melakukan agenda yang mewajibkannya untuk turun ke Polres Mahulu di Long Bagun.
Lukas Gawing yang berprofesi sebagai sopir speedboat dari Long Bagun hingga Kecamatan paling hulu di Long Apari juga ikut merasakan ketakutan yang sama.
Meski telah terlatih untuk menaklukkan medan riam, namun tak bisa Ia pungkiri bahwa ketakutan juga sering dirasakannya.
Baca juga: Pemkab Mahulu Akan Beri Beasiswa bagi Siswa SMP untuk Lanjutan ke SMA Unggulan di Kaltim
Saat ditemui di sela kesibukannya mencari penumpang ke hulu Mahakam, ia berkisah profesi ini membuatnya harus terlatih untuk melewati riam yang kadang-kadang dapat mengancam keselamatannya.
Terlebih jika harus melewati enam riam ketika banjir melanda kabupaten Mahulu, khususnya di Riam Udang dan Riam Panjang.
"Dari Long Bagun menuju Kecamatan Lopa menyebut dari enam riam yang kerap ia lalui itu, Riam Udang dan Riam Panjang selalu membuatnya was-was karena saat Sungai Mahakam sedang banjir," katanya pada TribunKaltim.co.
Ia menyebut, aliran air di dua tempat tersebut sangat deras dan pusaran airnya begitu besar.
Kedua riam ini meski sama-sama deras namun memiliki perbedaan, riam panjang akan sangat deras jika airnya sedang surut.
"Pusarannya besar-besar, kalau riam panjang tidak begitu deras arusnya kalau banjir," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Mahulu Kaltim Mendukung Keberadaan Pondok Pesantren
Bahkan, ia berkisah jika air sedang surut, kadang para motoris harus berjaga-jaga melewati riam panjang.
Berbeda dengan riam udang yang akan mengamuk jika air sedang pasang.
"Kalau Riam Udang justru tenang kalau lagi surut, riam Udang kerap menelan nyawa saat banjir. Sehingga saat Sungai Mahkam sedang banjir, saya dan motoris lain tidak berani memutuskan untuk melakukan perjalanan ke hulu," tuturnya.
Saat banjir tiba biasanya ombak akan mengalir dengan sangat deras.
Bahkan, Ia mengaku sewaktu banjir para motoris akan memilih untuk jalan kaki karena tidak berani melewati riam itu.
"Mau tidak mau batal mudiknya, seperti hari ini kami batal mudik bawa penumpang karena informasi dari teman di ulu ada banjir," imbuhnya.
Kecamatan Long Apari adalah kecamatan paling hulu di kabupaten Mahulu.
Untuk sampai di daerah ini harus melewati enam riam terjal yaitu Riam Bang Bok, Riam Keneheq, Riam Beliuq, Riam Banpalang, Riam Hidah dan Riam Huluq.
Baca juga: Masalah Jarak, Atlet Mahulu Kaltim tak bisa Ikut Kejuaraan di Samarinda
Warga Mahulu Masih Terisolasi

Warga Kabupaten Mahulu masih belum memiliki jawaban kapan akan bisa bernapas lega.
Pasalnya, daerah itu sampai saat ini masih menjadi wilayah terisolasi.
Bahkan minimnya perhatian pemerintah pusat untuk daerah ini membuat kabupaten Mahulu seakan diperlakukan seperti anak tiri.
Saat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sedang gencar untuk dibangun sebagai IKN, Mahulu justru masih berkutat dengan jalan penuh lumpur, akses jalan menuju ke daerah ini belum kunjung dibuka.
Jalan penghubung antar kabupaten Kutai Barat dan Mahulu tak kunjung baik dan masih berlapis tanah merah.
Hal ini mengakibatkan masyarakat Mahulu harus menempuh perjalanan panjang menggunakan kapal atau alat transportasi sungai lainnya setiap kali hendak keluar kota.
Faktor ini juga tak dapat dipungkiri mempengaruhi tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat, akibatnya masyarakat tidak bisa menjual hasil tanahnya dan harga kebutuhan pokok di daerah ini relatif mahal.
Kabupaten Mahakam Ulu adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia, dengan ibu kotanya terletak di Ujoh Bilang.
Baca juga: Pelatih Cabor di Mahulu Kaltim Harap Ada Peta Jalan Desain Olahraga Daerah
Kabupaten Mahakam Ulu merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB).
Setelah pemekaran, kabupaten ini memiliki luas wilayah sebesar 15.315 km persegi.
Mahulu terdiri dari 5 kecamatan dan 50 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 28.833 jiwa.
Akibat infrastruktur jalan yang masih tertutup sampai sekarang, kondisi jalanan berbatu, berlumpur dan berkubang.
Hanya kendaraan roda dua yang telah dimodifikasi bisa melintasi jalur tersebut.
Untuk menuju Samarinda sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) misalnya, penduduk harus mengeluarkan biaya hingga Rp 450 ribu menyewa kapal dengan waktu tempuh perjalanan satu hari.
Ditambah biaya dari Samarinda ke Kabupaten Mahulu, biayanya akan lebih tinggi dan lebih lama.
Untuk sampai di tujuan dengan cepat, maka masyarakat harus menyewa speedboat dengan biaya Rp 450 ribu.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk satu kali perjalanan adalah Rp 1 juta.
Jika mengambil perjalan normal dari Samarinda ke Mahulu, masyarakat harus rela naik kapal selama tiga hari.
Baca juga: 2 Usulan Asisten 1 Pemkab Mahulu saat Kegiatan Sosialisasi Beasiswa Indonesia Emas Daerah Kaltim
Meski begitu, jalur sungai masih menjadi pilihan masyarakat karena selain kondisi jalan yang rusak melalui jalur darat, harga yang dikeluarkan pun jauh lebih mahal yaitu sebesar Rp 1 juta untuk sekali perjalanan.
Biaya sebesar itu sangat memberatkan penduduk yang umumnya bekerja sebagai petani.
Salah satu pengguna jalan yang ikut merasakan keresahan saat melewati jalan ini adalah Wakil Bupati Mahulu, Yohanes Avun.
Ia menceritakan pengalamannya saat melakukan perjalanan dari Long Hubung ke Ujoh Bilang dengan melewati akses jalan itu.
Ia berkisah saat mobil yang dikendarainya bersama rombongan melewati jalan itu, mobil 4 Wheel Drive yang dibawahnya berkali-kali harus ditarik akibat tenggelam dalam lumpur.
Wabup Mahulu, Yohanes Avun mengatakan perjalanannya kali ini cukup menyenangkan dan menyusahkan.
Pasalnya, ia mengaku keadaan ini terus menerus terjadi setiap kali hujan turun melanda Mahulu.
"Kalau hujan begini terus kita kan, ini mobil 4X4 semua ini tapi tetap saja susah," katanya, Kamis (1/8/2024).
Kondisi jalan yang tidak layak untuk dilewati terpaksa membuat mobil wabup Mahulu amblas.
Tak heran jalan penghubung Kubar - Mahulu ini memang hanya dilapisi tanah merah.
"Makanya saya punya tadi amblas, mungkin karena itu jalan tanah. Dulu ada pintu disini tapi mungkin habis dikupas oleh yang memelihara jalan," tuturnya dengan sedikit kesal.
Baca juga: Pelatihan Kepemimpinan Pemuda Perbatasan, Pemkab Mahulu Tekankan Pentingnya Manajemen Organisasi
Ia juga mengucapkan rasa kecewanya karena ulah oknum tak bertanggungjawab yang merusak jalan.
Terlebih bagi oknum pemelihara jalan yang tidak melakukan tugasnya dengan baik
Pasalnya, setelah alat berat memasuki area jalan rusak ini, kondisi jalan di perbatasan tambah hancur.
"Bukannya menjaga tapi merusak, makanya ini diharapkan dipercepat perbaikannya," harapnya.
Ia sangat berharap bagi pihak yang bertanggung jawab untuk mengerjakan proyek ini agar bisa segera memperbaiki satu-satunya akses darat menuju Mahulu ini.
Status proyek jalan ini dikerjakan oleh APBN cukup menjadi kendala, karena membuat kabupaten sulit untuk mengambil langkah lebih.
"APBN yang mengerjakannya, makanya kita tidak boleh sembarang masuk sini ada mereka disitu yang membackup," ujarnya.
Baca juga: Klarifikasi Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh Terkait Fotonya Bersama Pasangan Mayang-Stanis
Warga Mahulu Masih Menjerit karena Jaringan
Sebagai daerah perbatasan Indonesia - Malaysia, kabupaten Mahulu adalah daerah yang berada di hamparan Sungai Mahakam.
Memiliki luas wilayah sebesar 15.315 km persegi yang terdiri dari 5 kecamatan dan 50 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 28.833 jiwa.
Mahulu yang juga merupakan daerah tertinggal, terdepan dan terluar atau 3T di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hingga saat ini terus berupaya untuk memenuhi akses layanan komunikasinya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Mahulu, Markus Wan mengatakan untuk kebutuhan internet menggunakan Microwave link atau Palapa Ring Tengah.
"Mahulu termasuk dalam 17 kabupaten dan kota di Kaltim yang dilintasi Microwave Link tersebut yang mana ada jaringan kabel serat optik sepanjang 2.995 kilometer terdiri dari kabel serat optik darat, laut dan microwave," katanya, Kamis (1/8/2024).
Penggunaan Palapa Ring Tengah di wilayah Mahulu digunakan karena microwave link merupakan sistem komunikasi yang menggunakan gelombang mikro (microwave) pada rentang frekuensi tertentu untuk mengirimkan sebuah data ke lokasi lainnya (point to point) dengan jarak hingga puluhan kilometer.
"Pemanfaatan sistem microwave link untuk Proyek Palapa Ring di wilayah Kabupaten Mahakam Ulu tentu dipengaruhi banyak hal, salah satunya faktor topografi alam dan ketersediaan infrastruktur dasar," ujarnya.
Baca juga: Brigpol Jajang Kurnia Buat Taman Baca di Mahakam Ulu, Digemari Warga hingga Mengajar tanpa Dibayar
Dengan mendukung jaringan microwave link di Mahulu tentu dibangun satu link (backbone) darat sepanjang 186 km dengan kapasitas 100G, 6 Hop Microwave, dan 7 menara telekomunikasi (Microwave TE) dengan kapasitas 7 channel frekuensi dengan kapasitas 1G.
"Oleh karena itu, pada tahun 2023 lalu terdapat 15 kampung yang masyarakatnya sudah dapat menikmati layanan fiber optik program palapa ring. Sisanya masyarakat di 35 Kampung harus menggunakan antenna V-Sat untuk mendapatkan jaringan data internet," sebutnya.
Sampai saat ini, pembangunan tower BTS yang sudah dibangun di Mahulu terdapat 33 unit bakti Kominfo, 10 unit Pemkab Mahulu dan enam unit dari Telkomsel.
Akibat jaringan yang tak kunjung baik, berbagai bidang pun ikut merasakan dampak yang signifikan, salah satunya adalah di bidang pendidikan.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Long Bagun, Juk Hajang mengungkapkan, implementasi Kurikulum Merdeka di Mahulu masih terkendala dengan sarana penunjang, terutama yang berkaitan dengan teknologi informasi.
Kurikulum Merdeka Belajar memang mempunyai konsentrasi pengembangan pembelajaran yang fleksibel, namun ketergantungannya terhadap akses internet menjadi lebih kuat.
Ia mengatakan sekolah di Mahulu khususnya SMA Negeri 1 Long Bagun masih cukup terkendala dalam menerapkan media pembelajaran menggunakan online.
Hal itu disebabkan karena jaringan di kabupaten paling hulu Kaltim ini masih sering mengalami masalah.
"Ketika teman-teman memulai satu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media online itu sangat terkendala. Karena kita menggunakan suatu jaringan yang kadang-kadang dia menghilang," katanya.
Baca juga: Alasan Samsat Polres Mahulu Belum Beroperasi Maksimal di Mahakam Ulu Kaltim
Meski di kabupaten Mahulu sudah tersedia jaringan untuk akses internet hanya Ia menyebut jaringan tersebut masih belum terlalu lancar untuk digunakan.
"Ada tapi kadang tidak konek dengan jaringan. Walaupun begitu kita ada bantuan seperti Wi-Fi Bakti," tuturnya pada TribunKaltim.co.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemkab Mahulu untuk memenuhi kebutuhan internet tersebut namun sampai saat ini belum bisa terpenuhi.
Ia menyebut, sampai saat ini akses internet masih menjadi masalah besar pendidikan di Mahulu.
"Apalagi saat kita menggunakan media online itu, ya kita tidak ada kendala jika kita menggunakan media offline, tapi ketika pas mau menggunakan media yang harus mengandalkan dunia maya dia terkendala di sana," ujarnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.